Friday, December 14, 2007

Saolan Hamba dan Jawapan Tuhan - poem Mohammad Iqbal

(Bahasa Asal adalah Urdu dan terjemaah dalam Bahasa Melayu oleh hoteljulietmy@yahoo.com di bawah)

“SHIKWA”

Why must I forever lose, forever forgo profit that is my due,
Sunk in the gloom of evenings past, no plans for the morrow pursue.
Why must I all attentive be to the nightingale’s lament,
Friend, am I as dumb as a flower? Must I remain silent?
My theme makes me bold, makes my tongue more eloquent.
Dust be in my mouth against Allah I make complain.



Before our time, a strange sight was the world You had made:
Some worshipped stone idols; others bowed to trees and prayed.
Accustomed to believing what they saw, the people’s vision wasn’t free,
How then could anyone believe in a God he couldn’t see?
Do you know of anyone one, Lord, who then took Your Name? I ask.
It was the muscle in Muslim’s arm that did Your task.
Once in the fray, firm we stood our ground, never did we yield,
The most lion- hearted of our foes reeled back and fled the field.
Those who rose against You, against them we turn our ire,
What cared we for their sabers? We fought against canon fire.
On every human heart the image of Your Oneness we drew,
Beneath the dagger’s point, we proclaimed your message true.
In the midst of raging battle if the time came to pray,
Hejazi’s turn toMecca, kissed the earth and ceased from fray.
Sultan and slave in single file stood side by side,
Then no servant was nor master, nothing did them divide.
Between serf and lord, needy and rich, difference there was none.
When they appeared in your court, they came as equals and one.
Did we abandon You or Your Arab messenger forsake?
Did we trade in making idols? Did we not idols break ?
Did we forsake love because of the anguish with which it’s fraught?
Give up the tradition of Salaman, forgot what Owais Qarani taught?
The flame of Allah’s greatness still in our hearts we nourish.
The life of Bilal the Ethiop remains the model that we cherish.
Strangers revel in the garden, besides a stream they are sitting;
Wine goblets in their hands, hearing the cuckoo singing.
Far from the garden, far from its notes of revelry,
Your lovers sit by themselves awaiting the moment to praise You.
Rekindle in Your moths passion to burn themselves on the flame;
Bid the old lightning strike, brand our breasts with Your name.
In giving up our lives there is no gladness, nor is there joy in living:
The only pleasure is in writing verses and in our own heart’s blood drinking.
My mind’s mirror is studded with many gems sparkling bright;
In my breast are locked visions aching to burst into light.
But there are none in the garden with eyes to attest;
Not one bleeding tulip bearing a scar within its breast.



JAWAB E SHIKWA




Even to the angels the voice came as a complete surprise;
Nor was the mystery unveiled to other dwellers of the skies.
They wondered: Could celestial heights have become the aim of man’s striving?
Could this pinch of dust have learned the art of flying?
These earth dwellers, how little of manners do they know!
How cheeky and insolent are these habitants of regions down below!
He even rails against Allah, he has become so proud;
Is he the same Adam before whom the angels bowed?
He knows about things, their quantity and quality;
Yes, these he knows, but nothing of the secret of humility.
Their power of speech men always proudly flaunt,
But of the way of speaking they are quite ignorant.
If there were one deserving, We’d raise him to regal splendor,
To those who seek, We would unveil a new world of wonder.’
You have no strength in your hands; in your hearts God has no place;
On the name of my messenger, you people have brought disgrace.
Destroyers of false gods are gone; only the idol maker thrives;
There were days when every Muslim loved the only Allah he knew;
Once upon a time He was your only Beloved; the same Beloved you now call untrue.
Who blotted out the smears of falsehood from the pages of history?
Who freed mankind from the chains of slavery?
The floors of my Kaaba with whose foreheads swept?
Who were they who clasped my Koran to their breasts?
Your forefathers indeed they were; tell us who are you, we pray?
With idle hands you sit awaiting the dawn of a better day.’
‘You are bent on self destruction; for honor and self respect they were known.
Brotherly feelings are alien to you; for brothers lives they gave their own.
All you do is talk and talk; they were men of action, deeds and power;
With reason as your shield and the sword of love in your hand, Servant of God!
The leadership of the world is at your command.
The cry, “ Allah-o-Akbar”, destroys all except God; it is a fire.
If you are true Muslims, your destiny is to grasp what you aspire.
If you break not faith with Mohammed, we shall always be there with you;
What is this miserable world? To write the world’s history, pen and tablet we offer you.


Mohammad Iqbal

Terjemahan hoteljuletmy@yahoo.com

SHIKWA
(Pengaduan, rintihan dan soalan manusia kepada Tuhan)

Mengapa,

Mengapakah harus aku kecundang berputih mata atas pusaka sendiri,
Tenggelam dalam mentari remang tanpa rencana hidup.
Mengapa pula harus aku hirau kicau sendu si burung senja.

Sahabat,
Apakah aku ini tergolong dungu seperti kuntum?
Mestikah aku bungkam seribu bahasa?
Lonjak dhomir ini memaksa aku bingkas,
Makanya lidah ku tiba-tiba terasa petah,
Kendatipun debu penuh berat mulutku,
Namun padamu Allah ku ajukan jua aduku.

Dulu,
Zaman bahari antah berantah jahiliyyah itu,
Panorama kecamuk dunia cipta Mu,

Mereka,
Sipenyembah penyembah berhala itu,
Buatan tangan dari kayu dan batu,
Tegal biasa melihat apa yang nyata cuma.
Padangan terkabut seperti buta.
Lalu harus bagaimana mau percaya pada Tuhan yang tiada rupa.

Aku bertanya:
Adakah Kau tidak tahu wahai Tuhan,
Bahwa tiada siapa yang menyapa namaMu?

Kendatipun demikian,
Di waktu itu...
Kamilah yang menegakkan yang condong
Kamilah yang menyokong yang rebah
kamilah yang membangunkan yang hilang

Hatta si musuhMu,

Sekalipun hatinya singa,
Lintang pukang jua bercawat ekor akhirnya.
Siapa saja yang durjana kami tentang lumat hingga.
Apakah yang kami hairankan kilatan pedang mereka?
Sedangkan peluru api meriam lela kami hadangi dengan dada cuma.

Lalu kami tancapkan di sanubari setiap bani insan,
Kami pahatkan di dada mereka,
Sehingga nyatalah yang Engkau ada.
Di bawah silau senjata tanjam itu pula,
kami proklamasikan risalah Kau itu.

Sedang genderang perang masih azmat,
Tiba pula waktu solat Mu menyeraya sapa,
Tiba-tiba pula kami hadapkan wajah-wajah kami,
Ke Hijaz,
Ke Makkah.
Kami cium kucup bumi turab Mu,
Sehingga kami lupa sirna.
Imma Sultanlah ia,
Wa imma 'abdi pun jua,
Tetaplah kami di dalam saf siaga.

Di kala itu,
Tiada lagi bedanya tuan maupun hamba,
Tiada jurang baka kaya maupun kelana,
Seperti nanti kami mengahadap mahsyar Engkau,
Sama tunduk sama tara.

Wahai!
Adakah kami telah tinggalkan Engkau?
Atau adakah Pesuruh ArabMu itu lalai alpa?
Adakah kami telah gadaikan nizam jual beliMu itu?
Sehingga kami berhalakan niaga itu?
Bukankah kami benar-benar wira pemusnah idola berhala berhala itu?
Ataukah Kau dapati kami tinggalkan rasa cinta semi,
Kerana serik atas dugaan ibtila' tribulasi dari Mu?
Apakah kami telah buang jauh tradisi tinggalan Salman?
Apakah kami telah lupakan pesan titipan Owais Qarni?

Demi!
Bahang api keagunganMu itu masih marak menyala,
Dalam hati darah dan nadi.
Tapak tinggalan Bilal al Habsyi tetap kami selusuri.
Terngiang di cuping kami,
Terbayang di mata kami,
Sang bidadari taman firdausi,
Menjuntai kaki tepian kali syurgawi,
Piala di tangan,
Bersimfoni iringan kicau unggas kayangan.

Jauh di sini,
Pencinta pencintaMu sedang pegun menunggu,
Tasbih taqdis tahmid menderu,
Siap siaga terjun ke dalam api.
Tentangi sambar kilat halilintar itu,
Mendada yang termohor atasnya namaMU.

Namun,
Kurbani jiwa ini bukanlah tanpa duka,
Pun duniawi ini tiada pula indahnya.
Rasa ceria itu hanyalah bila menukilkan bait bait ini,
Yang persis menghiris darah sendiri.
Dalam cermin benak ini,
Gemerlapan pantulan cahaya nilam ma'nikam.
Di dada ini pula,
Tersimpan visi yang meronta,
Ingin menerjah merempuh cahaya.

Namun,

Tiada pula di taman bustani itu,
Mataku dapat menerpa,
Sekalipun hanya sekuntum kembang mala,
Buat ku tegur sapa...


JAWAB E SHIKWA
(Jawaban Tuhan kepada siperintih)


Hairan sang Malaikat mendengar rayu kalian!
Tiada satu pun isi jagat raya yang tertanya mengapa.
Terkesima seperti hijab tak terbuka.

Alangkah ajaibnya! sinis mereka.
Apakah si manusia itu bercita menggapai sehingga ke akhir cakrawala?
Apakah si butir pasir seni itu sudah tumbuh sayap mau terbang menembus angkasa?

Cis!
Si makhluk bumi ini!
Alangkah muflisnya budi pekerti.
Tanpa malu tiada silu dunia yang pana.
Malah serakah bongkak terhadap Allah.
Adakah mereka itu sangka,
Bahwa mereka adalah Adam,
Yang dulunya kita sujudi?
Adakah mereka masih menyangka tahu nama-nama semua?
'Al Asmaa a kullaha'?

Na'am!
Sayang! Tahu semua tapi gersang kontang,
Dari keinsanan dan kehambaan.
Angkuhnya isi kata-kata mu itu,
Tapi sepi sekali tanpa susila.
Berlunjur dahulu sebelum duduk.

Andaikan manusia itu bernilai permata,
Pastinya kami sujudi pendua kali.
Kami singkapkan hijab itu sehingga kasyaf.
Sayang seribu kali,
Dalam tangan mu tiada lagi daya itu,
Lantaran Tuhan tiada lagi bertapa di hati hati mu.

Demi,
Atas nama si PesuruhKu itu,
Kamu kamu dan kamu,
Tiada yang membawa kecuali noda cemar mengaibkan.
Dakwa dakwi mu sebagai pemusnah berhala itu,
Hanyalah retorik cuma.
Penghancur tuhan-tuhan palsu itu hanyalah satira.
Kamu kamu dan kamu,
Sebenar sipenyubur benih penyambah baja berhala itu,
Sehingga Tuhan Allah itu,
Tiada lagi kau beri nyawa.

Benar!

Ada memang nostalgia waktunya si Muslim itu,
Mengenal menyembah hanya Tuhan Allah satu.
Ada memang kenangan silam detiknya,
Cintanya setiap Muslim itu Allah hanya.
Sedetik itu pula kamu jua lah yang menyanggahNya,
Sehingga kamu membuat tuhan-tuhan palsu itu sakral.

Siapakah yang telah membebaskan mu dari perbudakan?
Siapakah yang memerdekakan mereka?
Sehingga dahi-dahi mereka telah menyapu bersih lantai Ka'abahKu?
Siapakah mereka yang telah menanamkan al Quran itu jauh ke dalam dada mereka?

Ya!
Moyang mu! Leluhurmu!

Tapi,
Siapakah pula kamu ini?
Kamu solat,
Kamu ibadat,
Padahal tanganmu terkunci.
Kamu mengharap hari-hari untung mendatang cepat,
Padahal mereka itu hidup hanya mengharap kemuliaan dan hurmah.
Tapi kamu?
Kamu lah yang memusnahkan hari-hari mu.
Yang dinamakan ukhuuwah itu terlalu asing buat mu.
Sedangkan ukhuuwah mereka itu,
Memberi nyawa pada yang lain.

Yang pasti kau tau,
Adalah bercakap tanpa henti, berkhutbah, berceramah,
berkertas kerja, berseminar dan berarak di hari maulid.
Menambah apa yang tak kurang,
Mengurang apa yang genap.
Kamulah yang menunggangbalikkan nama Islam,
Berlindung di sebalik nama,
Musang berbulu ayam,
Syaitan berpakaian alim.
Sedang mereka pula berjuang atas darah,
Berjihad menumpas muluk muluk cemar,
Menegak kuasa benar membenam bathil.
Kalau sebenar minda mu jadi perisai,
Kalau sebenar cinta mu jadi pedang,
Pasti pula kaulah juara di dunia.
Pekikan takbir Allahu Akbar benar-benar membakar,
Pastinya terpadam pendam tuhan tuhan palsu itu.
Kalau benar kau muslim sejati,
Mengapa tidak kau genggam takdir mu kemas rapat'
Kalau benar iman itu pada Muhammad Ku,
Pastinya pula Kami di situ bersebelahmu.
Alangkah hina dirinya dunia!

Kalamkanlah!
Rakamkanlah!
Penakanlah sejarah baru duniamu...


[Read more...]

Kejinya Merokok, Hukum Syarak dan Muliakan Diri


Buroknya Tabiat Merokok.

Dalam realiti masyarakat kita, yang amat menyedihkan bahawa tabiat inilah yang paling tersebar luas dibandingkan dengan tabiat-tabiat yang lain. Sesiapa sahaja boleh melihat tabiat yang buruk ini merebak dalam berbagai-bagai lapisan masyarakat kaum lelaki dan perempuan, sama ada tua atau muda, tidak akan terlepas daripada tabiat ini melainkan mereka yang mempunyai azam yang kuat yang dapat mengatasi hawa nafsunya, berfikiran waras. Walau bagaimanapun tidak ramai orang yang dapat mengatasi sikap ini.



1. Tabiat tersebut memberikan kesan yang bahaya.

1.1 Bahaya Kepada Kesihatan dan Jiwa.

Ternyata dalam kenyataan para doktor bahawa merokok mengakibatkan penyakit T.B, barah paru-paru, melemahkan ingatan, mengurangkan selera makan, menyebabkan muka dan gigi kuning, menganggu saluran pernafasan dan merangsangkan perasaan, menyebabkan keupayaan diri bertambah lemah dan malas. Diperturunkan kenyataan doktor-doktor pakar mengenai bahaya merokok dan kesannya terhadap kesihatan:

Sebuah Majalah dari Jerman telah menyebut seramai sepuluh orang pakar dari Amerika telah mengadakan pertemuan di pusat penyelidikan di Maryland Amerika. Mereka membuat penyelidikan mengenai kesan rokok terhadap kesihatan seseorang.

Kesimpulan mereka bahaya-bahaya rokok adalah seperti berikut:

1.1.1. Peratus kematian perokok laki-laki bertambah kepada 68 peratus di kalangan perokok.

1.1.2. Peratus kematian perokok-perokok kerana beberapa penyakit jika dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.

-10.8 ganda - Barah paru-paru.
- 6.1 ganda -Bengkak pangkal lidah, saluran pernafasan. Luka bengkak saluran pernafasan. - 5.4 ganda - Barah tengkuk. -
4.1 ganda - Barah mulut.
- 4.3 ganda - Barah salurah darah.
- 2.6 ganda. - Penyakit-penyakit dalam perut
- 1.7 ganda - Saluran darah ke jantung tersekat.

1.1.3 Kemungkinan ditimpa penyakit tersekat saluran darah ke jantung yang sering membawa maut bertambah dengan kadar 70 peratus dari kalangan perokok.

1.1.4 Kesan kepada tengkuk dan saluran pernafasan 500 peratus. Barah otak adalah sejenis barah yang lebih banyak merebak dan kadar penghidapnya adalah dijangka 1000 peratus.

Pertubuhan menentang penyakit T.B. di Syria telah mengeluar suatu kenyataan dalam satu penerbitan mereka seperti berikut:

"Setelah bertahun-tahun dijalankan penyelidikan ilmiah mengenai rokok dan kesannya maka hasil penyelidikan adalah seperti berikut: Apabila seseorang itu merokok bermakna ia telah menelan asap dan asap terkumpul dalam badannya. Begitu juga akan tersimpan lebihan tembakau yang terbakar yang akan bertukar menjadi cecair yang berkumpul di saluran pernafasan. Cecair itu adalah tar sejenis bahan kimia yang boleh mengakibatkan barah. Unsur-unsur yang lain pula akan menyebabkan luka. Ketika itu paru-paru menjadi tempat yang amat baik untuk memusnah kuman penentang penyakit T.B. dan kuman penentang yang lainnya."

1.2 Perokok paling senang terdedah kepada penyakit T.B. dan barah dibanding dengan mereka yang tidak merokok, Di samping itu merokok juga menyebabkan kerosakan yang parah terhadap paru-paru, seperti memberi kesan kepada saluran pernafasan dan bengkak paru-paru menyebabkan asma dan penyakit T.B.

1.3 Merokok menyebabkan penyakit jantung. Nikotin mempercepatkan debaran jantung dan merosakkan darah. Akibatnya ramai perokok membelanjakan wang yang banyak untuk menyelamatkan hidupnya.

1.4 Merosakkan harta benda

Mereka yang mempunyai pendapatan yang terhad membelanjakan wang membeli rokok setiap hari sebanyak 1/4 atau lebih daripada pendapatannya. Di samping itu mereka mensia-siakan harta, merosakkan keutuhan rumahtangga dan boleh meleraikan ikatan keluarga, kerana orang yang menagih rokok akan mengurangkan belanja makan minumnya sendiri juga sara nafkah kepada keluarganya dengan tujuan membeli rokok. Orang itu juga mungkin melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk seperti rasuah, mencuri untuk menjamin mendapatkan rokok. Tidak ada yang lebih merosakkan kesihatan, akhlak dan masyarakat melainkan keburukan yang didapati daripada merokok. Tapi sayangnya ramai kalangan manusia yang enggan memahaminya,

2. Hukum syarak berhubung dengan menghisap rokok.

2.1 . Kalangan Fuqaha dan Mujtahidin bersepakat bahawa apa sahaja yang membawa kepada kemudaratan dan kerosakan maka menjauhkannya adalah wajib, dan mengerjakannya adalah haram.

Firman Allah:

"Jangan kamu campakkan diri kamu daiam kerosakan (kebinasaan)." (al-Baqarah: 195)

Dan Firman Allah;

"Jangan kamu membunuh diri kamu, kerana Allah sangat mengasihanimu."

Kalau sudah jelas bahawa merokok membahayakan diri, seperti yang telah diterangkan, maka menjauhkannya adalah wajib dan menghisapnya adalah haram.

2.2 Orang yang mempunyai fikiran waras dan perasaan yang sejahtera menerima hakikat bahawa merokok tergolong dalam tabiat buruk kerana ia membahayakan diri. la menyebabkan mulut berbau, sedangkan Allah menghalalkan kepada manusia barang yang baik dan mengharamkan yang buruk untuk memelihara diri, akhlak dan pemikiran. Supaya dapat tampil dalam masyarakat dengan sikap yang baik dan disukai ramai.

Firman Allah:

"Jangan kamu rela mengambil yang buruk denagn meninggalkan yang baik." (al-Nisa1; 2)

Dan firman-Nya lagi:

"Dihalalkan padamu barang yang baik-baik dan diharamkan yang buru." (al-A'raf: 157}

Dan firman-Nya lagi:

"Katakan olehmu adakah sama yang buruk dengan yang baik walaupun keburukan yang banyak itu mengkagumkan kamu." (al-Maidah: 100)

2.3 Merokok melemahkan fikiran dan membantut pertumbuhan tubuh badan. Inilah yang dirasai oleh orang yang mula menghisapnya dan akhiraya akan menjadi kebiasaan bila selalu dihisap.

Rasulullah s.a.w. telah menegah daripada melakukan sebarang perkara yang menyebabkan pertumbuhan badan terbantut sama seperti ia menegah daripada melakukan perbuatan yang memabukkan dan melekakan. Ini kerana hadith yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunnahnya dengan sanad yang sahih dari Ummu Salamah r.a. ia telah berkata;

Rasulullah s.a.w. menegah daripada perkara yang memabukkan dan melekakan,

Nas tersebut serta kandungannya yang dapat difahami bahawa merokok adalah haram dan hukum menjauhkannya adalah wajib, Ini kerana ia terlalu merbahaya dan keburukannya pula nyata. Di samping itu merokok menyebabkan seseorang mensia-siakan harta yang bahayanya pula memberi kesan terhadap diri perseorangan, keluarga dan masyarakat. Nabi s.a.w. memang telah menegah dari mensia-siakan harta sepertimana yang didapati dalam Sahih al-Bukhari.

Para fuqaha pada zaman lampau telah mengharuskan atau menghukum makruh, mungkin boleh dikatakan ada pengecualian di sini kerana ilmu perubatan ketika itu belum benar-benar dapat menyingkap bahaya merokok dengan alasan bahawa formula asal sesuatu benda atau perkara itu adalah harus. Tetapi setelah ilmu perubatan mengetahui kesan buruknya terhadap diri dan jiwa maka para pakar telah menjelaskan bahayanya terhadap diri perseorangan dan masyarakat. Oleh itu, tidak boleh diragukan lagi tentang haramnya, haramnya adalah jelas dan dosa membiasakannya juga nyata. (Wallahu a'lam).

3. Cara Mengatasinya.

3.1 Melancarkan perang melalui media massa seluas-luasnya. Dimuatkan dalam akhhar dan majalah-majalah melalui radio dan televisyen meliputi seluruh negara, mengingatkan tentang bahaya rokok. Sentiasa disebarkan kepada rakyat jelata khususnya muda-mudinya mengenai besar bahayanya.

3.2 Juga dengan meminta kerjasama dari pakar-pakar dalam sesuatu bidang, ahli fikir dan penulis-penulis.

3.3 Menegah sama sekali merokok di tempat-tempat awam. Langkah langkah ini merupakan langkah permulaan untuk menegah tabiat merokok.

3.4 Orang dewasa yang suka merokok, hendaklah sentiasa ingat dan takut; kepada Allah dari melakukan perkara-perkara haram, dan merokok adalah antaranya.

3.5 Mereka juga hendaklah mempunyai keazaman kuat untuk mengatasi hawa nafsu, mempunyai fikiran dan kebijaksanaan yang mendorong mereka mengikut jalan yang sebenar bukan sebaliknya. Tidak diragukan lagi bahawa manusia yang dihiasi dengan iman, kemahuan dan akal yang teguh akan bersifat dengan sifat yang menggalakkan, akan dapat mengecap hidup bahagia dan tenang.

3.6 Tanggungjawab ibu bapa untuk memerhati gerak-geri anak-anak dan cuba memperbaiki penyelewengan mereka supaya balik ke pangkal jalan. Tidak diragukan juga bahawa anak-anak kalau biasa merokok sejak kecil, bila besar keadaan akan bertambah buruk dan bertambah rosak kerana merokok punca keburukan.

[Read more...]

Monday, December 10, 2007

Khulafa Al-Rasyiddin - Semua mereka Ahli Syurga.

(Masjid Al Haram di Mekah -photo dari udara)




ABU BAKAR ASSIDIQ.

Abu Bakar as-Siddiq ialah khalifah pertama orang Muslim dari tahun 632-634. Beliau pada awalnya digelar Abdul Kaabah (hamba Kaabah) tetapi selepas pengislamannya, beliau menukar namanya kepada Abdullah. Namun beliau selalu digelar Abu Bakar (daripada perkataan Arab Bakar yang bermaksud unta muda) kerana beliau amat gemar membiak unta. Beliau amat terkenal dengan gelaran As-Siddiq (yang membenarkan). Nama sebenar beliau ialah Abdullah ibni Abi Quhaafah.



Kehidupan Awal


Saidina Abu Bakar As-Siddiq merupakan sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling rapat sekali. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622, hanya beliau seorang yang mengikuti Rasulullah s.a.w. tanpa ditemani oleh orang lain. Rasulullah S.A.W mengahwini anak perempuan beliau iaitu Saidatina Aishah tidak lama selepas penghijrahan ke Madinah berlaku. Pernah menjadi kaya, dia juga dikenangi kerana jasanya membebaskan beberapa hamba yang beragama Islam daripada tuan mereka yang kafir termasuklah Bilal Bin Rabah. Belia juga merupakan salah seorang Muslim yang pertama sekali memeluk Islam.

Menjadi Khalifah Pertama

Semasa Rasulullah s.a.w. sedang sakit tenat, baginda mengarahkan supaya Saidina Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil daripada perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik menjadi khalifah pertama umat Islam.


Ucapan pertama saidina Abu Bakar sebagai Khalifah Rasulallah s.a.w. :

"…..Saudara-saudara sekalian, saya dipilih untuk memimpin kamu semua, dan saya bukanlah orang yang terbaik diantara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik bantulah saya, kalau saya salah, maka luruskanlah. Kebenaran adalah suatu amanah, dan dusta adalah pengkhianatan.

Orang yang lemah diantara kamu adalah kuat dipandangan saya, sesudah haknya saya berikan kepadanya, Insya Allah. Orang yang kuat diantara kamu adalah lemah dipandangan saya , sehingga saya terpaksa menarik kembali hak daripadanya, Insya Allah !

Janganlah ada seseorang dari anda sekalian yang mau meninggalkan jihad. Apabila sesuatu kaum telah meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kaum itu.

Apabila kejahatan sudah meluas pada sesuatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka.

Ikutlah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan RasulNya maka tidak wajib anda sekalian mentaati saya.

Marilah kita solat, semoga Allah memberi Rahmat kepada kita semua."

Saidina Abubakar Assiddiq telah banyak jasanya terhadap Islam dan Ummatnya. Antaranya beliau telah ikut bersama Nabi s.a.w. berhijrah ke Madinah, dan beliau telah berjaya menyelamatkan Negara Islam dari kehancuran desebabkan ramai yang telah berpaling tadah dan memberontak, setelah mereka mengetahui Nabi Mohammad s.a.w. telah wafat.


Saidina Abubakar juga telah berjasa besar dalam mengumpulkan ayat-ayat al-Quran, yang pada mulanya ditulis dipelepah kurma, tulang-tulang, kulit-kulit, dan ramai pula yang menghafalnya. Pengumpulan kitab suci al-Quran disusun demikian rupa sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dizaman hayat Nabi s.a.w.

Perang Riddah

Masalah mula timbul apabila Saidina Abu Bakar dilantik menjadi khalifah. Masalah ini mengugat kestabilan dan keamanan kerajaan Islam. Banyak puak-puak Arab memberontak dan menentang khalifah. Sesetengah daripada mereka enggan membayar zakat manakala ada pula yang kembali kepada menyembah berhala dan mengikut tradisi lama mereka. Puak-puak ini mendakwa bahawa mereka hanya menurut perintah Rasulullah s.a.w. dan memandangkan Rasulullah s.a.w. telah wafat maka mereka tidak perlu lagi mengikut ajaran Islam dan mereka telah bebas.

Saidina Abu Bakar menegaskan bahawa mereka bukan sahaja menyatakan taat sembah kepada seorang pemimpin malah mereka kini tergolong dalam golongan Muslim. Ada diantara mereka mendakwa bahawa mereka ialah nabi dan rasul. Bagi menumpaskan penghinaan dan perbuatan murtad ini maka Saidina Abu Bakar melancarkan perang terhadap golongan yang digelar golongan Riddah. Hal ini merupakan permulaan Perang Riddah. Antara orang yang mengaku menjadi nabi ialah Musailimah tetapi Khalid Al-Walid berjaya menumpaskan dan membunuh Musailimah dalam suatu pertempuran.


Saidina Abubakar Assiddiq telah menghantar tentara Islam memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang enggan membayar zakat, dan memerangi nabi-nabi palsu.
Beliau juga telah berjaya mengajak ummat manusia ke jalah Allah dan terhadap mereka yang enggan diberikan pilihan, jika tak mahu masuk Islam mereka masih juga dilindungi dengan membayar sedikit cukai perlindungan (jizyah), jika masih enggan juga maka mereka seperti ini terpaksalah ditindak (diperangi).


Meskipun demikian sebelumnya Saidina Abu Bakar terlebih dahulu menasihati tentara Islam mengikut jejak amal perbuatan yang dilakukan oleh Nabi s.a.w. antara lain beliau berpesan :

"Wahai tentara semuanya, perhatikanlah ! Jangan menipu atau membohongi orang lain. Jangan menganiaya atau menyiksa orang. Jangan membunuh orang-orang tua, anak-anak atau orang perempuan.

Jangan membakar pohon kurma. Jangan menebang pohon buah-buahan yang lain. Jangan menyembelih kambing atau sapi atau unta kecuali untuk makanan yang dimestikan.
Satu ketika kamu akan sampai ke tempat-tempat orang yang telah meninggalkan keduniaan, mereka masuk kedalam biara-biara untuk mengasingkan diri dari masyarakat ramai, jangan kamu sampai
mengganggu mereka. Biarkanlah mereka beribadah mengikut kepercayaan mereka."

Hal ini sesuai dengan firman Allah yang bermaksud : "Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampau batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas." (Quran, 2: 190)

Ekspedisi ke Utara

Selepas berjaya mengurangkan golongan riddah, Syaidina Abu Bakar mula menghantar panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Empayar Parsi. Khalid Al-Walid berjaya menawan Iraq dalam hanya satu kempen ketenteraan. Beliau juga menempuh kejayaan dalam beberapa ekspedisi ke Syria.

Pengumpulan Al Quran

Menurut ahli sejarah Islam, selepas Perang Riddah ramai orang yang mahir menghafaz Al Quran terbunuh. Saidina Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Saidina Abu Bakar untuk mula menjalankan aktviti pengumpulan semula ayat-ayat Al Quran. Saidina Uthman Affan kemudiannya melengkapkan aktiviti pengumpulan Al Quran semasa beliau menjadi khalifah.

Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq

Saidina Abu Bakar wafat pada 23 Ogos 634, dalam usia 63 tahun di Madinah iaitu dua tahun selepas menjadi khalifah ,dipercayaai mengidap demam panas selama 15 hari. Sebelum kewafatannya, Saidina Abu Bakar mengesa masyarakat menerima Saidina Umar Al-Khatab sebagai khalifah yang baru.

Saidina Abu Bakar dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah.

Sumbangan Saidina Abu Bakar

Khalifah Abubakar bin Abi Quhafah dengan gelaran Abubakar Assiddiq, telah memerintah selama 2 tahun 3 bulan, dengan pemerintah pusatnya di Madinah. Saidina Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau banyak menyumbang terhadap perkembangan Islam. Beliau berjaya menumpaskan golongan Riddah yang ada diantaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi. Beliau juga mula mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau juga berjaya meluaskan pengaruh Islam.


UMAR AL- KHARRAB.

Saidina Umar ibni al-Khattab kadang-kadang dipanggil juga sebagai Umar Farooq. Umar ialah daripada Bani Adi iaitu salah satu golongan puak Quraish. Dia menjadi khalifah kedua Islam (633-644) dan merupakan salah satu khalifah di dalam Khulafa al-Rasyidun.

Kehidupan awal

Saidina Umar dilahirkan di Makkah. Beliau dikatakan terdiri daripada golongan kelas pertengahan. Beliau juga berilmu iaitu merupakan perkara yang amat jarang pada masa tersebut dan juga merupakan seorang pejuang dan wira yang gagah dan terkenal kerana kegagahannya.

Memeluk Islam

Semasa Nabi Muhammad s.a.w. mula menyebarkan Islam secara terang-terangan, Saidina Umar mempertahankan ajaran tradisi masyarakat Quraish. Saidina Umar ialah antara orang yang paling kuat menentang Islam pada masa itu.

Menurut ahli sejarah Islam, semasa Saidina Umar dalam perjalanan untuk membunuh Rasulullah s.a.w., beliau bertembung dengan seseorang yang mengatakan bahawa beliau haruslah membunuh adik perempuannya dahulu memandangkan adiknya telah memeluk Islam.

Saidina Umar pergi ke rumah adiknya dan mendapati adiknya sedang membaca Al Quran. Dalam keadaan yang marah dan kecewa beliau memukul adiknya. Apabila melihat adiknya berdarah, beliau meminta maaf dan sebagai balasan beliau akan membaca secebis ayat Al Quran kepada adiknya. Beliau berasa terharu apabila mendengar ayat-ayat Al Quran yang begitu indah sehinggakan beliau memeluk Islam pada hari itu juga.

Selepas peristiwa ini, beliau berjanji akan melindungi Islam sehingga ke titisan darah terkahir.

Saidina Umar di Madinah

Saidina umar merupakan antara individu yang berhijrah ke Yathrib (kemudiannya dikenali sebagai Madinah). Dia merupakan salah seorang daripada Sahabat Kanan Rasulullah s.a.w..
Pada tahun 625, anak perempuan Saidina Umar iaitu Hafsa mengahwini Nabi Muhammad s.a.w.


Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w.

Nabi Muhammad s.a.w. wafat pada tahun 632 masihi. Saidina Umar dikatakan amat sedih dengan kewafatan Rasulullah s.a.w. sehinggakan beliau sanggup membunuh sesiapa sahaja yang mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w. telah wafat. Beliau kemudiannya kembali tenang selepas Saidina Abu Bakar (khalifah pertama umat Islam) berucap "Sesiapa yang menyembah Muhammad ketahuilah bahawa baginda telah wafat, tetapi sesiapa yang menyembah Allah s.w.t., ketahuilah bahawa Allah itu hidup dan tidak akan mati."

Saidina Abu Bakar kemudiannya membaca beberapa keping ayat Al Quran untuk mententeramkan umat Islam.

Saidina Abu Bakar dengan sokongan Saidina Umar menjadi khalifah pertama umat Islam. Semasa pemerintahan singkat Saidina Abu Bakar, Saidina Umar merupakan penasihat Saidina Abu Bakar. Saidina Abu Bakar mencalonkan Saidina Umar sebagai penggantinya sebelum kematiannya pada tahun 634 masihi. Dengan itu Saidina Umar menjadi khalifah kedua umat Islam.

Makam Tertinggi.

Saidina Umar al-Khattab ada berkata ketika perlantikannya sebagai Khalifah menggantikan Abu Bakar as Siddiq radhiallahu anhu, sekira-kira beginilah maksudnya:

“Jika aku betul, ikutlah aku. Jika aku salah, perbetulkanlah aku…”

Sahabat menjawab; “Wahai Umar, jika engkau tidak betul nescaya aku akan betulkan engkau dengan pedang-pedang ku!”

Umar pula menjawab: “Alhamdulillah kerana ada dikalangan umat Muhammad yang hendak membetulkan kesalahan Umar dengan pedang-pedangnya…”

Dari Abdul Rahman bin Abdul Qarai beliau berkata:

Saya keluar bersama Saidina Umar bin Al-Khattab pada suatu malambulan Ramadhan pergi ke masjid (Madinah). Didapati dalam masjid orang-orang sembahayang tarawih bercerai-cerai, ada yang sembahayang bersendirian, ada yang sembahayang dan ada beberapa orang di belakangnya.

Maka Saidina Umar ra. berkata, "Aku berpendapat akan mempersatukan orang-orang ini. Kalau disatukan dengan seorang imam sesungguhnya lebih baik, lebih serupa dengan sembahayang Rusulullah". Maka disatukan orang-orang itu sembahayang di belakang seorang imam bernama Ubai bin Ka'ab. Kemudian pada suatu malam (yang lain) kami datang lagi ke mesjid, lantas kami melihat orang-orang sembahayang berkaum-kaum di belakang seorang imam. Saidina Umar ra. berkata; "Ini adalah bid'ah yang baik". (HR Imam Bukhari, lihat sahih Bukhari jilid 1, ms 242)

Berkata Imam Sarbini Al-Khattab :

"Dan tarawih itu 20 rakaat dengan 10 salam tiap-tiap bulan Ramadan, demikian hadis Baihaqi dengan sanad yang sahih, bahawasanya sahabat-sahabat Nabi mendirikan sembahayang pada masa Umar bin Khattab dalam bulan Ramadan sebanyak 20 rakaat, dan merawikan Imam malik dalam kitab Al-Muwatta sebanyak 23 rakaat tetapi Imam Baihaqi mengatakan bahawa yang tiga rakaat yang akhir ialah sembahayang witir."

Pemerintahan Saidina Umar

Sesungguhnya aku memerintahkan kepada kamu wahai Saad … ! Dan juga mereka yang bersama-sama kamu supaya bertaqwa kepada Allah SWT dalam apa jua keadaan kerana sesungguhnya bertaqwa kepada Allah SWT adalah sebaik-baik persiapan untuk mengalahkan pihak musuh dan juga sekuat-kuat tipu daya dalam peperangan. Aku memerintahkan kepada kamu dan mereka yang bersama kamu supaya lebih menjauhi dari maksiat kerana sesungguhnya dosa-dosa yang dilakukan oleh tentera Islam adalah lebih aku takuti dari musuh-musuh Islam.

Sesungguhnya orang-orang Islam telah mendapat pertolongan dari Allah SWT disebabkan oleh kemaksiatan yang telah dilakukan oleh pihak musuh, jika bukan kerana hal itu, nescaya tidak ada bagi orang-orang Islam akan kekuatan. Jumlah bilangan tentera kita jika mahu dibandingkan dengan pihak musuh adalah terlalu kecil. Begitu jugalah dengan persiapan serta kelengkapan pertahanan kita jika hendak dibandingkan dengan pihak musuh, tidaklah kita sekuat mereka. Maka jika amalan serta tingkah laku kita sama dengan pihak musuh dalam melakukn maksiat, nescaya kelebihan kekuatan dan kemenangan akan menyebelahi pihak musuh.

Jika kita tidak mendapat pertolongan dari Allah SWT ke atas musuh-musuh ini, sudah pasti kita tidak akan dapat menandingi kehebatan mereka. Ketahuilah !!! Bersama kalian ada malaikat yang menjaga keselamatan dan para malaikat initelah mewakili dari pihak kerajaan Allah SWT untuk menjaga kamu supaya kamu berasa selamat. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan maka hendaklah kamu berasa malu terhadap apa yang ingin kamu lakukan dan janganlah kamu berkata " Sesungguhnya pihak musuh lebih hina dari kita, mereka tidak akan dapat menguasai ke atas kita sekalipun kita turut sama melakukan kejahatan".

Ucapan yang sedemikian boleh jadi akan terbalik kepada kita maka akan datang satu kaum yang lebih zalim daripada pihak musuh seperti yang telah berlaku kepada kaum Bani Israel yang mana akhirnya mereka telah dikuasai oleh orang-orang kafir Majusi ( penyembah api ). Sentiasalah kamu memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk menghilangkan penyakit yang ada dalam diri kamu itu sebagaimana kamu memohon pertolongan Allah SWT untuk mengalahkan musuh-musuh kamu. Berdoalah untuk diri kamu dan tidak lupa juga buat diri kami....

Semasa pemerintah Saidina Umar, empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.

Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis iaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian iaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian.

50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.

Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina.

Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.



Wafatnya Saidina Umar

Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Lu'lu'ah. Abu Lu'lu'ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam solat subuh di Masjid al-Nabawi, Madinah.

Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. dan makam Saidina Abu Bakar. Saidina Uthman Affan dilantik menjadi khalifah selepas kematiannya..




                           (Masjid Nabi di Madinah - photo drp Udara)




Uthman bin Affan

Uthman bin Affan (Arab: عثمان بن عفان) merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W. Ketika beliau menjadi khalifah, berlaku pertelingkahan dikalangan umat Islam mengenai cara bacaan Al-Quran. Disebabkan oleh itu Uthman bin Affan telah meminjam suhuf, (kumpulan penulisan Al-Quran daripada Hafsa.) Selepas itu Uthman bin Affan telah memerintahkan empat orang sahabat untuk menyalin semula Al-Quran dalam bentuk yang sempurna yang dikenali sebagai Mushaf Uthman. Salinan Mushaf Uthman tersebut dihantar keseluruh pusat jajahan bagi mengantikan salinan-salinan yang lain.

Biografi

Saidina Uthman dilahirkan di dalam sebuah keluarga Quraish yang kaya di Makkah beberapa tahun selepas kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.. Dia ialah salah seorang daripada orang yang awal memeluk Islam dan amat dikenali kerana sifat dermawannya kepada orang yang susah. Beliau juga berhijrah ke Habshah dan kemudian penghijrahan dari Makkah ke Madinah.

Perkembangan Islam semasa Pemerintahan Saidina Uthman

Saidina Uthman menjadi khalifah selepas Saidina Umar Al-Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Enam tahun pertama pemerintahannya dianggap aman manakala enam tahun terakhir pula dianggap keadaan huru-hara. Beliau juga berjaya menghabiskan usaha pengumpulan Al Quran yang dimulakan oleh Saidina Abu Bakar (khalifah pertama Islam).



Ali bin Abi Talib

Saidina Ali Abi Talib (Arab: علي بن أبي طالب) ialah khalifah keempat Islam daripada Khulafa al-Rasyidin. Beliau juga ialah sepupu dan menantu Nabi Muhammad s.a.w. selepas mengahwini anak perempuan Rasulullah s.a.w. iaitu Fatimah.

Kehidupan Awal

Saidina Ali dilahirkan di Makkah pada tahun 598. Golongan Syiah percaya bahawa Saidina Ali dilahirkan di dalam Kaabah, tempat paling suci bagi orang Islam. Bapa Saidina Ali, Abu Talib ialah ahli puak Quraish dan juga ialah bapa saudara Nabi Muhammad s.a.w.. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. menjadi yatim dan kemudiannya dibela oleh datuknya yang kemudiannya meninggal dunia, Abu Talib menjaga Rasulullah s.a.w. Saidina Ali dan Nabi Muhammad yang merupakan sepupu dibesarkan seperti adik-beradik. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. menerima wahyu daripada Allah s.w.t., Saidina Ali merupakan kanak-kanak pertama memeluk Islam.

Saidina Ali sentiasa menyokong Nabi Muhammad s.a.w. semasa kezaliman terhadap orang Muslim berlaku. Pada tahun 622 masihi, semasa peristiwa hijrah berlaku, Saidina Ali mengambil risiko dengan tidur di katil Rasulullah s.a.w. lantas berjaya mengelakkan satu percubaan membunuh.

Saidina Ali di Madinah

Semasa berlakunya Perang Badar, Saidina Ali menumpaskan seorang jaguh Quraish iaitu Walid ibni Utba di samping askar-askar Makkah yang lain. Selepas itu beliau mengahwini Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah s.a.w.

Sepanjang sepuluh tahun Nabi Muhammad s.a.w. mengetuai penduduk Madinah, Saidina Ali senantiasa menolong dan membantu baginda demi kemajuan umat Islam.

Karamallahuwajha Menjadi khalifah ke-4.

Pada tahun 656 masihi, khalifah ketiga Islam iaitu Saidina Uthman Affan wafat kerana dibunuh ketika beliau sedang membaca Al Quran di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Tetapi selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah.

Pentadbiran Saidina Ali

Saidina Ali memindahkan pusat pentadbiran Islam daripada Madinah ke Kufah, Iraq. Kota Damsyik, Syria pula ditadbir oleh Muawiyah, Gabebor Syria dan saudara Saidina Uthman. Muawiyah telah dilantik sebagai Gabenor pada masa pemerintahan Saidina Umar lagi.

Muawiyah, yang menyimpan cita-cita politik yang besar, berpendapat bahawa siasatan berkenaan dengan pembunuhan Saidina Uthman adalah merupakan keutamaan bagi negara ketika itu dan beliau ingin mengetahui siapakah pembunuh Saidina Uthman dan pembunuh tersebut mestilah dihukum qisas. Bagi Saidina Ali, beliau berpendapat keadaan dalam negara hendaklah diamankan terlebih dahulu dengan seluruh penduduk berbaiah kepadanya sebelum beliau menyiasat kes pembunuhan Saidina Uthman. Muawiyah kemudiannnya menyatakan rasa kesal dengan kelambatan Saidina Ali menyiasat kematian Saidina Uthman, lalu melancarkan serangan ke atas Saidina Ali. Akhirnya terjadilah Perang Siffin di antara Muawiyah dan Saidina Ali. Di dalam peperangan ini antara para sahabat yang terlibat adalah Amru ibn Al Ash, Ammar ibn Yasir, Abdullah ibn Amru Al Ash, Abdullah ibn Abbas.

Ada di antara para sahabat bersikap berkecuali di dalam hal ini. Antaranya adalah Abdullah ibn Umar, Muhammad ibn Maslamah, Saad ibn Abi Waqqas, Usamah ibn Zaid.

[Read more...]

Didikan Jasmani Anak

LANGKAH-LANGKAH DALAM MENDIDIK JASMANI ANAK-ANAK

Antara langkah penting yang diwajibkan oleh Islam ke atas para ibu bapa dan para guru ialah pendidikan jasmani supaya anak-anak membesar dengan menikmati kekuatan fizikal kesejahteraan tubuh badan, sihat serta memiliki kecergasan yang sempurna agar mampu menjadi hamba Allah yang bersyukur.






1. Memberi nafkah

Allah berfirman: Maksudnya: Dan kewajipan memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf,(al- Baqarah: 233)

Dalam hadith yang diriwayatkan oleh muslim, Rasu-lullah s.a.w. ada menegaskan:

Satu dinar yang engkau belanjakan pada jalan Allah, satu dinar yang engkau gunakan untuk memerdekakan hamba, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada fakir miskin, satu dinar yang engkau nafkahkan terhadap keluargamu, yang paling besar pahala ganjarannya ialah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu.

Kalau bapa berhak menerima ganjaran pahala kerana bersusah payah memberi kesenangan kepada isteri dan berkorban mencari nafkah terhadap anak-anak, maka sebaliknya bapa akan menerima keburukan dan dosa sekiranya ia enggan memberi nafkah dan bakhil terhadap isteri dan anak-anaknya sedangkan ia mampu.

Awasilah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah terhadap orang yang mensia-siakan anak-anak dan enggan memberi nafkah terhadap isteri dan anak-anak. Ini disebutkan dalam hadith yang diriwayatkan daripada Abu Daud dan lain-lainnya .

Sudah cukup bagi seseorang menanggung dosa kerana mensia-siakan orang yang sepatutnya diberi nafkah.”

Dalam suatu hadith yang lain Muslim meriwayatkan:

Cukup bagi seseorang itu mendapat dosa kerana menahan dari memberi nafkah kepada tanggungannya.”

Termasuk juga dalam memberi nafkah terhadap anak-anak ialah; Bapa mesti menyediakan makanan yang baik-baik untuk isteri dan anak-anak, tempat tinggal yang sempurna dan pakaian yang sesuai supaya tubuh badan tidak terdedah kepada penyakit.

2. Penjagaan pemakanan.

Antara pertunjuk Rasulullah ialah menjaga badan dari bertambah gemuk kerana makan. Tegahan makan berlebihan daripada apa yang diperlukan.
Imam Ahmad dan Al-Tirmizi serta lain-lain telah meriwayatkan hadith daripada Rasulullah s.a.w. maksudnya.

. “Kalau ia makan maka hendaklah makan satu pertiga untuk makanan, satu pertiga lagi untuk minum dan satu pertiga lagi untuk dirinya.(Udara)”

Antara pertunjuk Rasulullah dalam soal minuman ialah; minum dua atau tiga kali, Rasulullah juga menegah bernafas dalam bekas minuman dan minum sambil berdiri.

Al-Tirmizi telah meriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:

Jangan kamu minum sekaligus seperti binatang ternakan minum, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali membaca bismillah bila mulakan minum dan membaca alhamdulillah sesudah selesai.”

Dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim dari Ahi Qatadah bahawa Nabi s.a.w. menegah bernafas dalam bekas minuman.
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. sabda Rasulullah s.a.w.:

Jangan kamu minum berdiri siapa yang lupa hendaklah dimuntahkan semula.”

3. Penjagaan Tidur

Pertunjuk Rasulullah s.a.w. mengenai cara tidur ialah; tidur di atas lambung (rusuk) kanan, kerana tidur di. atas lambung kiri boleh menyakitkan atau memudaratkan jantung, dan kadang-kadang menghalang pernafasan.

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Barrak bin Azib r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

Ketika hendak tidur hendaklah mengambil wuduk seperti hendak menunaikan sembahyang. Kemudian tidurlah di atas lambung kanan dan ucaplah "Ya Allah, aku serahkan diriku pada-Mu, dan aku hadapkan diriku pada-Mu, segala urusan aku serahkan pada-Mu dan aku sandarkan belakangku demi untuk-Mu dengan rasa kasih dan takut pada-Mu. Tidak ada tempat bergantung dan tempat memohon perlindungan melainkan engkau ya Allah, aku beriman dengan kitab-Mu yang engkau turunkan dan beriman dengan nabi yang Engkau utuskan dan jadikan ini akhir yang diucapkan sebelum tidur.”

4. Penjagaan daripada penyakit.

Al-Bukhari telah meriwayatkan dalam Kitab Sahihnya bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: maksudnya

Larilah (elaklah) kamu dari orang mengidap penyakit kusta seperti kamu lari dari singa,”

Dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim terdapat hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sabda Rasulullah s.a.w.:

Janganlah berulang-alik seseorang pesakit kepada orang yang sihat.”

Oleh itu para ibu-ibu hendaklah memisahkan anak-anak yang menghidapi penyakit berjangkit daripada anak-anak yang lain supaya penyakit tersebut tidak merebak dan wabaknya tidak meluas.

Alangkah agungnya pertunjuk Nabi dalam mendidik fizikal dan menjaga kesihatan tubuh badan.
Mengubati penyakit adalah paling berkesan dalam menghindarkan bencana, dan supaya penyakit itu dapat sembuh.
Imam Muslim dan Ahmad dan selainnya telah meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: maksudnya.

Bagi setiap penyakit itu ada ubatnya. Sekiranya ubat itu sesuai dengan penyakit maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah.”

Dalam Musnad Imam Ahmad, dan dalam kitab al-Nasa'i dan selain kedua-duanya, dari Usamah bin Sharik telah berkata:

Suatu ketika saya bersama-sama Ramlullah s.a.w. dan ketika itu telah datang sekumpulan orang pedalaman Arab menemui Rasulullah lantas berkata: Wahai Rasulullah? Adakah kita boleh mengubat sesuatu penyakit, lantas Rasulullah s.a.w. bersabda: Ya, boleh wahai hamba-hamba Allah, Berubatlah sesungguhnya Allah tidak mencipta sesuatu penyakit melainkan dicipta bersama ubat yang boleh menyembuhnya melainkan satu penyakit. Mereka bertanya: Apakah penyakit itu, sabda Rasulullah: "Penyakit tua".
Imam Ahmad dan al-Tirmizi dan selainnya meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. katanya:

Aku berkata, wahai Rasulullah, ubat-ubatan dan pengandang itu semuanya bolehkah menolak Qada dan Qadar Allah, Jawab Rasulullah: Semua kejadian itu adalah Qada dan Qadar Allah."

Oleh itu seharusnya mengambil contoh teladan dari pertunjuk Nabi dalam usaha mengambil berat terhadap anak-anak apabila ditimpa sesuatu penyakit dan berusaha pula mengubatinya. Ini kerana mengambil kira sebab-sebab dan apa-apa yang menyebabkannya adalah sejajar dengan kehendak fitrah manusia dan juga dari prinsip-prinsip Islam yang tulen.

Maka bembimbinglah mereka supaya sentiasa memakan barangan yang telah dibasuh dengan bersih, mengambil makanan tanpa berhenti-henti boleh menyebabkan kesakitan pada usus perut, begitu juga saluran pernafasan dan sistem penghadaman. Tugas pada pendidik juga untuk mendorong mereka supaya sentiasa makan pada waktu-waktu tertentu.

Makan makanan sebelum membasuh tangan boleh membawa kepada merebaknya penyakit. Doronglah mereka untuk mengikut pertunjuk Islam dengan membasuh tangan sebelum dan selepas makan.

Bernafas dalam bekas air minuman juga memudaratkan tubuh badan. cegahlah mereka daripada tabiat yang merbahaya itu.

Jelaskan nasihat doktor kepada anak-anak agar mengambil berat tentang panduan kesihatan. Jika ini berjaya dilakukan, maka anak-anak akan menikmati kesihatan yang sempurna, sihat dan cergas.

5. Membiasakan melakukan senaman.

Firman Allah S.W.T.:
Bersedialah kamu untuk menghadapi mereka dengan segenap kekuatan yang kamu terdaya,” (al-Anfal: 60)

Juga melaksanakan suruhan Nabi dalam hadith riwayat Muslim:

Seorang Mukmin yang kuat sihat Iebih baik dan lebih disukai oleh Allah dan seorang mukmin yang lemah.”

Justeru itu Islam menyeru supaya mengajar anak-anak berenang, memanah dan menunggang kuda, Saranan ini terdapat dalam hadith-hadith Nabi seperti berikut:

Al-Tabrani meriwayatkan dengan sanad-sanad yang baik dari Rasulullah s.a.w. ia bersabda:

Setiap sesuatu yang bukan zikir kepada Allah adalah perkara yang melekakan, melainkan empat perkara: Berjalan untuk tujuan memanah, menunggang kuda, memadu kasih bersama-sama isteri dan mengajar anak-anak berenang.”

Muslim meriwayatkan dalam Sahihnya bahawa Nabi s.a.w, telah membaca firman Allah: Maksudnya:

Bersiap-sedialah untuk musuhmu dari kekuatan sekadar daya upayamu.”
(al-Anfal:60)

Kemudian baginda bersabda lagi:
Tidakkah kekuatan itu dengan memanah, tidakkah kekuatan itu dengan memanah, tidakkah kekuatan itu dengan memanah.”

Diriwayatkan oleh Bazzar dan al-Tabrani dengan sanad yang sahih juga dari Rasulullah s.a.w. bahawa ia telah bersabda:

Kamu seharusnya belajar memanah kerana itulah sebaik-baik perkara yang menghiburkan kamu.”

Al-Bukhari dalam Sahihnya telah meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. melalui suatu kumpulan memanah yang terdiri daripada sahabat-sahabat. Baginda lantas memberi perangsang dan semangat seraya berkata:

Lontarlah panah, aku bersama kamu semua.”

Dalam Sahih Bukhari dan Muslim terdapat kenyataan bahawa Nabi s.a.w. telah memberi keizinan kepada orang Habsyah bermain anak panah di dalam masjidnya yang mulia dan membenarkan isteri Aisyah r.a. menyaksikan permainan mereka, sedang Rasulullah berkata kepada mereka:

Teruskan bermain wahai Bani Arfidah.”

Pada suatu masa, ketika mereka sedang bermain di sisi Rasulullah s.a.w. dengan anak panah, tiba-tiba Saiyidina Umar al-Khattab masuk lalu tunduk mengambil ketulan batu dan membaling mereka yang sedang memanah itu. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda:
Biarkan mereka wahai Umar.”

Ashab al-Sunan dan Imam Ahmad telah meriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w.:

Tidak ada pertaruhan melainkan pada perlumbaan unta, kuda dan memanah.”

Perkara ini diharuskan kerana ia merupakan pertaruhan yang mempunyai kesan yang besar dalam persediaan teknik perang dan berjihad.



6. Berjimat cermat, memadai dengan apa yang ada dan tidak tenggelam dengan kemewahan hidup:

Ini perlu supaya apabila dewasa nanti, anak-anak akan tahan menanggung kewajipan berjihad dan berdakwah untuk Allah dengan sebaik-baik dan sebijak-bijaknya. Seruan agar berjimat dan memadai dengan apa yang ada dapat melatih hidup anak-anak dalam kesusahan. Seruan ini banyak terdapat dalam hadith: Imam Ahmad daripada Abu Nuim daripada Muaz bin Jabal r.a. (hadith marfuk):

Jauhilah dari bersenang-senang dengan nikmat kerana sesungguhnya hamba Allah bukanlah dari mereka yang suka bersenang-lenang.

Rasulullah s.a.w. telah menunjukkan contoh teladan di mana baginda hidup dalam serba kekurangan dan kesusahan dari segi makan minum, pakaian dan rumahtangga supaya generasi Islam boleh mencontohinya dan mengikut pertunjuk dan sunnahnya. Generasi tersebut diharapkan sentiasa dalam keadaan bersiap sedia untuk menghadapi apa sahaja kemungkinan yang akan berlaku.

Umat Islam yang tenggelam dalam kenikmatan hidup akan terus hidup dalam kelazatan, tidur dengan nikmat dan dibaluti badan dengan sutera yang halus. Digodai oleh kemajuan material yang sentiasa mencabar. Dengan itu akan tiba masa umat Islam runtuh dan menyerah kalah kepada tindak tanduk musuh. Lambat laun akan pudarlah pula dalam jiwa pemuda-pemudi, sifat sabar semangat usaha dan berjihad untuk jalan Allah.
Tidakkah sejarah kejatuhan Andalus masih lagi terbayang dalam ingatan kita.

7. Berusaha, berdikari dan elakkan diri daripada terumbang-ambing tanpa berakhlak baik.

Bimbingan-bimbingan Nabi banyak terdapat dalam hadith, antaranya:
Muslim meriwayatkan dalam Sahihnya daripada Rasulullah s.a.w. bahawa baginda bersabda:

Lakukan dengan penuh minat apa yang memberi faedah kepadamu dan pohon perlindungan dari Allah dan jangan merasa lemah.”

AI-Tabrani dengan isnad yang sahih meriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w. bahawa baginda bersabda:

Tiap suatu yang bukan zikir kepada Allah adalah suatu kelekaan dan melalaikan melainnkan empat perkara. Seorang yang berjalan untuk tujuan memanah, menguruskan kuda, memadu kasih bersama-sama isteri dan mengajar berenang.”

AI-Bukhari dan Muslim meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w, bersabda:

Seorang yang berzina tidak akan berzina sedang kan ia seorang yang beriman. Seorang pencuri tidak akan mencuri sedang ia beriman dan seseorang tidak meminum arak sedang ia beriman.”

Muslim dan lain-lainnya telah meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w.maksudnya:

Dua golongan ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat, suatu golongan yang mempunyai tongkat seperti ekor lembu yang digunakan oleh manusia untuk memukul, suatu golongan lagi wanita-wanita memakai pakaian tetapi seperti bertelanjang, suka memikat dengan Ienggang-lenggok, lemah-gemalai, kepala mereka seperti belakang unta. Mereka tidak masuk syurga malahan tidak mencium baunya sekalipun baunya boleh (didapati dari jarak begini (jarak yang dekat),”

Ini adalah beberapa hadith Rasulullah s,a,w. yang memberi saranan bernilai kepada manusia supaya berusaha dan bersifat istiqamah, menghindar diri daripada keburukan dan keruntuhan akhlak. Sudah menjadi lumrah sekiranya seorang anak dibesarkan dalam keruntuhan akhlak, personalitinya akan hancur lebur, jiwanya menjadi kompleks dan fizikalnya akan terdedah kepada berbagai-bagai bahaya penyakit.

Oleh itu para pendidik, terutama ibu-ibu hendaklah melengkapkan diri anak-anak mereka, sejak kecil lagi, dengan sifat-sifat yang teguh, rela menempuh kesusahan, menjauhi keburukan, berjuang untuk kebenaran dan mengamalkan akhlak-akhlak yang mulia. Mereka juga seharusnya menjauhkan anak-anak daripada perkara yang meruntuhkan sifat-sifat di atas dan membunuh akhlak-akhlak yang mulia, dan melemahkan fizikal dan mental mereka. Dengan itu, mental dan fizikal serta semangat mereka akan selamat dan kuat yang akan menjadi pendorong yang kuat untuk mencapai apa yang dicita-citakan.

Itulah asas-asas penting yang telah digariskan oleh Islam dalam membina pendidikan fizikal kepada anak-anak.

Sekiranya asas-asas yang telah disebutkan diberi perhatian sewajarnya maka anak-anak akan menikmati bimbingan dan didikan dengan teguh, segar dan sihat. Dengan itu anda telah menunaikan amanah yang telah dipertanggung jawabkan dan yang telah diwajibkan oleh Allah, kelak anda menemui Allah pada hari Kiamat dengan muka yang putih berseri bersama-sama para nabi, syuhadak dan orang-orang yang salih.

(Kitab rujukan dan panduan "Tarbiatul Awlad" Oleh Abdullah Nasih 'Ulwan)

[Read more...]

Saturday, December 1, 2007

Ujian hidup di Volgograd

Hidup ini satu ujian??

Pagi-pagi lagi sejuk sudah ku rasakan mencucuk ke dalam tulang. Jam hand phone, menunjukkan pukul 4.30pagi. Kalau diikutkan hati, tidur itu lebih nikmat dari mandi pagi tapi entah bagaimana aku dapat mengatasi nafsu untuk tidur itu lalu terus mandi dan bersiap sedia untuk solat subuh pada hari itu. Subuh memang awal disini. Pada pukul 5.30 sudah pun masuk waktu solat.



Setelah selasai menunaikan kewajipan seorang hamba yang sangat kerdil lagi bergantung pada Tuhannya. Aku lantas kedapur dan menyediakan zaftrak(breakfast) kerana perutku sudah mula mejerit-jerit untuk di isi dan jus gaster juga seperti tidak sabar-sabar lagi untuk memulakan tugasnya hari ini.

Pukul 7.15 pagi aku dan Aida, memulakan perjalanan untuk kekelas yang terletak di kampus utama di Square pavshikh bartsov. Kononnya aku ingin memanfaatkan sepenuh masa, maka aku pon membaca buku sambil menuruni anak tangga hostel kami. Satu, dua, tiga dan pada penrenggan keempat buku general-chemistry aku merasakan tubuhku hilang keseimbangan dan gedebuk, owh sakit nya belakang ku hanya tuhan yang tahu. Aku terjatuh menuruni 2 anak tangga sambil terduduk.Dapat ku rasakan formation of lebam di punggungku, namun ciptaan Tuhan itu memang mengagumkan. Lemak yang banyak terkumpul di bahagian punggung menyebabkan kecedaraan dapat dikurangkan dengan lebih effective. Selama ini ku sanggka lemak hanyalah penyebab kegemukan dan kegendutan adalah perkara yang sama sekali salah. Tanpamu wahai lemak, bagaimanalah kami ini dapat hidup di Negara yang beriklim sejuk seperti Russia ini. Teringat pula akan kak Atiqah, senior ku yang kini berada di hospital kerana kekurangan lemak yang memegang ginjal, menyebabkan ginjal beralih posisi. Subhanallah! Begitu besar peranan makhluk ciptaan Allah yang bernama lemak itu kepada manusia dan betapa lemahnya manusia. Hari ini buat pertama kalinya aku amat menyayangi lemak.

Malam itu dapat ku rasakan peritnya apabila aku duduk di atas lantai, sah memang lebam. Sedihnya aku kerana pergerakan ku kini agak terbatas dan tiada pula ibu untuk mengadu.

Malam itu apabila membaca surah kegemaran abah, almulk ayat ke 2

Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia manguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun

Ayat ini benar-benar mengetuk pintu hatiku untuk berfikir, adakah jatuh dari tangga ini juga merupakan satu ujian untuk ku? Ah, alangkah sayangnya Tuhan kepadaku kerana apabila difikirkan semula hidupku ini alangkah banyak nikmat yang ku rasai berbanding dengan manusia lain. Aku dilahirkan bukan dalam sebuah keluarga miskin yang memerlukan aku supaya berkerja sejak kecil, membanting tulang empat kerat seperti kanak-kanak yang merempat di tepi jalan menunggu insan lain merasa simpati dan seterusnya memberi derma kepada mereka. Aku hidup dalam keluarga yang tidak kurang hartanya, tidak pernah pula dalam hidup ini aku tidak dapat makan kerana abah kekurangan duit, tidak mempunyai pakaian uniform sekolah kerana tidak mampu untuk membelinya malah apa yang aku ketahui abah merupakan “setengah jutawan” yang mempunyai beberapa ekar tanah di Penak, rumah yang bukannya satu dan besar-besar pula. Abah sudah merantau ke serata dunia kecuali Russia dan bakal menjalani ibadah haji untuk kali yang ketiga. Abangku pula merupakan businessman yang Berjaya, mempunyai nilai asset sendiri yang terletak di Bangi, menghadiahi aku sebuah laptop canggih dan terkini sebagai hadiah hari lahir.Aku juga mempunyai dua orang kakak doctor yang juga berada, berkhidmat di hospital serdang yang kini sedang didalam perjalanan menjadi doctor pakar ENTyang disegani Malaysia. Maka benarlah aku sebenarnya berada didalam keluarga yang berada. Pakaian ku cukup sejak kecil lagi dan tidak pernah pula abah tidak dapat membayar yuran persekolahan ku. Maka Allah sebenarnya tidak menguji aku dengan kekurangan harta.

Ibuku pula seorang wanita lembut, penyayang dan jelita yang kini tidak lagi bekerja demi anak-anak yang memerlukan tunjuk ajar dan perhatian ibu solehah supaya dapat membentuk peribadi muslimah sejati. Tidak hairanlah ibu boleh menghidap penyakit darah tinggi kerana mendidik anak-anak yang bukan sedikit dan tidak pula sama ragamnya. Tambahan pula ramai anak perempuan memanglah memerlukan kesabaran yang tinggi kerana bak kata pepatah Melayu, menjaga seorang anak perempuan itu lebih susah dari menjaga 10 ekor lembu. Aku memang bersetuju dengan pendapat itu kerana untuk membentuk seorang muslimah yang faham akan agama dan menjaga perbatasan aurat dan pergaulan yang telah ditetapkan Islam, memerlukan masa dan pengasuhan dari seorang ibu dan bapa yang mengambil berat terhadap agama. Kini aku dapat merasakan, apabila aku berada jauh diperantauan begitu banyak kalimah ibu dan abah yang teringang-ngiang, yang menjadi pegangan untuk memelihara agama didalam hati supaya sentiasa mekar dan subur. Maka sebenarnya ALLAH begitu penyayang kepadaku kerana mentakdirkan aku lahir didalam keluarga yang mempunyai ibu dan ayah yang memahami Islam. Sedih rasanya hati ini melihat rakan-rakan yang tidak bertudung dikepala kerana pokoknya kewajipan menutup aurat itu tidak diamalkan oleh ibu-ibu mereka ataupun ibu mereka tidak menekankan kewajipan itu. Maka ALLAH tidak membiarkan aku mencari sendiri hidayahnya tetapi aku mengenali ilah dengan hadirnya ibu dan ayah yang tidak jemu mengasuh. Allah, Engkau sayangilah kedua ibubapaku sebagaimana mereka menyayangi aku sewaktu aku masih kecil.

Maha Suci Allah.. Meneliti semula hidup ku yang lalu, masih segar dalam ingatan, sejak aku berada di darjah satu hingga darjah enam tidak pernah dalam sejarah aku masuk kekelas selain kelas pertama yang biasanya menempatkan anak-anak yang mempunyai kelebihan dari segi akal berbanding pelajar lain dan Alhamdullillah aku menamatkan darjah enamku dengan keputusan yang menggembirakan semua manusia terutamanya diriku dan ibu juga ayah dengan mendapat 5A. kemudian aku meneruskan lagi perjalanan ke sekolah Putrajaya1 dan sekali lagi Allah memberiku nikmat mendapat kegemilang dalam akademik 8A walaupun aku dapat merasakan bahawa aku bukanlah ulat buku yang berdamping dengan buku setiap masa, aku juga bukanlah pelajar yang bergitu terserlah didalam kelas, tapi akulah pelajar average yang mendapat kecemerlangan dalam peperiksaan. Aku percaya dalam menjawab exam dengan baik, apa yang perlu dilakukan ialah sentiasa menyiapkan kerjarumah yang diberi oleh cikgu dan juga memberi fokus ketika pembelajaran di dalam kelas.

Sejarah akademikku diteruskan di MRSM Taiping dengan mendapat keputusan SPM yang akhirnya melayakkan aku memijakkan kaki ke bumi Russia yang sedang mengalami inflasi ini. Maka benarlah sebenarnya ALLAH tidak memberikan ujian besar kepadaku terhadap kecerdikan yang manusia ukur melalui peperiksaan.

Melayari semula sejarah hidupku, selama aku bernafas ini tidak pernah sekali aku mendengar ada manusia yang mengejek fizikalku kecuali sedikit “gemuk”. Allah menciptakan aku seorang wanita yang tidak begitu rendah. Aku berdiri tidaklah setinggi wanita di Russia ini tetapi 160cm merupakan ketinggian purata di Malaysia. Tubuh pendek juga kadangkala menyebabkan inferior dalam dalam diri, maka aku tidak menghadapi kesulitan dalam hal ini. Walaupun badan ku sedikit berisi tetapi tidaklah pula aku layak dikatakan obes, Cuma aku tidaklah seramping adikku sakinah yang begitu mudah memakai apa sahaja jenis baju- semuanya tidak ketat. Namum badan ku yang berisi ini tidaklah pula menghalang aku untuk mempunyai secret admires. Ini membuktikan bahawa Allah tidaklah menguji ku dengan wajah atau fizikal yang memerlukan ketabahan untuk diharungi sepanjang hayatku. Memang perit juga kalau dilahirkan tidak cukup anggota contohnya tidak mempunyai hidung pastinya mereka memerlukan ketabahan yang tinggi untuk hidup. Sesungguhnya manusia memang memandang pada kecantikan kerana kecantikan itu satu perhiasan yang kadangkala melalaikan dan merupakan satu ujian ALLAH kepada hambanya.

Sejak di Taiping lagi aku bukanlah tidak berjawatan lansung, sekurang-kurangnya apabila namaku disebut, pelajar batch aku mengenali aku mungkin juga kerana namaku yang agak berlainan dengan nama tipikal orang Malaysia. Syukur kepada Allah kerana member ilham kepada mum and dad untuk memilih nama itu bagi diriku. Tetapi aku tidaklah amat dikenali oleh semua guru-guru seperti kakakku Huda yang merupakan BWP yang juga top-scorrer di maktab dan memang dikenali oleh guru-guru even pengetua Pn Shaariah, dan Izzah adikku yang nampaknya seperti bakal memeggang jawatan BWP disekolahnya apabila form5 nanti. Aku adalah pelajar yang terkenal dikalangan sahabat-sahabat sahaja dan cukup untuk dikenali oleh senior-senior. Aku bukanlah pelajar yang lansung terpinggir dan tidak popular langsung kerana aku ada juga melibatkan diri dalam pertandingan merentas desa, chess, hafazan dan juara untuk thesis dimaktab yang dirangkul bersama Athirah dan Nurul. Tedapatlah juga beberapa guru yang mengenali aku. Aku mempunyai kawan yang berasa susah hati kerana tidak dikenali oleh batch sendiri, tapi aku Alhamdulillah so far tidak menemui perasaan sussah hati itu kerana aku dikenali la jugak. Maka sebenarnya ALLAH tidak menguji aku dari sudut kekurangan popularity dan pangkat.

Inilah yang aku syukurkan, semuga diredhai dan disayangi ALLAH, kerana hidupku seperti sangat cukup dan dalam keberkatan nikmat. Bukti ALLAH menyayangi hambanya adalah dengan memberi ujian kepada hambanya itu. Aku diuji dengan kenikmatan supaya aku menjadi seorang hamba yang sangat bersyukur kepada ALLAH, Alhamdulillah. Kekasih ALLAH nabi Muhammad PBUH diuji sejak kecil lagi kehilangan ayah sebelum dilahirkan, kemudian kematian orang yang disayangi dan tempat bergantung berturut-turut sejak kecil lagi. Ketika baginda berumur 2tahun tiada ibu kemudian kehilangan datuk yang dikasihi, dan akhirnya membesar dengan pakcik baginda. Dalam hidup baginda tidak pernah makan dengan kenyang seperti mana aku. Dalam hidupnya baginda menikmati buah tamar dan roti keras, tidak seperti aku yang dapat merasakan roti gardenia yang enak dimakan begitu saja. Malamnya baginda berbantalkan tangan dan beralaskan pelepah tamar. Baginda penuhi malam dengan sujud kepada ALLAH sehingga bengkak kaki suci itu. Hidup baginda penuh ujian-ujian berat diherdik dihina dan diperangi kerana menyeru kalimah lailahaillallah kepada manusia. Dibaling batu dan najis kerana memberitahu manusia tentang Islam. Abu jahal meletakkan usus bangkai unta diatas belakang baginda ketika manusia agung itu sujud. wahai Muhammad kekasih ALLAH! kaulah idola ku TAPI mengapa hidupku begitu antonym dengan sejarah hidupmu? Aku ingin sekali menjadi pengikutmu di akhirat kelak memenuhi barisan belakang mu dipadang mahsyar bersama Abu Bakar dan Umar, Uthman dan Ali. Khadijah dan Fatimah, Hasan dan Hussin tapi mereka semua menderita dalam hidupnya mengharungi segala ujian dengan ketabahan dan keredhaan terhadap ujian Mu sekali pun berat. Matinya Umar, ditikam pembelot, Uthman ketika sedang membaca Al Quran dan Ali ketika peperangan. tapi aku standingkah hidupku dengan mereka untuk bersama berdiri di barisan yang sama???

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Ya Tuhan kami janganlah engkau hukum kami jika kami terlupa atau tersalah. Ya Tuhan janganlah engkau bebankan kami sebagaimana Engkau bebankan orang sebelum kami. Ya Tuhan janganlah engkau pikulkan kami dengan perkara yang tidak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kepada kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.(al-baqaah:284-286)

Nulilan Casey.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~




Renongkan kata-kata ini.


1. “Jagalah Allah, nascaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah nescaya kamu mendapatiNya di hadapan kamu (dengan pertolonganNya), Jika kamu meminta, mintalah kepada Nya dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepadaNya. Ketahuilah seandainya semua manusia berfakat memberimu sesuatu manfaat, nascaya mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali terhadap apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan andainya mereka berfakat menimpakan bahaya atasmu, nascaya mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali terhadap apa yang telah ditetapkan Allah atas dirimu”

2. Lukman al Hakim mengatakan:


“Kita dapat mengenal orang pada tiga keadaan, tidak dapat diketahui orang pemaaf melainkan ketika dia marah, tidak dapat diketahui orang yang berani melainkan ketika dia berjuang dan tidak dapat diketahui seorang sahabat, ketika kita dalam kesusahan.”


3. Prof Dr. Hamka

“Orang yang tidak suka menghormati orang lain, adalah orang yang tidak terhormat, sedangkan orang yang dihinakan itu belum tentu dia akan hina, tetapi perbuatan menghina orang itu sudah menjadi bukti atas kehinaan diri nya”.

“Orang yang jatuh itu belumlah dapat dikatakan kalah atau gagal dalam perjalanan hidupnya, tetapi yang dikatakan kalah dan gagal itu ialah orang yang jatuh tetapi tidak mahu bangkit kembali”

“Yang kita takuti bukanlah kejatuhan orang yang berpangkat daripada pangkatnya, dan bukan pula orang kaya dari kekayaannya, tetapi yang amat ditakuti ialah kejatuhan budi dari sesaorang”

4. Kesenagan hati dan ketenagan jiwa adalah lebih berharga daripada kesenganan kerana pangkat dan kekayaan yang melimpah ruah.

5. Apabila manusia tidak memerdekakan jiwanya daripada harta benda, maka harta benda yang dimilikinya itu akan menguasinya.

6. Tidak ada yang lebih berguna selain daripada kebenaran. Bakhil dan berdusta adalah kejahatan lagi buruk, diam adalah ibadah.

7. Generasi masa kini menggangap para orang tua itu bodoh, kerana meraka telah menjadi orang pandai. Akan tetapi anak cucu dari generasi masa kini juga akan mempunyai anggapan demikian nanti terhadap orang tua mereka yang sekarang menjadi generasi muda.

8. Kalau anda berhasil mengubah suatu masalah itu menjadi suatu peluang baik untuk di ambil menfaatnya, maka anda akanmemperolehi keuntungan yang tidak terbatas kemungkinannya.

9. Al Hadith;

“Kalau anda marah sedang berdiri, hendaklah duduk, kalau anda masih marah juga, hendaklah berbaring, kalau anda masih marah juga, bangunlah dan pergi mengambil wudhuk, kerana marah itu adalah dari syaitan, dan syaitan berasal dari api dan api takut kepada air.

Semuga anda menjadi hamba yang bersyukur kepada ALLAH s.w.t.

[Read more...]

Thursday, November 22, 2007

PENDIDIKAN AKHLAK ANAK-ANAK

GEJALA BURUK PADA KANAK-KANAK
1. Berdusta.
2. Mencuri.
3. Mencela dan memaki.
4. Tidak berkeperibadian serta longgar pegangan.
1. Gejala Berdusta.
Mengenai fenomena berdusta, ia merupakan fenomena yang paling buruk pada pandangan Islam. Wajib ke atas para pendidik memberikan perhatian sewajarnya, serta berusaha sebaik-baiknya supaya anak-anak menjauhkan diri mereka darinya, membencikannya dan mengelakkan perangkapnya serta keburukan sifat nifaq.
Gejala bohong sudah cukup buruk serta terkeji, sehingga agama Islam telah menganggapnya salah satu sifat nifaq...



PENDIDIKAN AKHLAK

Apa yang kita maksudkan dengan pendidikan akhlak ialah prinsip-prinsip akhlak serta kelebihan tingkahlaku dan perasaan yang patut diajarkan kepada kanak-kanak di samping menjadikannya sebagai adat kebiasaan sejak ia membesar, berakal, hingga baligh, bertanggungjawab dan hingga menjadi pemuda yang menceburkan diri dalam kesibukan hidup.

Tidak syak lagi bahawa kelebihan-kelebihan akhlak, tingkahlaku dan perasaan merupakan salah satu buah keimanan yang kuat serta pendidikan mengikut agama sebenarnya.

Jika kanak-kanak dari kecil lagi dibesarkan dengan beriman kepada Allah, dididik dengan takut akan Allah, menjaga-Nya, bergantung kepada-Nya, mengharapkan pertolongan-Nya dan menyerah kepada-Nya dalam segala apa yang menakutkan atau ditimpa ke atasnya, ia akan mempunyai naluri fitrah serta tindak balas perasaan bagi menerima setiap fadilat dan kelebihan. la juga akan biasa dengan setiap tingkahlaku yang utama serta mulia, Ini kerana pendorong agama telah mendalami jiwanya, sifat menjaga Allah telah bertapak dalam lubuk hatinya dan menghitung diri sendiri telah menguasai fikiran serta perasaannya. Semua ini telah menjadi penghalang antara kanak-kanak itu dengan sifat-sifat buruk serta adat-adat jahat dan terkeji. Sambutannya terhadap kebaikan merupakan salah satu adat dari adat-adatnya dan kesukaaannya kepada kemuliaan serta kelebihan menjadi akhlak semula jadi yang amat menonjol dari akhlak serta sifat-sifatnya.

Apa yang boleh menguatkan ini semua ialah kerana kejayaan percubaan yang telah dilakukan oleh ramai daripada bapa yang berpegang kuat dengan agama terhadap anak-anak mereka, serta oleh para pemimpin dan pendidik terhadap pengikut-pengikut dan murid-murid mereka. Percubaan ini telah diketahui dalam sejarah orang-orang dahulu dan kehidupan sebenar. Kita lihat bahawa jiwa yang telah pulih menjadi salih dengan kesan pendidikan yang telah diberi dengan menjaga Allah, takut kepada-Nya dan bergantung kepada-Nya. lanya dengan meneruskan mengulang-ulang zahir dan batin, sedang ia ketika ada orang atau berseorangan: "Allah denganku, Allah melihatku dan Allah saksiku".

Apabila pendidikan kanak-kanak menjadi jauh dari akidah Islam, disisih dari ajaran agama serta hubungan dengan Allah Azza wa Jalla, pasti kanak-kanak itu akan membesar dalam keadaan biasa, kejahatan serta terbuka, ia juga akan dibela dengan kesesatan dan ilhad (tanpa agama). Bahkan, ia akan mengikut hawa nafsunya dan pendorong-pendorong nafsu yang menggalakkan perbuatan jahat dan juga was-was syaitan, mengikut keinginannya, hawanya serta harapan-harapan yang mendatang.
Dan jika kebiasaan badannya dari jenis lembut, pendiam serta sukakan kemewahan, pasti ia akan hidup dalam dunia; terleka, bodoh, hidup seperti orang yang sudah mati, ada seperti orang yang hilang, tidak ada sesiapa yang merasai yang ia sedang hidup, dan apabila ia mati tidak ada kekosongan yang ditinggalkan. Moga-moga Allah mencucuri rahmat ke atas roh penyair yang berkata,
ertinya:
Itulah yang jika ia hidup tidak ada sesiapa mendapat manfaat darinya, dan jika ia mati tidak ada sesiapa dari keluarganya akan menangisinya.

Dan jika bahagian kebinatangan menguasai jiwanya, ia pasti mengejar syahwat serta kesedapan, ia boleh merempuh segala apa yang haram semata-mata untuk mencapainya, ia juga boleh berusaha dengan apa cara sekali pun tanpa segan atau situ yang boleh menghalangnya atau perasaan yang boleh mencegahnya atau akal yang boleh memberhentikannya. Ia boleh berkata apa yang telah dikatakan oleh Abu Nawas, yang bererti:
Sesungguhnya dunia ini hanya makanan dan minuman serta berteman-teman meminum arak. Jika kamu terlepas itu semua, habislah, kamu tidak dapat apa-apa dari dunia ini.

Jika kebiasaan badannya dari jenis pemanas ia akan menjadi melampau dalam segalanya di bumi serta sombong dengan orang, suka menunjuk-nunjuk kekuasaan serta kekuatan mengancam nyawa orang, serta bermegah-megah dengan kata-kata dan perbuatannya. Itu tidak susah baginya, jika dalam usaha mencapai kehendaknya ia membina istana dengan tengkorak-tengkorak manusia dan dihiasinya dengan darah orang yang tidak bersalah, pegangannya ialah apa yang telah dikatakan oleh penyair Jahili yang bermaksud:

Dunia ini dengan segala apa yang atasnya ialah untuk kita, dan bila kita menyerang, kita menyerang dengan cara orang yang berkuasa. Kita bersifat melampau dan zalim, sedangkan tidak pernah dizalimi, tetapi kita akan mula menzalimkan sesiapa, Kalaulah bayi kita sampai ke umur berhenti susu, pasti orang-orang gagah, kuat akan sujud hormat kepadanya.

Jika bahagian sifat syaitan kuat padanya, pasti ia akan menyiapkan pelan-pelan usaha jahat. la berusaha memisahkan orang yang berkasih sayang, ia meletakkan "bom-bom masa" bagi menghancurkan, ia meracunkan perigi-perigi bagi membunuh, ia mengeruhkan air bagi menangguk, ia menghiaskan dosa, ia menggalakkan kejahatan, ia menyebarkan kejahatan serta kebencian antara manusia dan berkata penyair Arab yang bererti:

Jika kamu tidak memberi manfaat, berilah kemudaratan, sesungguhnya, pemuda boleh diharap jika ia boleh memudaratkan atau memanfaatkan,

Begitulah setiap orang dari kumpulan yang telah disebut tadi bertindak mengikut jenis jiwanya yang memerintah dan bergerak mengikut keinginannya yang menyeleweng dan juga turut kepada hawanya. Sesungguhnya hawa itu boleh membuta serta memekakkan seseorang sehingga ia seakan tuhan yang disembah.
Firman Allah:

Maksudnya:
Dan tidak ada yang lebih sesat daripada orang yang menurut hawa nafsunya
dengan tidak berdasarkan hidayah pertunjuk dari Allah, (al-Qasas: 50)

Kesimpulannya, selepas apa yang telah dibentangkan sebelum
ini iaitu pendidikan mengenai iman, dialah yang boleh membetulkan kebiasaan badan yang menyeleweng dan boleh menegakkan segala yang bengkok, dan juga memulihkan jiwa manusia. Tanpa adanya pendidikan ini tidak boleh tercapai pemulihan dan tidak boleh sempurna ketenangan dan juga tidak akan lurus akhlak.

Di sini di bawakan sekumpulan dari ajaran serta pendapat mereka:-
• Ahli falsafah, Fikhtah berkata: "Akhlak tanpa agama merupakan perkara
sia-sia".

• Pemimpin India yang terkenal, Ghandi berkata, "Sesungguhnya agama dan akhlak yang mulia merupakan perkara yang sama, tidak boleh dipisah, tidak boleh renggang satu dari yang lain, kedua-duanya merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dibahagi-bahagikan. Sesungguhnya agama seperti roh kepada akhlak dan akhlak seperti suasana kepara roh; dengan kata yang lain, agama menguatkan, meningkatkan dan menyegarkan akhlak seperti mana air boleh menguatkan serta menjiruskan tanam-tanaman".

• Hakim British, Dining memberi komen mengenai kejahatan seorang bekas menteri British dalam hubungan akhlak dengan berkata; "Tanpa agama tidak akan ada akhlak. Dan tanpa akhlak tidak akan ada undang-undang. Sesungguhnya agama ialah sumber istimewa yang terpelihara yang dengannya sahaja boleh diketahui akhlak yang baik dari akhlak yang buruk. Agamalah yang boleh menghubungkan manusia dengan contoh yang paling baik yang boleh dituju serta diamalkannya. Agamalah yang boleh mengawal perasaan, mengutamakan diri dan menahan melampaunya naluri-naluri serta menguasai adat-adatnya di samping menundukkannya kepada tujuan-tujuannya dan contoh teladannya. Agama juga boleh menjaga perasaan tanggungjawab yang selalu hidup dan berasaskan dengannya akan meningkat akhlak.."

Ahli falsafah, Kant: "Akhlak tidak akan ada tanpa adanya tiga kepercayaan: adanya Allah, kekalnya roh dan perhitungan selepas mati".

Tidak hairanlah, kita dapati syariat Islam amat memberikan perhatiannya kepada pendidikan anak-anak dari hal akhlak dan memberikan tunjuk ajar yang amat berharga dalam membentuk anak dengan fadilat-fadilat serta kelebihan dan juga mendidiknya mengikut akhlak yang paling baik serta adat-adat yang paling mulia.

Kita bawakan di sini pesanan-pesanan serta tunjuk ajar yang terpenting dalam pendidikan anak-anak dari hal akhlak dan tindak-tanduk mereka.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Tidak ada sesuatu yang telah diberi oleh seorang bapa kepada anaknya lebih baik dari pendidikan yang terpuji. (Riwayat al-Tirmizi)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Bermurah-murah hati dengan anak-anak kamu, dan didiklah mereka dengan peradaban yang baik (terpuji). (Riwayat Ibnu Majah)

Abdul Razak dan Said Ibn Mansur dan lain-lain telah menterjemahkan dari hadith Ali r.a. yang ertinya:

"Ajarlah anak-anak kamu serta keluarga kamu segala kebaikan dan didiklah mereka",
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Antara hak seorang bapa terhadap anaknya ialah menyempurnakan didikannya dan menamakannyadengan nama yang baik.(Riwayat al-Baihaqi)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Pada hari ketujuh kelahiran seorang anak, disembelih untuknya aqiqah, diberi nama, dan kepalanya dicukur. Jika ia mencapai umur enam tahun dididik, Jika ia mencapai umur sembilan tahun dipisahkan tempat tidurnya. Jika ia mencapai umur tiga belas tahun, dipukul kalau meninggalkan sembahyang atau puasa. Jika ia mencapai umur enam belas tahun, dikahwinkan oleh bapanya, kemudian dipegang tangannya sambil berkata; Sesungguhnya saya telah mendidikmu, mengajarmu dan menegahkanmu, saya berlindung dengan Allah dari fitnah-mu (kesesatanmu) di dunia, serta keseksaanmu di akhirat. (Riwayat Ibnu Hibban)

Dari kumpulan hadith mengenai pendidikan, kita boleh mendapati bahawa para pendidik khususnya ibu bapa, mempunyai tanggungjawab yang besar mendidik anak-anak melakukan kebaikan serta mengasuh mereka berdasarkan prinsip-prinsip akhlak.

Tanggungjawab mereka dalam bidang ini merapakan tanggungjawab yang syumul, meliputi setiap apa yang berhubung dengan pemulihan jiwa mereka, pembetulan segala penyelewengan mereka, usaha menjauhkan diri dari segala sifat buruk mereka dan layanan yang baik yang boleh diberi oleh mereka kepada orang lain.

Mereka bertanggungjawab mengasuh anak-anak dari kecil lagi dengan akhlak, bercakap benar, amanah, lurus, sifat tidak mementingkan diri, menolong orang yang memerlukan pertolongan, menghormati orang yang lebih tua, melayan tetamu dengan baik, bermurah hati dengannya, berbuat baik kepada jiran dan mengasihi orang lain.
Mereka bertanggungjawab menjauhkan lidah-lidah anak-anak mereka dari memaki hamun, perkataan-perkataan yang tidak bersopan dan dari segala apa yang boleh menunjukkan kerosakan akhlak atau pendidikan yang tidak baik.

Mereka bertanggungjawab menjauhkan anak-anak raereka dari perkara-perkara hina, adat-adat buruk, akhlak-akhlak jahat, serta segala perkara yang menjejaskan maruah, kemuliaan, kebersihan dan kesucian.

Mereka juga bertanggungjawab membiasakan anak-anak perasaan peri kemanusiaan serta kemuliaan, perasaan beias kasihan yang murni, seperti membantu anak-anak yatim, menolong fakir miskin dan berkasihan belas kepada janda-janda serta orang miskin dan lain-lain tanggungjawab yang besar dan berat berhubung dengan pendidikan dan berkait dengan akhlak.

Dan jika pendidikan yang mulia, mengikut pandangan Islam, berdasarkan dalam peringkat pertama ke atas kekuatan perhatian serta penjagaan, maka sepatutnya para ibu bapa serta para guru dan setiap orang yang bertanggungjawab mengenai pendidikan dan akhlak memberikan perhatian mereka kepada empat fenomena yang boleh terdapat pada anak-anak dan mereka wajib memberikan penjagaan serta pemeliharaan yang istimewa, memandangkan ia merupakan perbuatan paling buruk, akhlak paling hina serta buruk dan sifat paling keji.

GEJALA BURUK PADA KANAK-KANAK
1. Berdusta.
2. Mencuri.
3. Mencela dan memaki.
4. Tidak berkeperibadian serta longgar pegangan.

1. Gejala Berdusta.

Mengenai fenomena berdusta, ia merupakan fenomena yang paling buruk pada pandangan Islam. Wajib ke atas para pendidik memberikan perhatian sewajarnya, serta berusaha sebaik-baiknya supaya anak-anak menjauhkan diri mereka darinya, membencikannya dan mengelakkan perangkapnya serta keburukan sifat nifaq.
Gejala bohong sudah cukup buruk serta terkeji, sehingga agama Islam telah menganggapnya salah satu sifat nifaq.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Ada empat sifat, jika seseorang itu mempunyai keempat-empat Itu nescaya ia seorang munafiq tulen, dan jika ia mempunyai salah satu darinya, nescaya ia mempunyai salah satu sifat dan sifat-sifat nifaq, sehingga ia meninggalkannya: Jika diamanahkan sesuatu dia mengkhianati, jika ia bercakap ia membohong, jika ia berjanji ia mungkiri dan jika ia marah seseorang ia 'melampaui. (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan lain-lain)

Sifat bohong amat tidak baik dan dikeji, sehingga seseorang yang melakukannya boleh terjerumus ke dalam kemurkaan serta keseksaan Allah:
Sabda Ravsulullah s.a.w.:

Tiga golongan yang tidak akan ditegur oleh Allah pada hari kiamat kelak, tidak akan disokong, tidak akan dipandang dan akan diazab sengsarakan dengan azab yang amat pedih, mereka ialah: orang tua yang berzina, raja (pemerintah) yang membohong dan orang yang bertanggungjawab (ketua keluarga) yang menyombong, (Riwayat Muslim dan lain-lain)

Gejala bohong amat buruk serta tidak baik, dikeji sehingga orang yang selalu dan biasa melakukannya ditulis oleh Allah dari golongan orang yang pembohong.
SabdaRasulullah s.a.w.:

Berwaspadalah dari sifat bohong, sesungguhnya sifat bohong boleh membawa kepada perbuatan jahat, dan perbuatan jahat itu boleh membawa kepada neraka. Seseorang itu akan meneruskan amalan membohong sehingga dituliskan oleh Allah dari golongan orang yang pembohong.
(Riwayat al-Shaiklian dan lain-lain)

Gejala bohong amat dibenci serta amat dikeji sehingga Rasulullah s.a.w. sudah menganggapnya sebagai pengkhianatan besar.
SabdaRasulullah s.a.w,:

Jika kamu bercakap dengan saudaramu percakapan yang ia mempercayanya, sedangkan kamu membohonginya, sesungguhnya perbuatan ini merupakan pengkhianatan besar. (Riwayat Abu Daud)

Jika beginilah keadaan sifat bohong serta orang pembohong maka, wajiblah ke atas para pendidik menjauhkan anak-anak mereka darinya, melarang mereka dari melakukannya, mengingatkan mereka mengenai kesan-kesannya dan menunjukkan mereka kemudaratannya serta bahaya-bahayanya, supaya mereka jangan terjerumus dalam perangkapnya atau terjatuh ke dalam lumpurnya dan terlajak dalam kegelapannya.


Pendidikan yang baik pada pandangan para pendidik berasaskan contoh teladan yang baik. Dengan ini sudah menjadi wajib ke atas setiap pendidik supaya jangan bohongkan anak-anak dengan alasan untuk mendiamkan mereka dari menangis atau memujuk mereka atau pun menahan mereka dari sesuatu kemarahan. Sesungguhnya jika mereka membohongkan anak-anak, seakan-akan sudah membiasakan mereka walau dengan cara tidak langsung dan sebagai contoh ikutan yang buruk, adat yang paling buruk, serta akhlak yang paling dikeji, iaitu gejala bohong. Di samping itu pasti anak-anak akan kehilangan kepercayaan terhadap apa sahaja yang dikatakannya dan juga segala nasihat serta tunjuk ajar akan kurang mendapat sambutan atau kesan.

Kerana itulah kita dapati pendidik utama dan guru yang penuh berpengalaman Muhammad s.a.w. mengingatkan para ibu bapa serta para pendidik dari berbohong sedangkan mereka berhadapan dengan anak-anak mereka sama ada dengan tujuan melekakan atau mempengaruhkan atau pun bergurau, supaya jangan ditulis oleh Allah sebagai satu pembohongan. Abu Daud dan al-Baihaqi telah meriwayatkan dari Abdullah Ibni Umar r.a. yang berkata: "Pada suatu hari ibu saya telah memanggilku, sedangkan Rasulullah s.a.w. berada di rumah kita". Ibu saya berkata: "Marilah saya mahu memberikanmu sesuatu". Rasulullah s.a.w. bertanya kepadanya: "Apakah yang hendak diberi?" Ibu menjawab: "Saya hendak memberikannya buah tamar,"
Rasululullah s.a.w. terus bersabda:

Sesungguhnya jika kamu tidak memberikannya sesuatu, pasti ini akan ditulis untukmu satu perbuatan bohong.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesiapa yang berkata kepada budak: (mari, ambillah ini), kemudian ia tidak memberikannya apa-apa, boleh dikira perbuatan bohong,
(Riwayat Ahmad dan Ibnu Abi al-Dunia)

Antara cerita aneh yang telah diriwayatkan dari kisah-kisah para salaf (orang-orang dahulu) tentang membiasakan anak-anak mereka bercakap benar dan memenuhi perjanjian ialah kisah berikut:

Alim Rabbani Syiekh Abdul Kadir al-Kilani r.a. berkata "Saya telah membesar dengan sifat berkata benar. Apabila saya keluar dari Mekah ke Negeri Baghdad untuk menuntut ilmu. Ibu saya telah memberikan saya empat puluh dinar untuk perbelanjaan, dia berpesan kepadaku: Selalulah berkata benar. Apabila kami sampai ke tanah Hamadan, satu kumpulan perompak menahan kami dan mengambil segala apa yang berada dengan rombongan kami. Salah seorang dari mereka bertanya kepada saya: Apakah yang engkau miliki? Saya menjawab: Empat puluh dinar. Dia menyangka saya cuba memainkan dia, kemudian dia meninggalkan saya. Seorang yang lain pula melihat saya, dan bertanyakan: Apakah yang engkau miliki? Saya menjawab lagi: Empat puluh dinar. Dia terus membawa saya kepada ketua mereka yang bertanya lagi dan saya jawabkan kepadanya jawapan yang sama. Kemudian ia bertanya: Apakah yang memaksamu bercakap benar? Saya menjawab: Saya telah berjanji dengan ibu saya, supaya sentiasa bercakap benar, dan saya takut mengkhianati perjanjiannya!!!. Ketakutan, menguasai ketua perompak lalu terus menjerit dan mengoyakkan bajunya sambil berkata: Kamu takut mengkhianati perjanjian ibumu, dan saya tidak takut mengkhianati perjanjian Allah?!!! Kemudian dia memerintahkan supaya mengembalikan segala apa yang telah diambil dari rombongan itu dan berkata: Saya bertaubat kepada Allah dan kamulah saksiku. Pengikut bersamanya terus berkata pula: Sesungguhnya kamulah ketua kami dalam kerja rompak merompak, dan pada hari ini, kamu juga ketua kami dalam taubat. Jadi mereka semua bertaubat kerana bercakap benar.

2. Gejala Mencuri.
Mengenai fenomena mencuri pula, la tidak kurang bahaya dari fenomena membohong dan ia amat tersebar dalam masyarakat mundur yang tidak berpegang teguh dengan akhlak Islam, serta tidak dididik mengikut prinsip-prinsip pendidikan dan keimanan.

Dan mengikut apa yang diketahui bahawa kanak-kanak sejak kecil lagi, jika tidak dibiasakan menjaga Allah serta takut dengan-Nya, dan jika tidak dibiasakan dengan sifat amanah serta menunaikan hak-hak, pasti anak itu akan biasa menipu, mencuri, mengkhianat, mengambil harta orang tanpa hak. Bahkan, ia akan menjadi penjahat, seluruh masyarakat meminta perlindungan darinya begitu juga seluruh manusia takut serta menjauhkan diri masing-masing dari keburukannya.

Kerana itulah para ibu bapa serta para pendidik wajib menyemaikan dalam jiwa anak-anak mereka, kepercayaan menjaga Allah dan takut akan-Nya, dan mengenalkan kepada mereka akibat-akibat buruk yang terdapat pada perbuatan mencuri. Keadaan bertambah buruk dengan penipuan serta pengkhianatan. Mereka juga wajib memberi tahu anak-anak mengenai apa yang telah disediakan oleh Allah kepada mereka yang jahat serta menyeleweng dari balasan yang seburuk perbuatan mereka, dan azab yang amat sangat pada hari Kiamat kelak.

Apa yang menyedihkan serta menyakitkan perasaan ialah ramai ibu-ibu dan bapa-bapa tidak menjaga anak-anak mereka dengan jagaan yang cukup dan memuaskan, mengenai barang-barang atau duit yang ada pada anak-anak mereka yang mendakwa bahawa ia telah terjumpa barang-barang itu tengah jalan, atau kawannya telah memberikannya, mereka begitu mudah mempercayai dan memegang kata-kata yang bohong itu, tanpa diselidik atau diperiksa. Sudah tentu jika anak itu mencuri ia tidak akan mengakuinya dan akan memberi seribu macam alasan serta dakwaan yang timbul dari ketakutannya dan kebimbangannya dari tuduhan itu, Dalam keadaan sede-mikian sudah tentu anak itu akan meneruskan perbuatan jahatnya itu khususnya jika ia tidak mendapat apa-apa perhatian atau penyelidikan yang halus dan terperinci.

Apa yang lebih buruk lagi, jika anak itu mendapat galakan dari salah seorang ibu bapanya yang mendorongnya mencuri serta memberanikannya melakukan perbuatan terkutuk itu. Jadi sesungguhnya sifat jahat akan lebih berakar umbi dan anak itu akan meneruskan penyelewengan serta usahanya untuk mencuri.

Amat tepatlah apa yang telah dikata oleh penyair Arab yang bererti:
"Adakah kita boleh harapkan sesuatu kebaikan dari anak-anak yang telah menyusu dari perempuan-perempuan jahat". Salah sebuah mahkamah syariah telah menghukum potong tangan ke atas seorang pencuri, apabila sampai masa menjalankan hukuman; dia berkata dengan suara yang tinggi: Sebelum memotong tangan saya, potonglah lidah ibuku. Sesungguhnya bila saya mencuri buat kali pertama, sebiji telur dari jiran kami, dia tidak memarahi saya, dan tidak menyuruh saya mengembalikan telur itu, bahkan dia bersorak gembira sambil berkata: Syukur al-hamdulillah, anakku sudah menjadi lelaki dewasa. Kalau bukan kerana lidah ibuku yang bersorak gembira dan menggalakkan itu nescaya saya tidak akan menjadi seorang pencuri dalam masyarakat.

Kepada kamu, wahai kaum ibu dan bapa, inilah sebilangan contoh lurusnya anak-anak salaf yang salih (orang dahulu), bagaimana mereka begitu menjaga pelaksanaan hak-hak, serta berpegang teguh dengan akhlak, amanah dan penjagaan mereka kepada Allah Azza wa Jalla dalam keadaan diam, bergerak serta zahir batin.

Sayidina Umar r.a. telah mengeluarkan satu undang-undang melarang penipuan susu dicampur dengan air. Tetapi adakah undang-undang boleh melihat setiap orang yang menyalahi dan menangkap setiap pengkhianat dan setiap penipu.

Sesungguhnya undang-undang amat tidak berkuasa dalam hal itu. Keimanan hanya kepada Allah serta penjagaan adanya Allah sahaja yang akan mengawasi hal itu.

Di sini kita bawakan cerita yang terkenal iaitu cerita ibu dan anak. Seorang ibu mahu mencampurkan susu itu kerana hendak mendapatkan keuntungan yang lebih. Tetapi anak perempuannya yang beriman cuba mengingatkan ibunya dengan larangan Umar (Amir al-Mu'minin). Anak menjawab dengan jawapan yang begitu berkesan dan mendalam : "Sesungguhnya jika Amir al-Mu'minin tidak melihat kita, Tuhan Amir al-Mu'minin melihat kita".

Abdullah Ibn Dinar berkata: "Saya telah keluar dengan Umar Ibni al-Khatab r.a. ke Mekah. Kami terjumpa satu pengembala turun dari bukit. Kemudian Umar mengujinya dengan meminta: "Wahai pengembala, jualkan untuk saya seekor kambing". Pengembala itu menjawab: "Sesungguhnya saya hanya hamba (pekerja)". Umar berkata: "Katalah dengan tuanmu, seekor kambing telah dimakan oleh serigala".

Pengembala itu menjawab kepada Umar: "Di mana-kah Allah?" Umar r.a. terus menangis dan pergi kepada hamba itu. Kemudian membelinya dan membebaskannya sambil berkata dengannya: "Kata-katamu telah mem-bebaskanmu di dunia, semoga ia membebaskanmu di akhirat".

3. Gejala Mencela dan Memaki.
Mengenai fenomena memaki hamun, sebenarnya ia merupakan gejala yang paling buruk yang tersebar di kalangan anak-anak dan juga tersebar di kalangan masyarakat yang tidak sampai kepadanya hidayat al-Quran serta pendidikan Islam.
Hal itu disebabkan oleh dua faktor utama:

1: Contoh teladan yang buruk.

Apabila seorang anak mendengar dari ibu bapanya kata-kata buruk, maki hamun serta kata-kata mungkar, pasti anak itu akan mengikutinya dan akan biasa menyebut lafaz-lafaz itu. Akhirnya dia tidak akan bercakap melainkan kata-kata yang buruk serta kata-kata mungkar,

2: Pergaulan buruk.
Anak yang dibiarkan ke tengah jalan dan dilepaskan kepada kawan-kawan jahat serta teman-teman yang buruk akhlak mereka, sudah pasti dia akan mendapat dari mereka kata-kata yang paling hina, adat-adat serta akhlak yang paling buruk dan akan membesar dengan pendidikan yang tidak baik dan akhlak yang buruk.

Kerana itu semua, wajiblah ke atas semua ibu bapa dan para pendidik menjadi contoh yang baik kepada anak-anak dari hal bercakap yang baik, lidah yang bersopan dan kata-kata yang molek. Di samping itu wajib juga ke atas mereka mengelakkan dan melarang anak-anak dari bermain di jalan serta berkawan dengan kawan-kawan yang jahat dan teman-teman yang buruk akhlak supaya anak itu tidak mendapat kesan-kesan buruk dari mereka itu dan dijangkiti oleh adat-adat jahat. Ibu bapa serta para pendidik juga wajib menjelaskan kepada anak-anak mereka kesan-kesan penyakit lidah serta akibat-akibat mengeluarkan kata-kata buruk yang boleh mem-hawa kehancuran peribadi seseorung, hilangnya penghormatan dan boleh menyebarkan kebencian serta perasaan dengki mendengki antara anggota masyarakat.

Akhirnya, para pendidik juga wajib mengajar kepada anak-anak mereka hadith-hadith yang memerintahkan kita supaya berwaspada dari memaki-maki dan menghamun dan juga hadith yang menjelaskan apa yang telah disediakan oleh Allah kepada orang yang suka mengeluarkan kata-kata yang tidak baik dan memaki, tentang dosa yang besar serta azab keseksaan yang amat sangat, dengan harapan mereka menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan mendapat kesan dari ajaran serta teladan yang diberi.

Sabda Rasulullah s.a.w. yang melarang memaki hamun serta mengingatkan kita supaya menjauhkan diri dari perbuatan itu.

Perbuatan memaki hamun seorang mukmin merupakan perkara fusuq dan perbuatan memeranginya merupakan perkara kekufuran. (Riwayat al-Bukhari, Muslim dan lain-lain)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Antara dosa besar ialah sesiapa yang melaknati ibu bapanya. Kemudian seorang bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: Bagaimanakah seseorang boleh melaknati ibu bapanya? la menjawab: Seorang itu memaki bapa seorang yang lain, orang yang lain itu pula memaki bapanya kembali. Kemudian dia memaki ibunya dan orang itu memaki balik ibunya. (Riwayat al-Bukhari dan Ahmad)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesungguhnya seorang hamba Allah mengucapkan satu perkataan yang dibenci Allah ia tidak ambil hirau, menyebabkan dia terjerumus ke dalam api neraka (jahanam). (Riwayat al-Bukhari)
Sabda Rasulullah s.a.w.:


Tidak ada sesuatu yang menjerumuskan manusia dalam api neraka kecuali dosa-dosa percakapan kotor dan jahat. (Riwayat Ahli Sunnah dan Ahmad)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Seseorang mukmin bukan seorang yang suka mencaci atau suka melaknat orang lain dan ia juga tidak bersifat jahat di samping ia tidak bersifat buruk.
(Riwayat al-Tirmizi)

Amat cantiklah anak itu apabila ia mengucapkan kata-kata yang molek dan manis. Amat dipujilah dia apabila dia dididik berasaskan logik yang benar, kukuh serta ucapan yang menarik. Amat moleklah di apabila ia membenci segala apa yang ia mendengar dari kata-kata cacian, keburukan serta makian, Pasti ia akan menjadi perhiasan kepada keluarga serta mendapat pujian di kalangan manusia.

Di sini kita bawakan contoh yang boleh menunjukkan bagaimana keadaan anak-anak orang dahulu (salaf) yang bersifat sopan santun, berkata dengan baik dan menggunakan kata-kata yang molek. Bagi kamu, wahai ibubapa, mengetahui keadaan anak-anak serta bagaimana cara mereka berucap dan bercakap di masa lampau,

Pada masa pemerintahan Hisyam Ibn Abdul Malik, padang pasir menjadi kering kontang, kabilah-kabilah telah mendatangi Hisyam, di antara mereka ialah Derwas Ibn Habib, pada masa itu ia berumur empat belas tahun. Bila puak-puak itu sampai berhadapan dengan Hisyam, mereka menjadi tidak berani dan takut bercakap.

Hisyam terlihat Derwas yang dianggap terlalu muda untuk berjumpa dengannya, lalu berkata kepada penjaganya: "Sesiapa sahaja ingin berjumpa dengan saya dibenarkan, sehingga kanak-kanak lelaki pun boleh!"

Derwas mengetahui bahawa Hisyam mahu bercakap dengannya. la terus berkata: "Wahai Amir al-Mukminin: Sesungguhnya kedatangan saya menemuimu tidak langsung menjejaskan keadaan dan sesungguhnya kedatangan ini telah memberikan saya kehormatan serta kemuliaan. Sebenarnya puak ini datang menemui Amir al-Mukminin kerana satu perkara, tetapi mereka tidak berani dan takut, sesungguhnya bercakap itu merupakan pelancaran, tetapi berdiam itu seperti menggulung. Kata-kata tidak akan diketahui kecuali dengan pelancaran".

Hisyam berkata: "Baiklah sabarlah kata-kata kamu". la amat tertarik dengan percakapan. Derwas terus berkata: "Wahai Amir al-Mukminin! Sudah berlalu tiga tahun; satu tahun telah melarutkan lemak-lemak kita, tahun kedua telah memakan daging kita, dan tahun ketiga pula telah membersihkan tulang-tulang kita, sedangkan di tanganmu harta yang berlebihan. Jika ia harta Allah bahagi-bahagilah ia kepada hamba-hamba Allah yang memerlukannya. Jika ia harta hamba Allah, kenapa kamu menahan-nahannya dari mereka, dan Jika ia harta kamu, bersedekahlah kepada mereka, sesungguhnya Allah membalas mereka yang bersedekah sebaik-baik balasan, serta tidak akan menghilangkan pahala-pahala mereka yang membuat baik. Ketahuilah wahai Amir al-Mukminin bahawa pemerintah dengan rakyat seperti roh kepada badan. Badan tidak akan bernyawa kecuali dengannya".

Hisyam terus berkata: "Budak lelaki ini tidak melepaskan walau satu keuzuran dari tiga-tiga perkara yang disebut". Kemudian ia memerintahkan supaya satu ratus ribu dirham dibahagi-bahagi kepada kebilah kabilah itu dan satu ratus ribu kepada Derwas. Derwas berkata: "Wabai Amir al-Mukminin! Ambillah kembali pemberianmu ini dan berilah ia kepada puak-puakku, kerana saya bimbung apa yang telah diperintahkan oleh Amir al-Mukminin kepada mereka tidak mencukupi". Amir al-Mukminin bertanya kepadanya: "Apakah keperluanmu yang boleh kamu meminta denganku?" Jawab Derwas: "Saya tidak memerlukan apa-apa kecuali apa yang diperlukan oleh orang Islam umumnya."

4. Gejala Tidak Berkeperibadian dan Lemah Pegangan

Fenomena tidak berkeperibadian serta tanpa pegangan merupakan gejala paling buruk yang telah tersebar di kalangan anak-anak orang Islam dalam kurun kedua puluh ini. Di mana sahaja kamu perhatikan ramai muda mudi yang sedang dalam lingkungan umur remaja terikut ikut meniru buta. Mereka juga tenggelam timbul dalam kejahatan serta keburukan, tanpa penghalang dari agama atau tanggungjawab. Seakan-akan pada pandangan mereka hidup ini merupakan keseronokan dan syahwat yang mendatang dan juga kelazatan yang haram. Jika mereka tertinggal semua itu pasti tidak akan dapat apa-apa dari dunia ini.

Sebahagian mereka yang berakal kosong menyangka bahawa kemuncak kemajuan adalah dalam tari menari tanpa kesopanan, atau pergaulan yang buruk sebagai tanda kemajuan ataupun meniru secara membuta tuli merupakan pengukur pembaharuan. Sesungguhnya mereka ini telah kalah dengan diri sendiri dan kemahuan mereka sendiri, sebelum mereka kalah dalam bidang-bidang perjuangan dan jihad.

Kamu boleh lihat mereka tidak mengambil berat kecuali memakai pakaian berbentuk hippis, berjalan berlenggang-lenggok, bermanja-manja dalam sebutan kata-katanya dan mencari perempuan yang tidak baik serta menghampir-hampirkan diri kepadanya. Beginilah ia berpindah dari satu keburukan ke satu keburukan, dari satu kejahatan ke satu kejahatan yang lain, sampai akhirnya dia terjerumus ke lembah kehancuran.

Semoga Allah mencucuri rahmat ke atas roh penyair yang berkata yang ertinya:
"Orang yang patut dihancurkan dahulu ialah setiap orang yang telah mencuaikan peribadinya. Setiap orang yang meniru-niru kehidupan orang asing, tidak akan terlihat keperibadiannya sepanjang zaman".

Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah meletakkan kepada para ibu bapa, mereka yang bertanggungjawab serta para pendidik, metodologi yang amali serta prinsip-prinsip yang betul bagi menjalankan usaha pendidikan anak dengan akhlak yang baik dan keperibadian muslim yang tersendiri.

Dasar-dasar untuk Memelihara Keperibadian dan Akhlak.
Perkara-perkara penting dalam metodologi ini serta prinsip-prinsip yang terkemuka:
1. Mencegah dari bertaqlid secara buta tuli.
Sabda Rasulullah s.a.w.

Lakukanlah lain dari apa yang dilakukan oleh orang musyrikin, buanglah misai dan panjangkanlah janggut. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat Muslim:

Buanglah misai, panjangkanlah janggut dan lakukanlah lain dari apa yang dilakukan oleh orang Majusi.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Bukanlah dari golongan kami sesiapa yang suka meniru orang lain; janganlah mencontohi orang Yahudi dan orang Nasrani. (Riwayat al-Tirmizi)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesiapa yang mencontohi satu kaum, nescaya dia dari golongan mereka.
(Riwayat Abu Daud)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Janganlah setiap kamu menjadi tanpa pendirian peribadi dan berkata: Saya dengan orang, jika mereka berbuat baik, neseaya saya berbuat baik, Dan jika mereka berbuat jahat, nescaya saya berbuat jahat. Tetapi biasakan diri kamu, jika orang berbuat baik, berbuatlah baik, dan jika mereka berbuat jahat, elakkanlah kejahatan mereka. (Riwayat al-Tirmizi)

Patut dibezakan antara dua perkara daripada apa yang patut kita ambil dan apa yang patut kita tinggalkan:

Pertama:Yang harus iaitu mengambil ilmu yang memberi faedah serta tamadun yang bermanfaat seperti ilmu perubatan, kejuruteraan, fizik, kimia, cara-cara berperang, hakikat benda-benda, rahsia-rahsia atom dan lain-lain mengenai pembangunan, tamadun serta ilmu-ilmu yang bermanfaat, memandangkan ia tennasuk dakim kefahaman.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Menuntut ilmu merupakan satu kewaijipan ke atas setiap muslim.
(Riwayat Ibnu Majah)
Dan tergolong dalam apa yang dimak.sudkan oleh sabda Rasulullah s.a.w.:
Ilmu pengetahuan merupakan perkara yang cari cari oleh setiap orang yang mempunyai hikmah jika ia mendapatinya nescaya ia yang lebih berhak mengambilnya.
Dan juga dalam erti yang menyeluruh. Firman Allah S.W.T:

Dan sediakanlah untuk menentang mereka (musuh yang menceroboh) segala jemis kekuatan yang dapat kamu sediakan. (al-Anfal: 60)

Kedua: Yang haram iaitu dari hal meniru tingkahlaku, akhlak, adat resam dan seluruh fenomena yang asing dari kita, serta keadaan-keadaan yang bertentangan dari sifat-sifat umat kita dan nilai-nilai akhlak kita. Ini memandangkan perbuatan sedemikian boleh menyebabkan kehilangan keperibadian, kehancuran pendirian, kekalahan rohani serta semangat.

2. Melarang tenggelam dalam kemewahan.

Dalam Al-Sahihain dari Umar Ibn al-Khattab r.a., bahawa ia telah menulis kepada orang Islam yang tinggal di negeri Parsi yang ertinya: "Jauhkan diri serta berwaspadalah dari bersedap-sedapan dan pakaian puak-puak syirik".
Sabda Rasulullah s.a.w.;


Tinggalkanlah kesedapan(tengelam timbul dalam kesedapan) dan pakaian orang ajam (bukan Arab), (Riwayat Imam Ahmud)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Jaga-jagalah, jauhkanlah dari kesedapan, sesungguhnya hamba Allah(yang sebenar)bukan dari golongan yang tenggelam timbul dalam kesedapan.
(Riwayat Imam Ahmad dan Abu Na'im)

Apa yang dimaksudkan dengan bersedap-sedapan ialah tenggelam timbul yang berlebihan dalam kesedapan dan kelazatan serta sentiasa hidup dalam bersenang-senangan dan keindahan yang berlebihan dalam keduniaan. Amat jelaslah apa yang berlaku dalam keadaan sedemikian dari suasana kerehatan yang boleh menyebabkan kemalasan dari melaksanakan kewajipan berdakwah serta berjihad dan boleh terlajak dalam kegelapan hidup, tidak berperibadian serta leka tanpa pegangan. Dan juga menjadi sebab tersebarnya berbagai kelemahan serta penyakit.

3. Melarang mendengar muzik serta lagu-lagu yang tidak sopan.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengutusku sebagai pembawa rahmat dan hidayat kepada seluruh alam, la telah memerintahku supaya menghapuskan segala serunai-serunai, segala alat muzik dan arak serta berhala-berhala yang disembah semasa jahiliah.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Pasti akan ada, di antara umatku puak-puak yang menghalalkan zina, sutera, arak dan alat-alat muzik.

Ibnu Asakir telah meriwayatkan dalam kitab sejarahnya dan Ibn Sasari dalam Amalih dari Anas Ibn Malik r.a. yang berkata; ertinya: "Sesiapa yang duduk mendengar qainah (sejenis alat muzik) sesungguhnya Allah akan tuangkan timah hitam yang telah dicairkan ke dalam telinga pada Hari Kiamat kelak.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesiapa yang mendengar bunyi lagu (nyanyian) di dunia tidak akan dibenarkan mendengar bunyi-bunyi rohani di synrga. (Riwayat al-Tirmizi)

Amat jelas kepada setiap orang yang mempunyai akal fikiran serta timbang rasa, akan kesan amalan mendengar perkara-perkara haram ini ke atas akhlak anak serta mengheret-heret anak itu ke lembah kemungkaran dan pencabulan, (anak) ia juga akan terjerumus dalam kegelapan keinginan syahwat dan kelazatan yang haram.

Dengan ini eloklah kita bawakan sepatah dua kata mengenai hukum hakam Islam mengenai menyimpan atau membeli peti televisyen supaya para ibu bapa mengetahui dengan jelas dan sepenuh hidayat mengenai haram halalnya.

Sudah tentu bahawa penciptaan media massa, radio, televisyen, alat perakam dan lain-lain boleh dianggap perkara paling maju dan utama yang telah dicapai oleh akal manusia di masa kini. Bahkan ia merupakan penciptaan paling besar yang pernah dikeluarkan oleh kemajuan kebendaan pada masa sekarang. Dan ia sesungguhnya merupakan senjata yang tajam dua belahnya iaitu boleh digunakan untuk kebaikan serta keburukan, sudah tentu seluruh pendapat bahawa jika penciptaan yang tersebut ini digunakan dalam kebaikan, menyebarkan ilmu, menguatkan akidah Islamiah, mengukuhkan akhlak yang mulia, menghubungkan generasi sekarang dengan kebesaran dan kemegahan sejarahnya dan membawa umat kepada segala apa yang boleh memulihkan serta memajukannya dalam segala aspek agama dan dunianya. Sudah tentu dan sepakat kata bahawa dalam hak keadaan begini membeli televisyen atau menggunakan atau pun mendapat faedah darinya serta mendengarnya adalah harus. Tetapi jika ia digunakan bagi menekankan unsur-unsur kerosakan serta penyelewengan dan menyebarkan sifat tidak berkeperibadian serta tanpa pegangan dan juga supaya mengubah generasi sekarang ke jalan yang lain dari jalan agama Islam, sudah pasti setiap orang yang tawakal serta beriman kepada Allah serta Hari Kiamat akan mengharamkan penggunaannya dan pasti berpendapat bahawa sesiapa yang membeli atau mendengarnya tetap berdosa.

Dan jika kita mengikuti rancangan-rancangan televisyen di negara kita pasti kita akan dapati bahawa kebanyakan rancangannya bertujuan menghancurkan kemuliaan, membawa kepada pengkhianatan serta perbuatan zina dan menggalakkan pendedahan aurat, pergaulan yang luas tanpa ikatan dan banyak membawa kepada kerosakan masyarakat. Dan sedikit sangat dari rancangan-rancangannya yang bertujuan menyebarkan ilmu dan membawa kepada kebaikan. Jika keadaan seperti ini sudah tentu membeli, menonton dan mendengar rancangan-rancangan televisyen merupakan perkara haram dan berdosa besar.

Dalil pendapat itu:


A. Para ulama' serta para imam mujtahidun telah ijma' (sepakat pendapat) sepanjang masa bahawa syariat Islam mempunyai lima tujuan:

1. memelihara agama
2. memelihara akal
3. memelihara keturunan
4. memelihara jiwa
5. memelihara harta

Mereka juga berkata bahawa setiap apa yang telah dibawa oleh syariat Islam dari ayat-ayat al-Quran serta hadith-hadith Nabi s.a.w. bertujuan memelihara kelima-lima perkara ini. Memandangkan bahawa kebanyakan rancangan televisyen sekarang mengalunkan lagu-lagu yang tidak bersopan, drama-drama yang tidak berakhlak, diayah-diayah yang menggoda serta cerita-cerita filem yang merosakkan, semuanya membawa kehancuran, kemuliaan, menghilangkan maruah, serta menggalakkan perbuatan zina dan kejahatan, sudah pasti syariat mengharamkan menonton dan mendengaraya bagi memelihara keturunan serta maruah dan seterusnya mengharamkan membeli atau menyimpan peti televisyen memandangkan ialah yang mendorong kepada menonton dan mendengarnya.
B. Sabda Rasulullah s.a.w.:

Tidak ada mudarat dan tidak dimudaratkan. (Riwayat Imam Malik, Ibnu Majah dan al-Daruqutni)

Memandangkan bahawa televisyen dengan rancangan-rancangannya membawa kepada sifat tidak berkeperibadian serta bebas tanpa pegangan dan membangkitkan naluri-naluri serta syahwat seluruh masyarakat sebagaimana dilihat, maka sesungguhnya haram ke atas setiap muslim membelinya dan memasukkannya ke dalam rumah bagi memelihara akidah, akhlak serta kesihatan keluarganya. Ini bertujuan menghapuskan asal usul kemudaratan yang boleh timbul darinya dan bagi melaksanakan kehendak sabda Rasulullah s.a.w. yang bererti:


" Tidak ada mudarat dan tidak dimudaratkan " .

C. Bahawasanya, kebanyakan rancangan hiburan yang ditayang oleh televisyen disertai oleh permainan muzik, nyanyian yang mengghairahkan serta tarian-tarian yang tidak bersopan dan pendedahan aurat, meyakinkan bahawa perkara-perkara ini semuanya haram sebagaimana sudah dijelaskan membeli dan menyimpan televisyen adalah haram, disebabkan apa yang disertakan dengan rancangan-rancangan hiburan dari permainan muzik, nyanyian yang mengghairah, tanpa ikatan, tarian-tarian yang melampaui batasan peradaban. Berikutnya bahawa menonton rancangan seperti ini adalah haram juga, memandangkan bahayanya yang besar dalam membinasakan asas-asas pendidikan akhlak.

4. Melarang berlagak khunsa dan menyerupai perempuan.

Dalam Al-Sahihain; dari Said Ibn al-Musaiyab yang berkata bererti: "Muawiah telah datang ke Madinah, dia berkhutbah terhadap kami, kemudian dia mengeluarkan kubbah, iaitu rambut palsu, terus berkata: Sesungguhnya saya tidak pernah melihat sesiapa melakukannya, kecuali al-Yahud", Sesungguhnya apabila Rasulullah s.a.w, telah diberitahu, ia menamakannya azzur, iaitu penipuan. Dalam riwayat Muslim pula yang bererti: Bahawa Muawiah r.a, Telah berkata pada suatu hari: "Sesungguhnya kamu telah mengada-adakan pakaian buruk. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. telah melarang dari penipuan azzur".
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Sesungguhnya Allah melaknati lelaki yang berlagak macam perempuan (khunsa) dan perempuan yang berlagak macam lelaki. (Riwayat al-Bukhari, Abu Daud dan al-Tirmizi)
Dalam lafaz yang lain yang telah diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah:

Sesungguhnya Allah melaknati perempuan yang menyerupai lelaki dan lelaki yang menyerupai perempuan.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Pakaian sutera dan emas telah diharamkan keatas lelaki umatku dan dihalalkan keatas perempuan dari mereka. (Riwayat al-Tirmizi)

Justeru menggunakan rambut palsu, memakai emas dan sutera bagi lelaki, serla perempuan yang menyerupai lelaki dan lelaki yang menyerupai perempuan dan juga perempuan yang keluar menutup badan tetapi seakan-akan tidak berbaju (baju ketat dan sempit, menunjukkan potongan badan) dan sepertinya adalah dari gejala-gejala (berlagak seperti perempuan)

Berlenggok-lenggok serta berpura-pura ini semua amat buruk kesannya iaitu menghapus sifat kelakian, menghina keperibadian dan merupakan tekanan hebat kepada sifat-sifat mulia serta akhlak yang terpuji. Bahkan, ia boleh mengheret umat ke lembah kehancurun serta keadaan yang bebas tanpa pegangan dan boleh menghumbankan para remaja dan muda mudi kepada keadaan yang paling buruk dan penuh dengan pura-pura serta akhlak yang buruk.

5. Melarang mendedahkan aurat dan bergaul bebas serta melihat perkara yang haram.
Firman Allah S.W.T.:

Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu, serta perempnan-perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (semasa mereka keluar); dan yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenali (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani, (al-Ahzab: 59)
Firman Allah swt



Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Amat Mendalam Pengetahuan-Nya tentang apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihat perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripada-nya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka,., (al-Nur: 30-31)

Mengenai hadith-hadith yang memerintahkan berhijab menutup aurat di samping menutup muka - iaitu yang berikut:

• Abu Daud telah meriwayatkan dari Aisyah r.a. yang berkata ertinya:
"Satu rombongan telah berlalu sedangkan kita bersama dengan Rasulullah s.a.w, masa itu kita ihram, bila mereka berlalu, tiap-tiap seorang dari kita melabuhkan tudungnya, menutup mukanya, bila sudah berlalu kita membuka muka kita"

• Imam Malik telah meriwayatkan dalam al-Muwattak dari Fatimah binti al-Munzir yang berkata ertinya: "Semasa kita dalam ihram, kita pernah menutup muka, sedangkan kita bersama dengan Asma' binti Abi Bakar al-Siddiq r.a. dan dia tidak mengingkari perbuatan kita".

• Hadith Aisyah r.a. yang telah dipetik dari kitab Fathul Bari, yang bererti: "Setiap perempuan hendaklah melabuhkan tutup kepalanya sampai mukanya".

ADAKAH ORANG PEREMPUAN DISURUH MENUTUP MUKANYA
Mengenai apa yang telah diriwayatkan yang bersangkutan dengan melarang perempuan dari menunjukkan hiasan kepada orang asing iaitu;
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Ada dua jenis penghuni neraka yang saya tidak nampak: Satu puak yang mempunyai cemeti-cemeti seperti ekor-ekor lembu, mereka ini sedang memukul orang, dan perempuan-perempuan yang berpakaian yang seakan tidak berbaju, mereka ini berlenggok-lenggok dan juga menarik hati orang-orang lelaki, kepala mereka seperti bonggol tengkok unta, mereka ini tidak akan masuk syurga. serta tidak akan menghidu baunya. Sesungguhnya baunya boleh terhidu dari jarak masa perjalanan sejauh lima ratus tahun.
(Riwayat Muslim)
Firman Allah S.W.T:

Dan hendaklah kamu tetap diam di rumah kamu serta janganlah kamu mendedahkan diri seperti yang dilakukan oleh orang Jahiliah dahulu. (al-Ahzab: 33)
Firman Allah S.W.T.:

Dan mana-mana perempuan tua yang telah putus kedatangan haid, yang tidak mempunyai harapan berkahwin lagi, maka tidak ada salahnya mereka menanggalkan pakaian luarnya, dengan tidak bertujuan mendedahkan perhiasan mereka, dalam pada itu perbuatan mereka menjaga kehormatannya (dengan tidak menanggalkan pakaian luarnya itu adalah) Iebih baik bagi mereka; dan (ingatlah) Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (al-Nur: 60)
Berhubung dengan apa yang telah terbabit mengenai larangan pergaulan bebas antara dua jenis perempuan dan lelaki ialah yang berikut:
Firman Allah S.W.T.:

Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (dari memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka...
(al-Nur: 30-31)

Jadi bagaimanakah kita boleh membayangkan penyekatan pandangan setiap lelaki dan perempuan, sedangkan mereka berdua sentiasa berkumpul dan berjumpa dalam satu tempat? Dengan ini ayat tersebut dalam ertikatanya melarang dari pergaulan, bahkan ia mengharamkannya.
Firman Allah S.W.T.:

Dan apabila kamu meminta sesuatn yung harus diminta dari isteri-isteri Nabi, maka mintalah kepada mereka dari sebalik tabir,Cara yang demikian adalah lebih suci (selamat) bagi hati kamu dan hati mereka.,. (al-Ahzab: 53)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Mana-mana Ielaki tidak akan berdua-duan (berkhalwat) dengan perempuan, melainkan pasti syaitan akan menjadi yang ketiga. (Riwayat al-Timiz.i)
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Jauhkanlah diri dari mendatangi kaum perempuan. Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah s.a.w.: Bagaimanakah dengan lelaki yang ada hubungan saudara dengan suami? (al-Humwa). Jawab Nabi: Itu ialah kematian kebinasaan.
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Tldaklah salah seorang dari kamu berkhalwat (berdua-duaan) dengan seorang perempuan, melainkan ada bersamanya mahram.
Mengenai nas-nas yang berkaiatan dalam tegahan memandang kepada perempuan asing adalah seperti berikut:-
Firman Allah S.W.T.:

Katakan (Wahai Muhammad) kepada orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka ( daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka. (al-Nur: 30)
Firman Allah S.W.T.:

Sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya. (al-Isra': 36)

Imam Muslim telah meriwayatkan dari Jabir r.a. yang berkata: Saya telah bertanyakan kepada Rasulullah s.a.w. mengenai pandangan yang tidak disengajakan. la menjawab: Jauhkan pandanganmu (jangan mengulanginya).

Abu Daud dan Al-Tirmizi telah meriwayatkan dari Ummi Salamah r.a. yang berkata: "Pada suatu hari saya bersama Rasulullah s.a.w. yang turut berada dengannya Maimunah, Ibn Ummi Maktum telah datang (hal itu selepas kami diperintah berhijab - menutup muka) Rasulullah s.a.w. bersabda yang bererti: "Tutuplah mukakamu darinya". Kami berkata: "Wahai Rasulullah! Tidakkah dia buta (tidak melihat kita) dan tidak mengenali kita?" Rasulullah berkata pula yang ertinya: "Adakah kamu berdua buta (tidakkah kamu berdua melihatnya)?"

Sabda Rasulullah yang telah diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abi Said r.a.:

Jauhkan diri dari duduk di tengah jalan!

Orang yang mendengar berkata: "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami tidak ada pilihan, kami berjumpa dan berbual-bual di situ". Rasulullah menjawab: "Jika kamu mesti juga berbuat sedemikian, berilah hak jalan itu". Mereka bertanya: "Apakah hak jalan wahai Rasulullah?" Baginda bersabda:

Sekatlah pandangan kamu, berhentikan gangguan, balaslah ucapan salam, serulah kepada perbuatan baik dan laranglah dari melakukan kejahatan.

Kita sedia ketahui bahawa keseluruhan masyarakat manusia, serta kesemua umat, termasuk orang tuanya dan pemuda-pemudanya lelakinya dan perempuan-perempuannya, pemerintah-pemerintahnya dan mereka yang diperintah (rakyat). Jika mereka semua berpegang dengan prinsip-prinsip yang kekal abadi ini, mengikut arah kefahaman yang berharga ini dan menjauhkan diri dari setiap apa yang memudaratkan. fadilat serta akhlak dari hal membuka muka, beraksi dan menunjukkan perhiasan kepada orang lain, pergaulan yang terbuka, dan memandang yang haram, pasti masyarakat serta umat yang seperti ini akan menikmati kesucian dan kelebihan. Dan mereka akan hidup dalam lindungan keamanan serta ketenangan, dan juga akan mencapai kemuncak kebesaran serta kegembiraan, Kerana ia telah mengikut jalan yang telah ditentukan oleh Allah kepadanya, di samping ia telah melaksanakan metodologi yang telah difardukan oleh agama Islam ke atasnya. Dan benarlah Allah yang Maha Besar berfirman:

Dan sessungguhnya inilah jalanKu (agama Islam) yang betul lurus, maka hendaklah kamu menurut nya, dan janganlah kamn menurut jalan jalan (yang lain dari Islam) kerana jalan-jalan (yang lain itu) mencerai-beraikan kamu dari jalan Allah. Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu supaya bertakwa. (al-An'um :153)

Inilah apa yang telah dicapai oleh umat Islam sepanjang sejarah pada abad yang telah lain, Itu semua dengan adanya ajaran-ajaran al-Quran yang telah diturunkan oleh Allah kepada seluruh alam sebagai pembawa berita-berita baik serta peringatan dan menjadi hidayat serta cahaya kepada generasi yang akan datang,
Benarlah Allah Maha Besar yang berfirman;

Sesungguhnya al-Qur'an ini memberi petunjuk ke jalan yang amat betul (agama Islam), dan memberikan berita yang menggembirakan orang yang beriman yang mengerjakan amal-amal salih, bahawa mereka beroleh pahala yang besar: (al-Isra :9)

Itulah wahai para ibu bapa dan para pendidik kaedah-kaedah pendidikan yang terpenting serta metodologi praktikal yang telah diasaskan oleh Islam, bagi menjamin keselamatan akhlak anak, menyuburkan peribadinya, membiasakannya bersifat kelakian serta akhlak yang mulia. Hendaklah kamu mendidik anak-anak kamu berdasarkannya, dan berpegang teguhlah dengan tunjuk ajarnya supaya mereka membesar dengan akhlak-akhlak yang mulia, kelebihan masing-masing, serta peradaban hidup bermasyarakat sehingga mereka akan menjadi tanda keistimewaan di kalangan manusia. Adakah terdapat prinsip pendidikan bagi mendidik anak serta menyediakannya memikul tanggungjawab hidup seperti prinsip-prinsip yang telah diasaskan oleh agama Islam dan disyariatkan oleh Rasulullah s.a.w.?

• Siapakah yang berani berkata bahawa tenggelam timbul dalam kenikmatan material semata-mata, serta kemewahan tidak memudaratkan keperibadian anak?

• Siapakah yang berani berkata bahawa terlonjak-lonjak mengikut hawa nafsu serta kesedapan tidak memudaratkan keperibadian anak?

• Siapakah yang berani berkata bahawa mendengar lagu-lagu yang berunsur lucah serta muzik tari menari yang boleh membangkitkan keinginan tidak memudaratkan keperibadian anak?

• Siapakah yang berani berkata bahawa gejala membuka muka, beraksi dan menunjukkan hiasan perempuan kepada orang asing, dan juga pergaulan yang terbuka tidak memudaratkan keperibadian anak?

• Siapakah yang berani berkata bahawa berlenggang-lenggok serta menyerupai perempuan (khunsa), berlagak seperti perempuan dan ber pura-pura tidak memudaratkan keperibadian anak?

Sesungguhnya para pendidik serta para ulama psikologi dan akhlak hampir-hampir bersepakat kata bahawa gejala-gejala ini merupakan penyakit yang paling bahaya yang boleh membinasakan, melemahkan ingatan, menghancurkan keperibadian, melunturkan akhlak, membunuh sifat kelakian, menyebarkan penyakit penyakit dan menghapuskan kemuliaan serta kehormatan.

Dr, Alex Karlayel menulis dalam bukunya Manusia itu Yang Majhul: Apabila seks terbangkit pada manusia, mengeluarkan sejeniis cecair yang mengalir dalam darah ke otaknya, melalaikannya dan menjadikannya tidak dapat berfikir dengan waras.

George Balusyi telah menyebbt dalam bukunya Revolusi Seks, kata-kata berikut: Pada tahun 1962, Kennedy telah mengumumkan bahawa masa depan Amerika dalam keadaan bahaya memandangkan pemuda pemudinya suka berlagak seperli perempuan, berpura-pura, tenggelam timbul dalam syahwat, tidak menilai tanggungjawah yang terletak ke atasnya dan sesungguhnya antara tiap-tiap tujuh pemuda yang dipanggil untuk kerahan tenaga menjadi askar) terdapat enam dari mereka yang tidak layak kerana syahwat mereka telah pun merosakkan kelayakan serta kesempumaan tubuh badan dan jiwa mereka.

Akhbar Lubnan al-Ahad bilangan ke-650 atas lidah Margaret Smith, pendidik kemasyarakatan mengeluarkan satu ucapan yang antara lain berkata. "Sesungguhnya pelajar perempuan di sekolah dan universiti tidak berfikir melainkan dengan emosinya serta cara-cara yang respon emosinya itu. Sesungguhnya terdapat lebih dari enam puluh peratus pelajar perempuan telah gagal dalam peperiksaan dan sebab-sebab kegagalan itu ialah kerana mereka berfikir mengenai seks lebih dari pelajaran mereka, bahkan lebih dari masa depan mereka."

Apa yang patut dilaksanakan oleh mereka yang bertanggungjawab dari para ibu bapa serta para pendidik ialah hanya menjauhkan anak-anak mereka dari setiap gejala yang melunturkan akhlak, tidak berkeperibadian serta tanpa pegangan. Dan juga mereka patut berusaha sedaya upaya menyemaikan dalam jiwa anak-anak pengertian kemuliaan yang terpuji, keperibadian yang dicontohi serta akhlak yang baik.

Akhirnya wajib ke atas kita jangan melupakan kesan penjagaan yang teliti serta tanggungjawab yang besar bagi membetulkan akhlak anak, memulihkan jiwanya dan menyuburkan keperibadiannya.

Dan jika kita ingin mencari sebab yang boleh membawa kepada kelunturan akhlak anak serta penyelewengan kelakuannya, pasti akan terlintas iaitu kecuaian dalam melaksanakan tugas penjagaan ibu bapa terhadap anak-anak serta melepaskan diri dari tanggungjawab pendidikan dan tunjuk ajar kepada mereka.


SEBAB-SEBAB PENYELEWENGAN ANAK

Di sini kita bawakan sebilangan sebab yang boleh membawa kepada penyelewengan anak serta kelunturan akhlak dan kelakuannya.

• Seorang bapa yang membebaskan anak-anaknya bercampur gaul dengan teman-teman jahat serta kawan-kawan berakhlak buruk sesuka hati mereka tanpa soal atau penjagaan, pasti mereka akan mendapat kesan dari pergaulan buruk itu dan juga akan dijangkiti oleh penyelewengan teman-teman mereka serta akhlak jahat mereka.

• Seorang bapa yang membenarkan anak-anaknya menontoh filem-filem percintaan yang boleh membawa kepada kelunturan akhlak serta penyelewengan. Di samping filem-filem penyiasatan polis yang amat menggalakkan penyelewengan serta jenayah yang dengan kesan-kesannya boleh merosakkan orang dewasa, lebih-lebih lagi anak-anak. Pasti seorang bapa seperti ini mencampakkan anak-anaknya tanpa menyedari ke lembah yang dalam yang pasti akan menghancurkan serta menjahanamkan mereka.

• Seorang bapa yang membiarkan anak-anaknya megnonton televisyen yang penuh dengan pandangan-pandangan yang membangkitkan naluri-naluri, drama-drama yang lucah dan diayah-diayah yang tidak sopan pasti anak-anak itu akan terdidik dengan sifat tidak berkeperibadian dan akan dibiasakan dengan sifat-sifat terbuka tanpa pegangan. Dan juga pasti mereka akan kehilangan segala pengertian kemuliaan iaitu kelakian, keghairahan serta peradaban Islam yang mulia.

• Seorang bapa yang membenarkan anak-anaknya membeli majalah-majalah lucah, tidak bersopan, membaca kisah-kisah percintaan dan menyimpan gambar-gambar telanjang (lucah). Pasti anak-anak seperti ini akan meneruskan jalan kejahatan serta kemungkaran dan mempelajari cara mengadakan hubungan-hubungan persahabatan jahat yang menimbulkan keadaan subahat serta perhubungan seks yang berdosa.

• Seorang bapa yang tidak mengindahkan masalah menutup aurat serta hijab keluarga serta anak-anak perempuannya. la buat tidak nampak mereka membuka muka, atau beraksi menunjukkan hiasan mereka kepada orang asing. la juga buat-buat tidak mengerti mengenai kawan-kawan serta pergaulan mereka, di samping memberi mereka peluang yang terbuka, keluar dengan pakaian yang seksi dan aurat yang terbuka. Pasti anak-anak perempuan yang berkeadaan seperti ini akan biasa dengan kehidupan yang terbuka ini serta penuh kemungkaran. Mereka pasti akan terperangkap dalam kesesatan dan kejahatan. Bahkan boleh jadi keadaan mereka akan bertambah buruk sehingga hilang kehormatan yang boleh membawa kepada pencabulan dan kes-kes rogol. Pada masa itulah tidak ada gunanya penyesalan ataupun tangisan.

• Seorang bapa yang tidak menjaga anak-anak lelaki serta anak-anak perempuannya, apabila mereka pergi ke sokolah dan balik, sudah tentu bila anak-anak merasai kecuaian dari pihak bapa mereka pasti mereka akan terdorong mengunjungi tempat-tempat yang penuh dengan kejahatan dengan alasan pergi ke sekolah. Kita banyak mendengar mengenai ramai anak-anak perempuan yang telah terperangkap dalam kejahatan dan zina. Nama serta kehormatan mereka terjejas dan rosak sedangkan keluarga tidak pun mengetahui apa yang telah menimpa anak-anak mereka, kecuali selepas terbongkar segala segala kejahatan serta ternyata kesan-kesan jenayah yang telah berlaku.

• Seorang bapa yang tidak mengambil tahu hal anak-anaknya yang sedang belajar di bilik mereka serta tidak memeriksa buku-buku mereka, sudah tentu anak-anak itu jika mereka sedang menuju ke jalan penyelewengan, akan meneruskannya dan akan mendapat peluang terbuka menyimpan gambar-gambar lucah serta membaca majalah-majalah yang tidak sopan sesuka hati mereka dan juga akan menulis surat-surat cinta tanpa usul periksa dari penjaga atau pertanyaan ibu bapa.

Dengan demikian sudah pasti anak-anak itu akan meneruskan selangkah demi selangkah ke jalan kelunturan akhlak serta bebas tanpa pegangan, tanpa dorongan dari kepercayaan agama atau perkiraan dari perasaan timbang-rasa. Pada masa itu keadaan akan menjadi rumit bagi mengembalikan mereka ke jalan yang benar, memulihkan serta mengubati mereka.

Antara prinsip akhlak yang patut diberi perhatian serta dipelihara oleh para ibu bapa, para pendidik dan mereka yang bertanggungjawab membesarkan anak-anak ialah membiasakan mereka dengan akhlak yang baik dan berhubung dengan orang lain secara baik.

Hadith-hadith Rasulullah tentang Pembinaan Akhlak.

Di sini kita bawakan wahai para ibu bapa, serta orang yang bertanggung-jawab, sekumpulan hadith Rasulullah s.a.w. yang mengajarkan sifat-sifat yang mulia, akhlak yang baik dan perhubungan yang kukuh.
Sabda Rasulullah .s.a.w.:


Sesungguhnya saya telah diutuskan bagi melengkapkan akhlak-akhlak yang mulia. (Riwayat Imam Ahmad, al-Hakim dan al-Baihaqi)

Ibn Mardawaih telah mengeluarkan dengan sanad yang hasan bahawa seorang lelaki telah bertanya Rasulullah s.a.w. mengenai akhlak yang baik. Baginda terus membaca firman Allah:


Terimalah apa yang mudah engkau lakukan, dan suruhlah dengan perkara yang baik, serta berpalinglah (jangan dihiraukan) orang yang jahil (yang degil dengan kejahilannya). (al-A'raf:199)
Kemudian Rasulullah s.a.w bersabda:

laitu, hendaklah engkau menghubung silaturrahim mereka yang telah memutuskan silaturrahim dengan kamu, memberikan mereka yang tidak memberimu dan memaafkan mereka yang telah menzalimimu,
Sabda Rasulullah s.a.w.:

Seberat-berat timbangan pahala dalam neraca di akhirat (HariKiamat) ialah ketakwaan kepada Allah serta akhlak yang baik, (Riwayat Abu Daud dan al-Tirmizi)
Sabda Rasulullah s.a.w,:

Bertakwalah kepada Allah di mana-mana kamu berada. Lelaki itu berkata: tambahkan lagi. Rasulullah berkata: Turutkanlah perbuatan dosa dengan perbuatan kebaikan, nescaya dosa itu boleh terhapus. Lelaki itu meminta Rasulullah s.a.w. menambahkan nasihatnya lagi. Rasulullah menyambung: Beruruslah kamu sesama manusia dengan sebaik-baik akhlak.
Sabda Rasulullah s.a.w,:

Selengkap lengkap insan orang mukmin ialah mereka yang mempunyai sebaik baik akhlak (Riwayat Abu Daud, al-Tirmizi dan lain-lain)

Muhammad Ibn Nasri al-Marwazi telah menerangkan, bahawa seorang lelaki telah menemui Rasulullah s.a.w. dari arah hadapannya dan bertanyakan kepadanya: "Apakah dia agama (ad-din) wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah: "lalah akhlak yang baik". Lelaki itu kemudian menemui Rasulullah dari arah kanannya dan bertanya; "Apakah dia agama (ad-din) wahai Rasulullah?" Jawab Rasulullah: "lalah akhlak yang baik", Lelaki itu menemui Rasulullah dari arah belakang pula dan bertanya: "Apakah dia agama (ad-din) wahai Rasulullah?" Rasulullah berpaling kearahnya bersabda yang ertinya; "Tidakkah engkau mengerti? ad-din ialah "janganlah marah".

Inilah sehahagian dari ajaran ajaran yang melimpah dengan banyaknya yang telah diajarkan oleh Rasulullah s.a.w. mengenai perhubungan sosial yang baik, menjaga peradaban dalam kelakuan dan berurusan dengan orang-orang lain berdasarkan akhlak yang mulia.

Para ibu bapa serta para pendidik wajib memastikan diri mereka berpegang teguh dan melaksanakan prinsip-prinsip itu supaya menjadi contoh teladan yang baik serta ikutan yang salih bagi setiap orang yang hudup bersama mereka. Kemudian wajib pula ke atas mereka mengajar-kannya kepada anak-anak supaya mereka boleh memaafkan orang yang telah menzalimi mereka. menghubungi mereka yang telah memutuskan hubungan dengan mereka, memberikan sesiapa yang telah tidak memberikan mereka dan membuat baik kepada sesiapa yang telah melakukan keburukan terhadap mereka, Dengan keadaan sedemikian anak-anak itu akan menjadi satu contuh yang terpuji di kalangan manusia yang lain serta bersifat seperti malaikat di atas bumi, Dan itu adalah satu pelaksanaan kehendak firman Allah S.W.T.:

Terimalah apa yang mudah engkau lakukan dan suruhlah dengan perkara yang baik ,serta berpalinglah (jangan hiraukan)orang yang jahil (yang degil dengan kejahilannya) (al-A'raf: 199)
Firman Allah lagi:

Dan tidaklah sama (kesannya dan hukumnya) perbuatan yang baik dan perbuatan yang jahat. Tolaklah (kejahatan yang ditujukan kepadamu) dengan cara yang lebih baik. Apabila engkau berlaku demikian maka orang yang menaruh rasa permusuhan terhadapmu, dengan serta merta akan menjadi seolah-olah seorang sahabat karib. (Fussilat :34)
Firman Allah lagi:

Dan orang yang menahan kemarahannya, dan orang yang memaafkan kesalahan orang. Dan (ingatlah) Allah mengasihi orang yang berbuat perkara-perkara yang baik, (Ali'Imran:134)
Jadi wahai para ibu bapa serta para pendidik:
• Selepas kamu mengetahui dari perhatian yang telah diberi oleh Rasulullah s.a.w. pada sudut akhlak dalam pendidikan anak-anak kamu.

• Selepas kamu mengetahui bahawa akhlak merupakan buah keimanan yang mendalam bagi pemulihan penyelewengan anak-anak kamu.

• Selepas kamu baca mengenai gejala-gejala buruk yang patut dijauhkan dari cahaya mata kamu,

• Selepas kamu mendengar mengenai pesanan-pesanan Rasulullah s.a.w. supaya berakhlak mulia serta berhubungan dengan baik.

• Selepas semua ini tidak ada pilihan bagi kamu kecuali berazam dan menguatkan semangat untuk melaksanakan kewajipan kamu selengkapnya terhadap mereka yang berhak mendapat didikan, pengajaran serta penjagaan kamu.

Ketahuilah jika kamu mengcuaikan kewajipan kamu terhadap anak-anak serta murid-murid kamu dari hal pendidikan akhlak, sudah pasti mereka ini akan membesar dengan sifat tidak berkeperibadian serta bebas tanpa pega-ngan dan akan terdidik dengan kejahatan serta akhlak yang buruk. Masa itulah mereka akan menjadi bahaya ke atas ketenteraman serta menjadi alat yang menghancurkan dan merosakkan pembangunan masyarakat. Bahkan seluruh anggota masyarakat akan meminta perlindungan perbuatan jenayah mereka, serta kesan kerosakan tindak tanduk dan cara pergaulan mereka dalam masyarakat.

Jagalah dan ikutilah perintah Allah terhadap anak-anak kamu, laksanakanlah kewajipan kamu, usahakanlah sedaya upaya kamu, pikullah dengan sebaik-baiknya tanggungjawab yang telah dibebankan ke atas kamu. Jika kamu melaksanakan tanggungjawab dengan setepat-tepatnya, pasti kamu akan mendapati anak-anak kamu seperti bunga yang wangi di rumah dan seperti bulan yang penuh mempunyai cahaya serta sinaran dalam masyarakat dan juga seperti malaikat yang berjalan di atas bumi membawa hidayat serta ketenangan.
Firman Allah S.W.T.:

Dan katakanlah (wahai Muhammad): "Beramallah kamu (akan segala yang diperintahkan), maka Allah dan Rasul-Nya sertei orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan. (al-Taubah:105)


[Read more...]