Friday, July 4, 2008

Dosa dari Lidah - Berkata yang tidak perlu.



Oleh Imam Al Ghazali.

Ketahuilah bahwa bahaya lisan (lidah) itu besar sekali, dan manusia tidak akan selamat dari bahya ini, melainkan dengan bertutur kata yang baik saja.

Nabi s.a.w. telah bersabda:

Tidak akan lurus keimanan seorang hamba, sehingga lurus pula hatinya, dan tidak akan lurus hatinya, sehingga lurus pula lidahnya. Dan seorang hamba tidak akan memasuki syurga, selagi tetangganya belum aman dari kejahatannya.”

Berkata Mu’az bin Jabal kepada Rasulullah s.a.w.: Apakah kita akan dihisab juga atas apa yang kita katakan, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Wahai Mu’az! Tidakkah engkau ketahui bahwa manusia itu akan ditelengkupkan menerusi hidung-hidung mereka disebabkan hasil tuaian lidah-lidah mereka.

Ibu Mas’ud (Abdullah bin Mas’ud) r.a. pernah berkata: Wahai lidah! Sebutkanlah yang baik-baik, niscaya engkau akan dapat faedah. Dan berdiamlah dari berkata buruk, niscaya engkau terselamat sebelum engkau menyesal.

Sabda Rasulullah s.a.w.:

“Barangsiapa yang memelihara lidahnya, Allah akan menutup kecelaannya. Barangsiapa yang menahan kemarahannya, Allah akan melindunginya dari siksaNya. Dan barangsiapa yang menyatakan keuzurannya kepada Allah, Allah akan menerima uzurnya”.

Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, maka berkatalah yang baik ataupun berdiam saja”

Sabdanya lagi:

“Jagalah lidahmu kecuali bila berkata yang baik. Dengan berlaku demikian engkau akan mengalahkan syaitan.”



Bencana Lidah pertama: Berkata yang tidak perlu

Ketahuilah bahwa modal seseorang hamba itu ialah waktunya. Selagi ia menghabiskan waktunya pada perkara-perkara yang tidak mendatangkan faedah atau menguntungkan pahala di akhirat, maka orang itu telah mensia-siakan modalnya.

Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. telah bersabda:

“Antara kebagusan Islam seseorang, ialah meninggalkan apa yang tiada sangkut-paut dengan dirinya.”

Sebabnya berlaku yang demikian ialah keinginan seseorang untuk mengambil tahu terhadap sesuatu yang tidak perlu ia tahu, ataupun menghabiskan masa dengan menceritakan hal-ehwal yang tidak ada faedah baginya. Ubat dan penawar bagi penyakit ini, ialah bahwa seseorang itu hendaklah mengetahui setiap nafas yang dihembuskannya itu ialah modalnya, manakala lidahnya adalah jaringan, yang mana dengannya ia akan memburu segala kebaikan yang berbagai-bagai. Oleh itu hendaklah ia faham benar, bahwa mencuaikan lidah itu atau mensia-siakannya, merupakan suatu kerugian yang amat besar.

No comments: