(Bahasa Asal adalah Urdu dan terjemaah dalam Bahasa Melayu oleh hoteljulietmy@yahoo.com di bawah)
“SHIKWA”
Why must I forever lose, forever forgo profit that is my due,
Sunk in the gloom of evenings past, no plans for the morrow pursue.
Why must I all attentive be to the nightingale’s lament,
Friend, am I as dumb as a flower? Must I remain silent?
My theme makes me bold, makes my tongue more eloquent.
Dust be in my mouth against Allah I make complain.
Before our time, a strange sight was the world You had made:
Some worshipped stone idols; others bowed to trees and prayed.
Accustomed to believing what they saw, the people’s vision wasn’t free,
How then could anyone believe in a God he couldn’t see?
Do you know of anyone one, Lord, who then took Your Name? I ask.
It was the muscle in Muslim’s arm that did Your task.
Once in the fray, firm we stood our ground, never did we yield,
The most lion- hearted of our foes reeled back and fled the field.
Those who rose against You, against them we turn our ire,
What cared we for their sabers? We fought against canon fire.
On every human heart the image of Your Oneness we drew,
Beneath the dagger’s point, we proclaimed your message true.
In the midst of raging battle if the time came to pray,
Hejazi’s turn toMecca, kissed the earth and ceased from fray.
Sultan and slave in single file stood side by side,
Then no servant was nor master, nothing did them divide.
Between serf and lord, needy and rich, difference there was none.
When they appeared in your court, they came as equals and one.
Did we abandon You or Your Arab messenger forsake?
Did we trade in making idols? Did we not idols break ?
Did we forsake love because of the anguish with which it’s fraught?
Give up the tradition of Salaman, forgot what Owais Qarani taught?
The flame of Allah’s greatness still in our hearts we nourish.
The life of Bilal the Ethiop remains the model that we cherish.
Strangers revel in the garden, besides a stream they are sitting;
Wine goblets in their hands, hearing the cuckoo singing.
Far from the garden, far from its notes of revelry,
Your lovers sit by themselves awaiting the moment to praise You.
Rekindle in Your moths passion to burn themselves on the flame;
Bid the old lightning strike, brand our breasts with Your name.
In giving up our lives there is no gladness, nor is there joy in living:
The only pleasure is in writing verses and in our own heart’s blood drinking.
My mind’s mirror is studded with many gems sparkling bright;
In my breast are locked visions aching to burst into light.
But there are none in the garden with eyes to attest;
Not one bleeding tulip bearing a scar within its breast.
JAWAB E SHIKWA
Even to the angels the voice came as a complete surprise;
Nor was the mystery unveiled to other dwellers of the skies.
They wondered: Could celestial heights have become the aim of man’s striving?
Could this pinch of dust have learned the art of flying?
These earth dwellers, how little of manners do they know!
How cheeky and insolent are these habitants of regions down below!
He even rails against Allah, he has become so proud;
Is he the same Adam before whom the angels bowed?
He knows about things, their quantity and quality;
Yes, these he knows, but nothing of the secret of humility.
Their power of speech men always proudly flaunt,
But of the way of speaking they are quite ignorant.
If there were one deserving, We’d raise him to regal splendor,
To those who seek, We would unveil a new world of wonder.’
You have no strength in your hands; in your hearts God has no place;
On the name of my messenger, you people have brought disgrace.
Destroyers of false gods are gone; only the idol maker thrives;
There were days when every Muslim loved the only Allah he knew;
Once upon a time He was your only Beloved; the same Beloved you now call untrue.
Who blotted out the smears of falsehood from the pages of history?
Who freed mankind from the chains of slavery?
The floors of my Kaaba with whose foreheads swept?
Who were they who clasped my Koran to their breasts?
Your forefathers indeed they were; tell us who are you, we pray?
With idle hands you sit awaiting the dawn of a better day.’
‘You are bent on self destruction; for honor and self respect they were known.
Brotherly feelings are alien to you; for brothers lives they gave their own.
All you do is talk and talk; they were men of action, deeds and power;
With reason as your shield and the sword of love in your hand, Servant of God!
The leadership of the world is at your command.
The cry, “ Allah-o-Akbar”, destroys all except God; it is a fire.
If you are true Muslims, your destiny is to grasp what you aspire.
If you break not faith with Mohammed, we shall always be there with you;
What is this miserable world? To write the world’s history, pen and tablet we offer you.
Mohammad Iqbal
Terjemahan hoteljuletmy@yahoo.com
SHIKWA
(Pengaduan, rintihan dan soalan manusia kepada Tuhan)
Mengapa,
Mengapakah harus aku kecundang berputih mata atas pusaka sendiri,
Tenggelam dalam mentari remang tanpa rencana hidup.
Mengapa pula harus aku hirau kicau sendu si burung senja.
Sahabat,
Apakah aku ini tergolong dungu seperti kuntum?
Mestikah aku bungkam seribu bahasa?
Lonjak dhomir ini memaksa aku bingkas,
Makanya lidah ku tiba-tiba terasa petah,
Kendatipun debu penuh berat mulutku,
Namun padamu Allah ku ajukan jua aduku.
Dulu,
Zaman bahari antah berantah jahiliyyah itu,
Panorama kecamuk dunia cipta Mu,
Mereka,
Sipenyembah penyembah berhala itu,
Buatan tangan dari kayu dan batu,
Tegal biasa melihat apa yang nyata cuma.
Padangan terkabut seperti buta.
Lalu harus bagaimana mau percaya pada Tuhan yang tiada rupa.
Aku bertanya:
Adakah Kau tidak tahu wahai Tuhan,
Bahwa tiada siapa yang menyapa namaMu?
Kendatipun demikian,
Di waktu itu...
Kamilah yang menegakkan yang condong
Kamilah yang menyokong yang rebah
kamilah yang membangunkan yang hilang
Hatta si musuhMu,
Sekalipun hatinya singa,
Lintang pukang jua bercawat ekor akhirnya.
Siapa saja yang durjana kami tentang lumat hingga.
Apakah yang kami hairankan kilatan pedang mereka?
Sedangkan peluru api meriam lela kami hadangi dengan dada cuma.
Lalu kami tancapkan di sanubari setiap bani insan,
Kami pahatkan di dada mereka,
Sehingga nyatalah yang Engkau ada.
Di bawah silau senjata tanjam itu pula,
kami proklamasikan risalah Kau itu.
Sedang genderang perang masih azmat,
Tiba pula waktu solat Mu menyeraya sapa,
Tiba-tiba pula kami hadapkan wajah-wajah kami,
Ke Hijaz,
Ke Makkah.
Kami cium kucup bumi turab Mu,
Sehingga kami lupa sirna.
Imma Sultanlah ia,
Wa imma 'abdi pun jua,
Tetaplah kami di dalam saf siaga.
Di kala itu,
Tiada lagi bedanya tuan maupun hamba,
Tiada jurang baka kaya maupun kelana,
Seperti nanti kami mengahadap mahsyar Engkau,
Sama tunduk sama tara.
Wahai!
Adakah kami telah tinggalkan Engkau?
Atau adakah Pesuruh ArabMu itu lalai alpa?
Adakah kami telah gadaikan nizam jual beliMu itu?
Sehingga kami berhalakan niaga itu?
Bukankah kami benar-benar wira pemusnah idola berhala berhala itu?
Ataukah Kau dapati kami tinggalkan rasa cinta semi,
Kerana serik atas dugaan ibtila' tribulasi dari Mu?
Apakah kami telah buang jauh tradisi tinggalan Salman?
Apakah kami telah lupakan pesan titipan Owais Qarni?
Demi!
Bahang api keagunganMu itu masih marak menyala,
Dalam hati darah dan nadi.
Tapak tinggalan Bilal al Habsyi tetap kami selusuri.
Terngiang di cuping kami,
Terbayang di mata kami,
Sang bidadari taman firdausi,
Menjuntai kaki tepian kali syurgawi,
Piala di tangan,
Bersimfoni iringan kicau unggas kayangan.
Jauh di sini,
Pencinta pencintaMu sedang pegun menunggu,
Tasbih taqdis tahmid menderu,
Siap siaga terjun ke dalam api.
Tentangi sambar kilat halilintar itu,
Mendada yang termohor atasnya namaMU.
Namun,
Kurbani jiwa ini bukanlah tanpa duka,
Pun duniawi ini tiada pula indahnya.
Rasa ceria itu hanyalah bila menukilkan bait bait ini,
Yang persis menghiris darah sendiri.
Dalam cermin benak ini,
Gemerlapan pantulan cahaya nilam ma'nikam.
Di dada ini pula,
Tersimpan visi yang meronta,
Ingin menerjah merempuh cahaya.
Namun,
Tiada pula di taman bustani itu,
Mataku dapat menerpa,
Sekalipun hanya sekuntum kembang mala,
Buat ku tegur sapa...
JAWAB E SHIKWA
(Jawaban Tuhan kepada siperintih)
Hairan sang Malaikat mendengar rayu kalian!
Tiada satu pun isi jagat raya yang tertanya mengapa.
Terkesima seperti hijab tak terbuka.
Alangkah ajaibnya! sinis mereka.
Apakah si manusia itu bercita menggapai sehingga ke akhir cakrawala?
Apakah si butir pasir seni itu sudah tumbuh sayap mau terbang menembus angkasa?
Cis!
Si makhluk bumi ini!
Alangkah muflisnya budi pekerti.
Tanpa malu tiada silu dunia yang pana.
Malah serakah bongkak terhadap Allah.
Adakah mereka itu sangka,
Bahwa mereka adalah Adam,
Yang dulunya kita sujudi?
Adakah mereka masih menyangka tahu nama-nama semua?
'Al Asmaa a kullaha'?
Na'am!
Sayang! Tahu semua tapi gersang kontang,
Dari keinsanan dan kehambaan.
Angkuhnya isi kata-kata mu itu,
Tapi sepi sekali tanpa susila.
Berlunjur dahulu sebelum duduk.
Andaikan manusia itu bernilai permata,
Pastinya kami sujudi pendua kali.
Kami singkapkan hijab itu sehingga kasyaf.
Sayang seribu kali,
Dalam tangan mu tiada lagi daya itu,
Lantaran Tuhan tiada lagi bertapa di hati hati mu.
Demi,
Atas nama si PesuruhKu itu,
Kamu kamu dan kamu,
Tiada yang membawa kecuali noda cemar mengaibkan.
Dakwa dakwi mu sebagai pemusnah berhala itu,
Hanyalah retorik cuma.
Penghancur tuhan-tuhan palsu itu hanyalah satira.
Kamu kamu dan kamu,
Sebenar sipenyubur benih penyambah baja berhala itu,
Sehingga Tuhan Allah itu,
Tiada lagi kau beri nyawa.
Benar!
Ada memang nostalgia waktunya si Muslim itu,
Mengenal menyembah hanya Tuhan Allah satu.
Ada memang kenangan silam detiknya,
Cintanya setiap Muslim itu Allah hanya.
Sedetik itu pula kamu jua lah yang menyanggahNya,
Sehingga kamu membuat tuhan-tuhan palsu itu sakral.
Siapakah yang telah membebaskan mu dari perbudakan?
Siapakah yang memerdekakan mereka?
Sehingga dahi-dahi mereka telah menyapu bersih lantai Ka'abahKu?
Siapakah mereka yang telah menanamkan al Quran itu jauh ke dalam dada mereka?
Ya!
Moyang mu! Leluhurmu!
Tapi,
Siapakah pula kamu ini?
Kamu solat,
Kamu ibadat,
Padahal tanganmu terkunci.
Kamu mengharap hari-hari untung mendatang cepat,
Padahal mereka itu hidup hanya mengharap kemuliaan dan hurmah.
Tapi kamu?
Kamu lah yang memusnahkan hari-hari mu.
Yang dinamakan ukhuuwah itu terlalu asing buat mu.
Sedangkan ukhuuwah mereka itu,
Memberi nyawa pada yang lain.
Yang pasti kau tau,
Adalah bercakap tanpa henti, berkhutbah, berceramah,
berkertas kerja, berseminar dan berarak di hari maulid.
Menambah apa yang tak kurang,
Mengurang apa yang genap.
Kamulah yang menunggangbalikkan nama Islam,
Berlindung di sebalik nama,
Musang berbulu ayam,
Syaitan berpakaian alim.
Sedang mereka pula berjuang atas darah,
Berjihad menumpas muluk muluk cemar,
Menegak kuasa benar membenam bathil.
Kalau sebenar minda mu jadi perisai,
Kalau sebenar cinta mu jadi pedang,
Pasti pula kaulah juara di dunia.
Pekikan takbir Allahu Akbar benar-benar membakar,
Pastinya terpadam pendam tuhan tuhan palsu itu.
Kalau benar kau muslim sejati,
Mengapa tidak kau genggam takdir mu kemas rapat'
Kalau benar iman itu pada Muhammad Ku,
Pastinya pula Kami di situ bersebelahmu.
Alangkah hina dirinya dunia!
Kalamkanlah!
Rakamkanlah!
Penakanlah sejarah baru duniamu...
Friday, December 14, 2007
Saolan Hamba dan Jawapan Tuhan - poem Mohammad Iqbal
-> ABAH & ATUK @ 5:02 PM 0 comments
Kejinya Merokok, Hukum Syarak dan Muliakan Diri
Buroknya Tabiat Merokok.
Dalam realiti masyarakat kita, yang amat menyedihkan bahawa tabiat inilah yang paling tersebar luas dibandingkan dengan tabiat-tabiat yang lain. Sesiapa sahaja boleh melihat tabiat yang buruk ini merebak dalam berbagai-bagai lapisan masyarakat kaum lelaki dan perempuan, sama ada tua atau muda, tidak akan terlepas daripada tabiat ini melainkan mereka yang mempunyai azam yang kuat yang dapat mengatasi hawa nafsunya, berfikiran waras. Walau bagaimanapun tidak ramai orang yang dapat mengatasi sikap ini.
1. Tabiat tersebut memberikan kesan yang bahaya.
1.1 Bahaya Kepada Kesihatan dan Jiwa.
Ternyata dalam kenyataan para doktor bahawa merokok mengakibatkan penyakit T.B, barah paru-paru, melemahkan ingatan, mengurangkan selera makan, menyebabkan muka dan gigi kuning, menganggu saluran pernafasan dan merangsangkan perasaan, menyebabkan keupayaan diri bertambah lemah dan malas. Diperturunkan kenyataan doktor-doktor pakar mengenai bahaya merokok dan kesannya terhadap kesihatan:
Sebuah Majalah dari Jerman telah menyebut seramai sepuluh orang pakar dari Amerika telah mengadakan pertemuan di pusat penyelidikan di Maryland Amerika. Mereka membuat penyelidikan mengenai kesan rokok terhadap kesihatan seseorang.
Kesimpulan mereka bahaya-bahaya rokok adalah seperti berikut:
1.1.1. Peratus kematian perokok laki-laki bertambah kepada 68 peratus di kalangan perokok.
1.1.2. Peratus kematian perokok-perokok kerana beberapa penyakit jika dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
-10.8 ganda - Barah paru-paru.
- 6.1 ganda -Bengkak pangkal lidah, saluran pernafasan. Luka bengkak saluran pernafasan. - 5.4 ganda - Barah tengkuk. -
4.1 ganda - Barah mulut.
- 4.3 ganda - Barah salurah darah.
- 2.6 ganda. - Penyakit-penyakit dalam perut
- 1.7 ganda - Saluran darah ke jantung tersekat.
1.1.3 Kemungkinan ditimpa penyakit tersekat saluran darah ke jantung yang sering membawa maut bertambah dengan kadar 70 peratus dari kalangan perokok.
1.1.4 Kesan kepada tengkuk dan saluran pernafasan 500 peratus. Barah otak adalah sejenis barah yang lebih banyak merebak dan kadar penghidapnya adalah dijangka 1000 peratus.
Pertubuhan menentang penyakit T.B. di Syria telah mengeluar suatu kenyataan dalam satu penerbitan mereka seperti berikut:
"Setelah bertahun-tahun dijalankan penyelidikan ilmiah mengenai rokok dan kesannya maka hasil penyelidikan adalah seperti berikut: Apabila seseorang itu merokok bermakna ia telah menelan asap dan asap terkumpul dalam badannya. Begitu juga akan tersimpan lebihan tembakau yang terbakar yang akan bertukar menjadi cecair yang berkumpul di saluran pernafasan. Cecair itu adalah tar sejenis bahan kimia yang boleh mengakibatkan barah. Unsur-unsur yang lain pula akan menyebabkan luka. Ketika itu paru-paru menjadi tempat yang amat baik untuk memusnah kuman penentang penyakit T.B. dan kuman penentang yang lainnya."
1.2 Perokok paling senang terdedah kepada penyakit T.B. dan barah dibanding dengan mereka yang tidak merokok, Di samping itu merokok juga menyebabkan kerosakan yang parah terhadap paru-paru, seperti memberi kesan kepada saluran pernafasan dan bengkak paru-paru menyebabkan asma dan penyakit T.B.
1.3 Merokok menyebabkan penyakit jantung. Nikotin mempercepatkan debaran jantung dan merosakkan darah. Akibatnya ramai perokok membelanjakan wang yang banyak untuk menyelamatkan hidupnya.
1.4 Merosakkan harta benda
Mereka yang mempunyai pendapatan yang terhad membelanjakan wang membeli rokok setiap hari sebanyak 1/4 atau lebih daripada pendapatannya. Di samping itu mereka mensia-siakan harta, merosakkan keutuhan rumahtangga dan boleh meleraikan ikatan keluarga, kerana orang yang menagih rokok akan mengurangkan belanja makan minumnya sendiri juga sara nafkah kepada keluarganya dengan tujuan membeli rokok. Orang itu juga mungkin melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk seperti rasuah, mencuri untuk menjamin mendapatkan rokok. Tidak ada yang lebih merosakkan kesihatan, akhlak dan masyarakat melainkan keburukan yang didapati daripada merokok. Tapi sayangnya ramai kalangan manusia yang enggan memahaminya,
2. Hukum syarak berhubung dengan menghisap rokok.
2.1 . Kalangan Fuqaha dan Mujtahidin bersepakat bahawa apa sahaja yang membawa kepada kemudaratan dan kerosakan maka menjauhkannya adalah wajib, dan mengerjakannya adalah haram.
Firman Allah:
"Jangan kamu campakkan diri kamu daiam kerosakan (kebinasaan)." (al-Baqarah: 195)
Dan Firman Allah;
"Jangan kamu membunuh diri kamu, kerana Allah sangat mengasihanimu."
Kalau sudah jelas bahawa merokok membahayakan diri, seperti yang telah diterangkan, maka menjauhkannya adalah wajib dan menghisapnya adalah haram.
2.2 Orang yang mempunyai fikiran waras dan perasaan yang sejahtera menerima hakikat bahawa merokok tergolong dalam tabiat buruk kerana ia membahayakan diri. la menyebabkan mulut berbau, sedangkan Allah menghalalkan kepada manusia barang yang baik dan mengharamkan yang buruk untuk memelihara diri, akhlak dan pemikiran. Supaya dapat tampil dalam masyarakat dengan sikap yang baik dan disukai ramai.
Firman Allah:
"Jangan kamu rela mengambil yang buruk denagn meninggalkan yang baik." (al-Nisa1; 2)
Dan firman-Nya lagi:
"Dihalalkan padamu barang yang baik-baik dan diharamkan yang buru." (al-A'raf: 157}
Dan firman-Nya lagi:
"Katakan olehmu adakah sama yang buruk dengan yang baik walaupun keburukan yang banyak itu mengkagumkan kamu." (al-Maidah: 100)
2.3 Merokok melemahkan fikiran dan membantut pertumbuhan tubuh badan. Inilah yang dirasai oleh orang yang mula menghisapnya dan akhiraya akan menjadi kebiasaan bila selalu dihisap.
Rasulullah s.a.w. telah menegah daripada melakukan sebarang perkara yang menyebabkan pertumbuhan badan terbantut sama seperti ia menegah daripada melakukan perbuatan yang memabukkan dan melekakan. Ini kerana hadith yang telah diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sunnahnya dengan sanad yang sahih dari Ummu Salamah r.a. ia telah berkata;
Rasulullah s.a.w. menegah daripada perkara yang memabukkan dan melekakan,
Nas tersebut serta kandungannya yang dapat difahami bahawa merokok adalah haram dan hukum menjauhkannya adalah wajib, Ini kerana ia terlalu merbahaya dan keburukannya pula nyata. Di samping itu merokok menyebabkan seseorang mensia-siakan harta yang bahayanya pula memberi kesan terhadap diri perseorangan, keluarga dan masyarakat. Nabi s.a.w. memang telah menegah dari mensia-siakan harta sepertimana yang didapati dalam Sahih al-Bukhari.
Para fuqaha pada zaman lampau telah mengharuskan atau menghukum makruh, mungkin boleh dikatakan ada pengecualian di sini kerana ilmu perubatan ketika itu belum benar-benar dapat menyingkap bahaya merokok dengan alasan bahawa formula asal sesuatu benda atau perkara itu adalah harus. Tetapi setelah ilmu perubatan mengetahui kesan buruknya terhadap diri dan jiwa maka para pakar telah menjelaskan bahayanya terhadap diri perseorangan dan masyarakat. Oleh itu, tidak boleh diragukan lagi tentang haramnya, haramnya adalah jelas dan dosa membiasakannya juga nyata. (Wallahu a'lam).
3. Cara Mengatasinya.
3.1 Melancarkan perang melalui media massa seluas-luasnya. Dimuatkan dalam akhhar dan majalah-majalah melalui radio dan televisyen meliputi seluruh negara, mengingatkan tentang bahaya rokok. Sentiasa disebarkan kepada rakyat jelata khususnya muda-mudinya mengenai besar bahayanya.
3.2 Juga dengan meminta kerjasama dari pakar-pakar dalam sesuatu bidang, ahli fikir dan penulis-penulis.
3.3 Menegah sama sekali merokok di tempat-tempat awam. Langkah langkah ini merupakan langkah permulaan untuk menegah tabiat merokok.
3.4 Orang dewasa yang suka merokok, hendaklah sentiasa ingat dan takut; kepada Allah dari melakukan perkara-perkara haram, dan merokok adalah antaranya.
3.5 Mereka juga hendaklah mempunyai keazaman kuat untuk mengatasi hawa nafsu, mempunyai fikiran dan kebijaksanaan yang mendorong mereka mengikut jalan yang sebenar bukan sebaliknya. Tidak diragukan lagi bahawa manusia yang dihiasi dengan iman, kemahuan dan akal yang teguh akan bersifat dengan sifat yang menggalakkan, akan dapat mengecap hidup bahagia dan tenang.
3.6 Tanggungjawab ibu bapa untuk memerhati gerak-geri anak-anak dan cuba memperbaiki penyelewengan mereka supaya balik ke pangkal jalan. Tidak diragukan juga bahawa anak-anak kalau biasa merokok sejak kecil, bila besar keadaan akan bertambah buruk dan bertambah rosak kerana merokok punca keburukan.
-> ABAH & ATUK @ 4:55 PM
Monday, December 10, 2007
Khulafa Al-Rasyiddin - Semua mereka Ahli Syurga.
(Masjid Al Haram di Mekah -photo dari udara) Makam Tertinggi.
ABU BAKAR ASSIDIQ.
Abu Bakar as-Siddiq ialah khalifah pertama orang Muslim dari tahun 632-634. Beliau pada awalnya digelar Abdul Kaabah (hamba Kaabah) tetapi selepas pengislamannya, beliau menukar namanya kepada Abdullah. Namun beliau selalu digelar Abu Bakar (daripada perkataan Arab Bakar yang bermaksud unta muda) kerana beliau amat gemar membiak unta. Beliau amat terkenal dengan gelaran As-Siddiq (yang membenarkan). Nama sebenar beliau ialah Abdullah ibni Abi Quhaafah.
Kehidupan Awal
Saidina Abu Bakar As-Siddiq merupakan sahabat Nabi Muhammad s.a.w. yang paling rapat sekali. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622, hanya beliau seorang yang mengikuti Rasulullah s.a.w. tanpa ditemani oleh orang lain. Rasulullah S.A.W mengahwini anak perempuan beliau iaitu Saidatina Aishah tidak lama selepas penghijrahan ke Madinah berlaku. Pernah menjadi kaya, dia juga dikenangi kerana jasanya membebaskan beberapa hamba yang beragama Islam daripada tuan mereka yang kafir termasuklah Bilal Bin Rabah. Belia juga merupakan salah seorang Muslim yang pertama sekali memeluk Islam.
Menjadi Khalifah Pertama
Semasa Rasulullah s.a.w. sedang sakit tenat, baginda mengarahkan supaya Saidina Abu Bakar mengimamkan solat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil daripada perjumpaan itu, Saidina Abu Bakar dilantik menjadi khalifah pertama umat Islam.
Ucapan pertama saidina Abu Bakar sebagai Khalifah Rasulallah s.a.w. :
"…..Saudara-saudara sekalian, saya dipilih untuk memimpin kamu semua, dan saya bukanlah orang yang terbaik diantara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik bantulah saya, kalau saya salah, maka luruskanlah. Kebenaran adalah suatu amanah, dan dusta adalah pengkhianatan.
Orang yang lemah diantara kamu adalah kuat dipandangan saya, sesudah haknya saya berikan kepadanya, Insya Allah. Orang yang kuat diantara kamu adalah lemah dipandangan saya , sehingga saya terpaksa menarik kembali hak daripadanya, Insya Allah !
Janganlah ada seseorang dari anda sekalian yang mau meninggalkan jihad. Apabila sesuatu kaum telah meninggalkan jihad, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada kaum itu.
Apabila kejahatan sudah meluas pada sesuatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka.
Ikutlah saya selama saya taat kepada perintah Allah dan RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar (perintah) Allah dan RasulNya maka tidak wajib anda sekalian mentaati saya.
Marilah kita solat, semoga Allah memberi Rahmat kepada kita semua."
Saidina Abubakar Assiddiq telah banyak jasanya terhadap Islam dan Ummatnya. Antaranya beliau telah ikut bersama Nabi s.a.w. berhijrah ke Madinah, dan beliau telah berjaya menyelamatkan Negara Islam dari kehancuran desebabkan ramai yang telah berpaling tadah dan memberontak, setelah mereka mengetahui Nabi Mohammad s.a.w. telah wafat.
Saidina Abubakar juga telah berjasa besar dalam mengumpulkan ayat-ayat al-Quran, yang pada mulanya ditulis dipelepah kurma, tulang-tulang, kulit-kulit, dan ramai pula yang menghafalnya. Pengumpulan kitab suci al-Quran disusun demikian rupa sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan dizaman hayat Nabi s.a.w.
Perang Riddah
Masalah mula timbul apabila Saidina Abu Bakar dilantik menjadi khalifah. Masalah ini mengugat kestabilan dan keamanan kerajaan Islam. Banyak puak-puak Arab memberontak dan menentang khalifah. Sesetengah daripada mereka enggan membayar zakat manakala ada pula yang kembali kepada menyembah berhala dan mengikut tradisi lama mereka. Puak-puak ini mendakwa bahawa mereka hanya menurut perintah Rasulullah s.a.w. dan memandangkan Rasulullah s.a.w. telah wafat maka mereka tidak perlu lagi mengikut ajaran Islam dan mereka telah bebas.
Saidina Abu Bakar menegaskan bahawa mereka bukan sahaja menyatakan taat sembah kepada seorang pemimpin malah mereka kini tergolong dalam golongan Muslim. Ada diantara mereka mendakwa bahawa mereka ialah nabi dan rasul. Bagi menumpaskan penghinaan dan perbuatan murtad ini maka Saidina Abu Bakar melancarkan perang terhadap golongan yang digelar golongan Riddah. Hal ini merupakan permulaan Perang Riddah. Antara orang yang mengaku menjadi nabi ialah Musailimah tetapi Khalid Al-Walid berjaya menumpaskan dan membunuh Musailimah dalam suatu pertempuran.
Saidina Abubakar Assiddiq telah menghantar tentara Islam memerangi orang-orang yang murtad, memerangi orang-orang enggan membayar zakat, dan memerangi nabi-nabi palsu.
Beliau juga telah berjaya mengajak ummat manusia ke jalah Allah dan terhadap mereka yang enggan diberikan pilihan, jika tak mahu masuk Islam mereka masih juga dilindungi dengan membayar sedikit cukai perlindungan (jizyah), jika masih enggan juga maka mereka seperti ini terpaksalah ditindak (diperangi).
Meskipun demikian sebelumnya Saidina Abu Bakar terlebih dahulu menasihati tentara Islam mengikut jejak amal perbuatan yang dilakukan oleh Nabi s.a.w. antara lain beliau berpesan :
"Wahai tentara semuanya, perhatikanlah ! Jangan menipu atau membohongi orang lain. Jangan menganiaya atau menyiksa orang. Jangan membunuh orang-orang tua, anak-anak atau orang perempuan.
Jangan membakar pohon kurma. Jangan menebang pohon buah-buahan yang lain. Jangan menyembelih kambing atau sapi atau unta kecuali untuk makanan yang dimestikan.
Satu ketika kamu akan sampai ke tempat-tempat orang yang telah meninggalkan keduniaan, mereka masuk kedalam biara-biara untuk mengasingkan diri dari masyarakat ramai, jangan kamu sampai mengganggu mereka. Biarkanlah mereka beribadah mengikut kepercayaan mereka."
Hal ini sesuai dengan firman Allah yang bermaksud : "Perangilah di jalan Allah mereka yang memerangi kamu, tetapi janganlah melampau batas, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang melanggar batas." (Quran, 2: 190)
Ekspedisi ke Utara
Selepas berjaya mengurangkan golongan riddah, Syaidina Abu Bakar mula menghantar panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Byzantine (Rom Timur) dan Empayar Parsi. Khalid Al-Walid berjaya menawan Iraq dalam hanya satu kempen ketenteraan. Beliau juga menempuh kejayaan dalam beberapa ekspedisi ke Syria.
Pengumpulan Al Quran
Menurut ahli sejarah Islam, selepas Perang Riddah ramai orang yang mahir menghafaz Al Quran terbunuh. Saidina Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Saidina Abu Bakar untuk mula menjalankan aktviti pengumpulan semula ayat-ayat Al Quran. Saidina Uthman Affan kemudiannya melengkapkan aktiviti pengumpulan Al Quran semasa beliau menjadi khalifah.
Kewafatan Saidina Abu Bakar As-Siddiq
Saidina Abu Bakar wafat pada 23 Ogos 634, dalam usia 63 tahun di Madinah iaitu dua tahun selepas menjadi khalifah ,dipercayaai mengidap demam panas selama 15 hari. Sebelum kewafatannya, Saidina Abu Bakar mengesa masyarakat menerima Saidina Umar Al-Khatab sebagai khalifah yang baru.
Saidina Abu Bakar dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. di Masjid an-Nabawi yang terletak di Madinah.
Sumbangan Saidina Abu Bakar
Khalifah Abubakar bin Abi Quhafah dengan gelaran Abubakar Assiddiq, telah memerintah selama 2 tahun 3 bulan, dengan pemerintah pusatnya di Madinah. Saidina Abu Bakar walaupun hanya memerintah selama dua tahun (632-634), tetapi beliau banyak menyumbang terhadap perkembangan Islam. Beliau berjaya menumpaskan golongan Riddah yang ada diantaranya murtad dan ada diantaranya mengaku sebagai nabi. Beliau juga mula mengumpulkan ayat-ayat Al Quran dan beliau juga berjaya meluaskan pengaruh Islam.
UMAR AL- KHARRAB.
Saidina Umar ibni al-Khattab kadang-kadang dipanggil juga sebagai Umar Farooq. Umar ialah daripada Bani Adi iaitu salah satu golongan puak Quraish. Dia menjadi khalifah kedua Islam (633-644) dan merupakan salah satu khalifah di dalam Khulafa al-Rasyidun.
Kehidupan awal
Saidina Umar dilahirkan di Makkah. Beliau dikatakan terdiri daripada golongan kelas pertengahan. Beliau juga berilmu iaitu merupakan perkara yang amat jarang pada masa tersebut dan juga merupakan seorang pejuang dan wira yang gagah dan terkenal kerana kegagahannya.
Memeluk Islam
Semasa Nabi Muhammad s.a.w. mula menyebarkan Islam secara terang-terangan, Saidina Umar mempertahankan ajaran tradisi masyarakat Quraish. Saidina Umar ialah antara orang yang paling kuat menentang Islam pada masa itu.
Menurut ahli sejarah Islam, semasa Saidina Umar dalam perjalanan untuk membunuh Rasulullah s.a.w., beliau bertembung dengan seseorang yang mengatakan bahawa beliau haruslah membunuh adik perempuannya dahulu memandangkan adiknya telah memeluk Islam.
Saidina Umar pergi ke rumah adiknya dan mendapati adiknya sedang membaca Al Quran. Dalam keadaan yang marah dan kecewa beliau memukul adiknya. Apabila melihat adiknya berdarah, beliau meminta maaf dan sebagai balasan beliau akan membaca secebis ayat Al Quran kepada adiknya. Beliau berasa terharu apabila mendengar ayat-ayat Al Quran yang begitu indah sehinggakan beliau memeluk Islam pada hari itu juga.
Selepas peristiwa ini, beliau berjanji akan melindungi Islam sehingga ke titisan darah terkahir.
Saidina Umar di Madinah
Saidina umar merupakan antara individu yang berhijrah ke Yathrib (kemudiannya dikenali sebagai Madinah). Dia merupakan salah seorang daripada Sahabat Kanan Rasulullah s.a.w..
Pada tahun 625, anak perempuan Saidina Umar iaitu Hafsa mengahwini Nabi Muhammad s.a.w.
Kewafatan Nabi Muhammad s.a.w.
Nabi Muhammad s.a.w. wafat pada tahun 632 masihi. Saidina Umar dikatakan amat sedih dengan kewafatan Rasulullah s.a.w. sehinggakan beliau sanggup membunuh sesiapa sahaja yang mengatakan bahawa Rasulullah s.a.w. telah wafat. Beliau kemudiannya kembali tenang selepas Saidina Abu Bakar (khalifah pertama umat Islam) berucap "Sesiapa yang menyembah Muhammad ketahuilah bahawa baginda telah wafat, tetapi sesiapa yang menyembah Allah s.w.t., ketahuilah bahawa Allah itu hidup dan tidak akan mati."
Saidina Abu Bakar kemudiannya membaca beberapa keping ayat Al Quran untuk mententeramkan umat Islam.
Saidina Abu Bakar dengan sokongan Saidina Umar menjadi khalifah pertama umat Islam. Semasa pemerintahan singkat Saidina Abu Bakar, Saidina Umar merupakan penasihat Saidina Abu Bakar. Saidina Abu Bakar mencalonkan Saidina Umar sebagai penggantinya sebelum kematiannya pada tahun 634 masihi. Dengan itu Saidina Umar menjadi khalifah kedua umat Islam.
“Jika aku betul, ikutlah aku. Jika aku salah, perbetulkanlah aku…”
Sahabat menjawab; “Wahai Umar, jika engkau tidak betul nescaya aku akan betulkan engkau dengan pedang-pedang ku!”
Umar pula menjawab: “Alhamdulillah kerana ada dikalangan umat Muhammad yang hendak membetulkan kesalahan Umar dengan pedang-pedangnya…”
Dari Abdul Rahman bin Abdul Qarai beliau berkata:
Saya keluar bersama Saidina Umar bin Al-Khattab pada suatu malambulan Ramadhan pergi ke masjid (Madinah). Didapati dalam masjid orang-orang sembahayang tarawih bercerai-cerai, ada yang sembahayang bersendirian, ada yang sembahayang dan ada beberapa orang di belakangnya.
Maka Saidina Umar ra. berkata, "Aku berpendapat akan mempersatukan orang-orang ini. Kalau disatukan dengan seorang imam sesungguhnya lebih baik, lebih serupa dengan sembahayang Rusulullah". Maka disatukan orang-orang itu sembahayang di belakang seorang imam bernama Ubai bin Ka'ab. Kemudian pada suatu malam (yang lain) kami datang lagi ke mesjid, lantas kami melihat orang-orang sembahayang berkaum-kaum di belakang seorang imam. Saidina Umar ra. berkata; "Ini adalah bid'ah yang baik". (HR Imam Bukhari, lihat sahih Bukhari jilid 1, ms 242)
Berkata Imam Sarbini Al-Khattab :
"Dan tarawih itu 20 rakaat dengan 10 salam tiap-tiap bulan Ramadan, demikian hadis Baihaqi dengan sanad yang sahih, bahawasanya sahabat-sahabat Nabi mendirikan sembahayang pada masa Umar bin Khattab dalam bulan Ramadan sebanyak 20 rakaat, dan merawikan Imam malik dalam kitab Al-Muwatta sebanyak 23 rakaat tetapi Imam Baihaqi mengatakan bahawa yang tiga rakaat yang akhir ialah sembahayang witir."
Pemerintahan Saidina Umar
Sesungguhnya aku memerintahkan kepada kamu wahai Saad … ! Dan juga mereka yang bersama-sama kamu supaya bertaqwa kepada Allah SWT dalam apa jua keadaan kerana sesungguhnya bertaqwa kepada Allah SWT adalah sebaik-baik persiapan untuk mengalahkan pihak musuh dan juga sekuat-kuat tipu daya dalam peperangan. Aku memerintahkan kepada kamu dan mereka yang bersama kamu supaya lebih menjauhi dari maksiat kerana sesungguhnya dosa-dosa yang dilakukan oleh tentera Islam adalah lebih aku takuti dari musuh-musuh Islam.
Sesungguhnya orang-orang Islam telah mendapat pertolongan dari Allah SWT disebabkan oleh kemaksiatan yang telah dilakukan oleh pihak musuh, jika bukan kerana hal itu, nescaya tidak ada bagi orang-orang Islam akan kekuatan. Jumlah bilangan tentera kita jika mahu dibandingkan dengan pihak musuh adalah terlalu kecil. Begitu jugalah dengan persiapan serta kelengkapan pertahanan kita jika hendak dibandingkan dengan pihak musuh, tidaklah kita sekuat mereka. Maka jika amalan serta tingkah laku kita sama dengan pihak musuh dalam melakukn maksiat, nescaya kelebihan kekuatan dan kemenangan akan menyebelahi pihak musuh.
Jika kita tidak mendapat pertolongan dari Allah SWT ke atas musuh-musuh ini, sudah pasti kita tidak akan dapat menandingi kehebatan mereka. Ketahuilah !!! Bersama kalian ada malaikat yang menjaga keselamatan dan para malaikat initelah mewakili dari pihak kerajaan Allah SWT untuk menjaga kamu supaya kamu berasa selamat. Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan maka hendaklah kamu berasa malu terhadap apa yang ingin kamu lakukan dan janganlah kamu berkata " Sesungguhnya pihak musuh lebih hina dari kita, mereka tidak akan dapat menguasai ke atas kita sekalipun kita turut sama melakukan kejahatan".
Ucapan yang sedemikian boleh jadi akan terbalik kepada kita maka akan datang satu kaum yang lebih zalim daripada pihak musuh seperti yang telah berlaku kepada kaum Bani Israel yang mana akhirnya mereka telah dikuasai oleh orang-orang kafir Majusi ( penyembah api ). Sentiasalah kamu memohon pertolongan kepada Allah SWT untuk menghilangkan penyakit yang ada dalam diri kamu itu sebagaimana kamu memohon pertolongan Allah SWT untuk mengalahkan musuh-musuh kamu. Berdoalah untuk diri kamu dan tidak lupa juga buat diri kami....
Semasa pemerintah Saidina Umar, empayar Islam berkembang dengan pesat; menawan Mesopotamia dan sebahagian kawasan Parsi daripada Empayar Parsi (berjaya menamatkan Empayar Parsi), dan menawan Mesir, Palestin, Syria, Afrika Utara, dan Armenia daripada Byzantine (Rom Timur). Ada diantara pertempuran ini menunjukkan ketangkasan tentera Islam seperti Perang Yarmuk yang menyaksikan tentera Islam yang berjumlah 40,000 orang menumpaskan tentera Byzantine yang berjumlah 120,000 orang. Hal ini mengakhiri pemerintahan Byzantine di selatan Asia Kecil.
Pada tahun 637, selepas pengempungan Baitulmuqaddis yang agak lama, tentera Islam berjaya menakluk kota tersebut. Paderi besar Baitulmuqaddis iaitu Sophronius menyerahkan kunci kota itu kepada Saidina Umar. Beliau kemudiannya mengajak Saidina Umar supaya bersembahyang di dalam gereja besar Kristian iaitu gereja Church of the Holy Sepulchre. Saidina Umar menolak dan sebaliknya menunaikan solat tidak beberapa jauh daripada gereja tersebut kerana tidak ingin mencemarkan status gereja tersebut sebagai pusat keagamaan Kristian.
50 tahun kemudian, sebuah masjid yang digelar Masjid Umar dibina di tempat Saidina Umar menunaikan solat.
Saidina Umar banyak melakukan reformasi terhadap sistem pemerintahan Islam seperti menubuhkan pentadbiran baru di kawasan yang baru ditakluk dan melantik panglima-panglima perang yang berkebolehan. Semasa pemerintahannya juga kota Basra dan Kufah dibina.
Saidina Umar juga amat dikenali kerana kehidupannya yang sederhana.
Wafatnya Saidina Umar
Saidina Umar wafat pada tahun 644 selepas dibunuh oleh seorang hamba Parsi yang bernama Abu Lu'lu'ah. Abu Lu'lu'ah menikam Saidina Umar kerana menyimpan dendam terhadap Saidina Umar. Dia menikam Saidina Umar sebanyak enam kali sewaktu Saidina Umar menjadi imam solat subuh di Masjid al-Nabawi, Madinah.
Saidina Umar meninggal dunia dua hari kemudian dan dikebumikan di sebelah makam Nabi Muhammad s.a.w. dan makam Saidina Abu Bakar. Saidina Uthman Affan dilantik menjadi khalifah selepas kematiannya..
(Masjid Nabi di Madinah - photo drp Udara)
Uthman bin Affan
Uthman bin Affan (Arab: عثمان بن عفان) merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad S.A.W. Ketika beliau menjadi khalifah, berlaku pertelingkahan dikalangan umat Islam mengenai cara bacaan Al-Quran. Disebabkan oleh itu Uthman bin Affan telah meminjam suhuf, (kumpulan penulisan Al-Quran daripada Hafsa.) Selepas itu Uthman bin Affan telah memerintahkan empat orang sahabat untuk menyalin semula Al-Quran dalam bentuk yang sempurna yang dikenali sebagai Mushaf Uthman. Salinan Mushaf Uthman tersebut dihantar keseluruh pusat jajahan bagi mengantikan salinan-salinan yang lain.
Biografi
Saidina Uthman dilahirkan di dalam sebuah keluarga Quraish yang kaya di Makkah beberapa tahun selepas kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.. Dia ialah salah seorang daripada orang yang awal memeluk Islam dan amat dikenali kerana sifat dermawannya kepada orang yang susah. Beliau juga berhijrah ke Habshah dan kemudian penghijrahan dari Makkah ke Madinah.
Perkembangan Islam semasa Pemerintahan Saidina Uthman
Saidina Uthman menjadi khalifah selepas Saidina Umar Al-Khatab dibunuh pada tahun 644. Beliau memerintah selama dua belas tahun iaitu dari tahun 644 sehingga tahun 656. Semasa pemerintahannya, keseluruhan Iran, sebahagian daripada Afrika Utara, dan Cyprus menjadi sebahagian daripada empayar Islam. Enam tahun pertama pemerintahannya dianggap aman manakala enam tahun terakhir pula dianggap keadaan huru-hara. Beliau juga berjaya menghabiskan usaha pengumpulan Al Quran yang dimulakan oleh Saidina Abu Bakar (khalifah pertama Islam).
Ali bin Abi Talib
Saidina Ali Abi Talib (Arab: علي بن أبي طالب) ialah khalifah keempat Islam daripada Khulafa al-Rasyidin. Beliau juga ialah sepupu dan menantu Nabi Muhammad s.a.w. selepas mengahwini anak perempuan Rasulullah s.a.w. iaitu Fatimah.
Kehidupan Awal
Saidina Ali dilahirkan di Makkah pada tahun 598. Golongan Syiah percaya bahawa Saidina Ali dilahirkan di dalam Kaabah, tempat paling suci bagi orang Islam. Bapa Saidina Ali, Abu Talib ialah ahli puak Quraish dan juga ialah bapa saudara Nabi Muhammad s.a.w.. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. menjadi yatim dan kemudiannya dibela oleh datuknya yang kemudiannya meninggal dunia, Abu Talib menjaga Rasulullah s.a.w. Saidina Ali dan Nabi Muhammad yang merupakan sepupu dibesarkan seperti adik-beradik. Semasa Nabi Muhammad s.a.w. menerima wahyu daripada Allah s.w.t., Saidina Ali merupakan kanak-kanak pertama memeluk Islam.
Saidina Ali sentiasa menyokong Nabi Muhammad s.a.w. semasa kezaliman terhadap orang Muslim berlaku. Pada tahun 622 masihi, semasa peristiwa hijrah berlaku, Saidina Ali mengambil risiko dengan tidur di katil Rasulullah s.a.w. lantas berjaya mengelakkan satu percubaan membunuh.
Saidina Ali di Madinah
Semasa berlakunya Perang Badar, Saidina Ali menumpaskan seorang jaguh Quraish iaitu Walid ibni Utba di samping askar-askar Makkah yang lain. Selepas itu beliau mengahwini Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah s.a.w.
Sepanjang sepuluh tahun Nabi Muhammad s.a.w. mengetuai penduduk Madinah, Saidina Ali senantiasa menolong dan membantu baginda demi kemajuan umat Islam.
Karamallahuwajha Menjadi khalifah ke-4.
Pada tahun 656 masihi, khalifah ketiga Islam iaitu Saidina Uthman Affan wafat kerana dibunuh ketika beliau sedang membaca Al Quran di dalam rumahnya sendiri. Segelintir masyarakat kemudiannya mencadangkan Saidina Ali supaya menjadi khalifah tetapi Saidina Ali menolak. Tetapi selepas didesak oleh pengikutnya, beliau akhirnya menerima untuk menjadi khalifah.
Pentadbiran Saidina Ali
Saidina Ali memindahkan pusat pentadbiran Islam daripada Madinah ke Kufah, Iraq. Kota Damsyik, Syria pula ditadbir oleh Muawiyah, Gabebor Syria dan saudara Saidina Uthman. Muawiyah telah dilantik sebagai Gabenor pada masa pemerintahan Saidina Umar lagi.
Muawiyah, yang menyimpan cita-cita politik yang besar, berpendapat bahawa siasatan berkenaan dengan pembunuhan Saidina Uthman adalah merupakan keutamaan bagi negara ketika itu dan beliau ingin mengetahui siapakah pembunuh Saidina Uthman dan pembunuh tersebut mestilah dihukum qisas. Bagi Saidina Ali, beliau berpendapat keadaan dalam negara hendaklah diamankan terlebih dahulu dengan seluruh penduduk berbaiah kepadanya sebelum beliau menyiasat kes pembunuhan Saidina Uthman. Muawiyah kemudiannnya menyatakan rasa kesal dengan kelambatan Saidina Ali menyiasat kematian Saidina Uthman, lalu melancarkan serangan ke atas Saidina Ali. Akhirnya terjadilah Perang Siffin di antara Muawiyah dan Saidina Ali. Di dalam peperangan ini antara para sahabat yang terlibat adalah Amru ibn Al Ash, Ammar ibn Yasir, Abdullah ibn Amru Al Ash, Abdullah ibn Abbas.
Ada di antara para sahabat bersikap berkecuali di dalam hal ini. Antaranya adalah Abdullah ibn Umar, Muhammad ibn Maslamah, Saad ibn Abi Waqqas, Usamah ibn Zaid.
[Read more...]
-> ABAH & ATUK @ 3:00 PM 1 comments
Didikan Jasmani Anak
LANGKAH-LANGKAH DALAM MENDIDIK JASMANI ANAK-ANAK
Antara langkah penting yang diwajibkan oleh Islam ke atas para ibu bapa dan para guru ialah pendidikan jasmani supaya anak-anak membesar dengan menikmati kekuatan fizikal kesejahteraan tubuh badan, sihat serta memiliki kecergasan yang sempurna agar mampu menjadi hamba Allah yang bersyukur.
1. Memberi nafkah
Allah berfirman: Maksudnya: Dan kewajipan memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang ma'ruf,(al- Baqarah: 233)
Dalam hadith yang diriwayatkan oleh muslim, Rasu-lullah s.a.w. ada menegaskan:
“Satu dinar yang engkau belanjakan pada jalan Allah, satu dinar yang engkau gunakan untuk memerdekakan hamba, satu dinar yang engkau sedekahkan kepada fakir miskin, satu dinar yang engkau nafkahkan terhadap keluargamu, yang paling besar pahala ganjarannya ialah yang kamu nafkahkan kepada keluargamu. “
Kalau bapa berhak menerima ganjaran pahala kerana bersusah payah memberi kesenangan kepada isteri dan berkorban mencari nafkah terhadap anak-anak, maka sebaliknya bapa akan menerima keburukan dan dosa sekiranya ia enggan memberi nafkah dan bakhil terhadap isteri dan anak-anaknya sedangkan ia mampu.
Awasilah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah terhadap orang yang mensia-siakan anak-anak dan enggan memberi nafkah terhadap isteri dan anak-anak. Ini disebutkan dalam hadith yang diriwayatkan daripada Abu Daud dan lain-lainnya .
“Sudah cukup bagi seseorang menanggung dosa kerana mensia-siakan orang yang sepatutnya diberi nafkah.”
Dalam suatu hadith yang lain Muslim meriwayatkan:
“Cukup bagi seseorang itu mendapat dosa kerana menahan dari memberi nafkah kepada tanggungannya.”
Termasuk juga dalam memberi nafkah terhadap anak-anak ialah; Bapa mesti menyediakan makanan yang baik-baik untuk isteri dan anak-anak, tempat tinggal yang sempurna dan pakaian yang sesuai supaya tubuh badan tidak terdedah kepada penyakit.
2. Penjagaan pemakanan.
Antara pertunjuk Rasulullah ialah menjaga badan dari bertambah gemuk kerana makan. Tegahan makan berlebihan daripada apa yang diperlukan.
Imam Ahmad dan Al-Tirmizi serta lain-lain telah meriwayatkan hadith daripada Rasulullah s.a.w. maksudnya.
. “Kalau ia makan maka hendaklah makan satu pertiga untuk makanan, satu pertiga lagi untuk minum dan satu pertiga lagi untuk dirinya.(Udara)”
Antara pertunjuk Rasulullah dalam soal minuman ialah; minum dua atau tiga kali, Rasulullah juga menegah bernafas dalam bekas minuman dan minum sambil berdiri.
Al-Tirmizi telah meriwayatkan dari Ibn Abbas r.a. Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Jangan kamu minum sekaligus seperti binatang ternakan minum, tetapi minumlah dua kali atau tiga kali membaca bismillah bila mulakan minum dan membaca alhamdulillah sesudah selesai.”
Dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim dari Ahi Qatadah bahawa Nabi s.a.w. menegah bernafas dalam bekas minuman.
Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. sabda Rasulullah s.a.w.:
“Jangan kamu minum berdiri siapa yang lupa hendaklah dimuntahkan semula.”
3. Penjagaan Tidur
Pertunjuk Rasulullah s.a.w. mengenai cara tidur ialah; tidur di atas lambung (rusuk) kanan, kerana tidur di. atas lambung kiri boleh menyakitkan atau memudaratkan jantung, dan kadang-kadang menghalang pernafasan.
Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Barrak bin Azib r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Ketika hendak tidur hendaklah mengambil wuduk seperti hendak menunaikan sembahyang. Kemudian tidurlah di atas lambung kanan dan ucaplah "Ya Allah, aku serahkan diriku pada-Mu, dan aku hadapkan diriku pada-Mu, segala urusan aku serahkan pada-Mu dan aku sandarkan belakangku demi untuk-Mu dengan rasa kasih dan takut pada-Mu. Tidak ada tempat bergantung dan tempat memohon perlindungan melainkan engkau ya Allah, aku beriman dengan kitab-Mu yang engkau turunkan dan beriman dengan nabi yang Engkau utuskan dan jadikan ini akhir yang diucapkan sebelum tidur.”
4. Penjagaan daripada penyakit.
Al-Bukhari telah meriwayatkan dalam Kitab Sahihnya bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: maksudnya
“Larilah (elaklah) kamu dari orang mengidap penyakit kusta seperti kamu lari dari singa,”
Dalam Sahih al-Bukhari dan Muslim terdapat hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, sabda Rasulullah s.a.w.:
“Janganlah berulang-alik seseorang pesakit kepada orang yang sihat.”
Oleh itu para ibu-ibu hendaklah memisahkan anak-anak yang menghidapi penyakit berjangkit daripada anak-anak yang lain supaya penyakit tersebut tidak merebak dan wabaknya tidak meluas.
Alangkah agungnya pertunjuk Nabi dalam mendidik fizikal dan menjaga kesihatan tubuh badan.
Mengubati penyakit adalah paling berkesan dalam menghindarkan bencana, dan supaya penyakit itu dapat sembuh.
Imam Muslim dan Ahmad dan selainnya telah meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya: maksudnya.
“Bagi setiap penyakit itu ada ubatnya. Sekiranya ubat itu sesuai dengan penyakit maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah.”
Dalam Musnad Imam Ahmad, dan dalam kitab al-Nasa'i dan selain kedua-duanya, dari Usamah bin Sharik telah berkata:
“Suatu ketika saya bersama-sama Ramlullah s.a.w. dan ketika itu telah datang sekumpulan orang pedalaman Arab menemui Rasulullah lantas berkata: Wahai Rasulullah? Adakah kita boleh mengubat sesuatu penyakit, lantas Rasulullah s.a.w. bersabda: Ya, boleh wahai hamba-hamba Allah, Berubatlah sesungguhnya Allah tidak mencipta sesuatu penyakit melainkan dicipta bersama ubat yang boleh menyembuhnya melainkan satu penyakit. Mereka bertanya: Apakah penyakit itu, sabda Rasulullah: "Penyakit tua".
Imam Ahmad dan al-Tirmizi dan selainnya meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. katanya:
“Aku berkata, wahai Rasulullah, ubat-ubatan dan pengandang itu semuanya bolehkah menolak Qada dan Qadar Allah, Jawab Rasulullah: Semua kejadian itu adalah Qada dan Qadar Allah."
Oleh itu seharusnya mengambil contoh teladan dari pertunjuk Nabi dalam usaha mengambil berat terhadap anak-anak apabila ditimpa sesuatu penyakit dan berusaha pula mengubatinya. Ini kerana mengambil kira sebab-sebab dan apa-apa yang menyebabkannya adalah sejajar dengan kehendak fitrah manusia dan juga dari prinsip-prinsip Islam yang tulen.
Maka bembimbinglah mereka supaya sentiasa memakan barangan yang telah dibasuh dengan bersih, mengambil makanan tanpa berhenti-henti boleh menyebabkan kesakitan pada usus perut, begitu juga saluran pernafasan dan sistem penghadaman. Tugas pada pendidik juga untuk mendorong mereka supaya sentiasa makan pada waktu-waktu tertentu.
Makan makanan sebelum membasuh tangan boleh membawa kepada merebaknya penyakit. Doronglah mereka untuk mengikut pertunjuk Islam dengan membasuh tangan sebelum dan selepas makan.
Bernafas dalam bekas air minuman juga memudaratkan tubuh badan. cegahlah mereka daripada tabiat yang merbahaya itu.
Jelaskan nasihat doktor kepada anak-anak agar mengambil berat tentang panduan kesihatan. Jika ini berjaya dilakukan, maka anak-anak akan menikmati kesihatan yang sempurna, sihat dan cergas.
5. Membiasakan melakukan senaman.
Firman Allah S.W.T.:
“Bersedialah kamu untuk menghadapi mereka dengan segenap kekuatan yang kamu terdaya,” (al-Anfal: 60)
Juga melaksanakan suruhan Nabi dalam hadith riwayat Muslim:
“Seorang Mukmin yang kuat sihat Iebih baik dan lebih disukai oleh Allah dan seorang mukmin yang lemah.”
Justeru itu Islam menyeru supaya mengajar anak-anak berenang, memanah dan menunggang kuda, Saranan ini terdapat dalam hadith-hadith Nabi seperti berikut:
Al-Tabrani meriwayatkan dengan sanad-sanad yang baik dari Rasulullah s.a.w. ia bersabda:
“Setiap sesuatu yang bukan zikir kepada Allah adalah perkara yang melekakan, melainkan empat perkara: Berjalan untuk tujuan memanah, menunggang kuda, memadu kasih bersama-sama isteri dan mengajar anak-anak berenang.”
Muslim meriwayatkan dalam Sahihnya bahawa Nabi s.a.w, telah membaca firman Allah: Maksudnya:
“Bersiap-sedialah untuk musuhmu dari kekuatan sekadar daya upayamu.”
(al-Anfal:60)
Kemudian baginda bersabda lagi:
”Tidakkah kekuatan itu dengan memanah, tidakkah kekuatan itu dengan memanah, tidakkah kekuatan itu dengan memanah.”
Diriwayatkan oleh Bazzar dan al-Tabrani dengan sanad yang sahih juga dari Rasulullah s.a.w. bahawa ia telah bersabda:
“Kamu seharusnya belajar memanah kerana itulah sebaik-baik perkara yang menghiburkan kamu.”
Al-Bukhari dalam Sahihnya telah meriwayatkan bahawa Nabi s.a.w. melalui suatu kumpulan memanah yang terdiri daripada sahabat-sahabat. Baginda lantas memberi perangsang dan semangat seraya berkata:
“Lontarlah panah, aku bersama kamu semua.”
Dalam Sahih Bukhari dan Muslim terdapat kenyataan bahawa Nabi s.a.w. telah memberi keizinan kepada orang Habsyah bermain anak panah di dalam masjidnya yang mulia dan membenarkan isteri Aisyah r.a. menyaksikan permainan mereka, sedang Rasulullah berkata kepada mereka:
“Teruskan bermain wahai Bani Arfidah.”
Pada suatu masa, ketika mereka sedang bermain di sisi Rasulullah s.a.w. dengan anak panah, tiba-tiba Saiyidina Umar al-Khattab masuk lalu tunduk mengambil ketulan batu dan membaling mereka yang sedang memanah itu. Maka Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Biarkan mereka wahai Umar.”
Ashab al-Sunan dan Imam Ahmad telah meriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w.:
”Tidak ada pertaruhan melainkan pada perlumbaan unta, kuda dan memanah.”
Perkara ini diharuskan kerana ia merupakan pertaruhan yang mempunyai kesan yang besar dalam persediaan teknik perang dan berjihad.
6. Berjimat cermat, memadai dengan apa yang ada dan tidak tenggelam dengan kemewahan hidup:
Ini perlu supaya apabila dewasa nanti, anak-anak akan tahan menanggung kewajipan berjihad dan berdakwah untuk Allah dengan sebaik-baik dan sebijak-bijaknya. Seruan agar berjimat dan memadai dengan apa yang ada dapat melatih hidup anak-anak dalam kesusahan. Seruan ini banyak terdapat dalam hadith: Imam Ahmad daripada Abu Nuim daripada Muaz bin Jabal r.a. (hadith marfuk):
“Jauhilah dari bersenang-senang dengan nikmat kerana sesungguhnya hamba Allah bukanlah dari mereka yang suka bersenang-lenang.”
Rasulullah s.a.w. telah menunjukkan contoh teladan di mana baginda hidup dalam serba kekurangan dan kesusahan dari segi makan minum, pakaian dan rumahtangga supaya generasi Islam boleh mencontohinya dan mengikut pertunjuk dan sunnahnya. Generasi tersebut diharapkan sentiasa dalam keadaan bersiap sedia untuk menghadapi apa sahaja kemungkinan yang akan berlaku.
Umat Islam yang tenggelam dalam kenikmatan hidup akan terus hidup dalam kelazatan, tidur dengan nikmat dan dibaluti badan dengan sutera yang halus. Digodai oleh kemajuan material yang sentiasa mencabar. Dengan itu akan tiba masa umat Islam runtuh dan menyerah kalah kepada tindak tanduk musuh. Lambat laun akan pudarlah pula dalam jiwa pemuda-pemudi, sifat sabar semangat usaha dan berjihad untuk jalan Allah.
Tidakkah sejarah kejatuhan Andalus masih lagi terbayang dalam ingatan kita.
7. Berusaha, berdikari dan elakkan diri daripada terumbang-ambing tanpa berakhlak baik.
Bimbingan-bimbingan Nabi banyak terdapat dalam hadith, antaranya:
Muslim meriwayatkan dalam Sahihnya daripada Rasulullah s.a.w. bahawa baginda bersabda:
“Lakukan dengan penuh minat apa yang memberi faedah kepadamu dan pohon perlindungan dari Allah dan jangan merasa lemah.”
AI-Tabrani dengan isnad yang sahih meriwayatkan daripada Rasulullah s.a.w. bahawa baginda bersabda:
“Tiap suatu yang bukan zikir kepada Allah adalah suatu kelekaan dan melalaikan melainnkan empat perkara. Seorang yang berjalan untuk tujuan memanah, menguruskan kuda, memadu kasih bersama-sama isteri dan mengajar berenang.”
AI-Bukhari dan Muslim meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w, bersabda:
“Seorang yang berzina tidak akan berzina sedang kan ia seorang yang beriman. Seorang pencuri tidak akan mencuri sedang ia beriman dan seseorang tidak meminum arak sedang ia beriman.”
Muslim dan lain-lainnya telah meriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w.maksudnya:
“Dua golongan ahli Neraka yang tidak pernah aku lihat, suatu golongan yang mempunyai tongkat seperti ekor lembu yang digunakan oleh manusia untuk memukul, suatu golongan lagi wanita-wanita memakai pakaian tetapi seperti bertelanjang, suka memikat dengan Ienggang-lenggok, lemah-gemalai, kepala mereka seperti belakang unta. Mereka tidak masuk syurga malahan tidak mencium baunya sekalipun baunya boleh (didapati dari jarak begini (jarak yang dekat),”
Ini adalah beberapa hadith Rasulullah s,a,w. yang memberi saranan bernilai kepada manusia supaya berusaha dan bersifat istiqamah, menghindar diri daripada keburukan dan keruntuhan akhlak. Sudah menjadi lumrah sekiranya seorang anak dibesarkan dalam keruntuhan akhlak, personalitinya akan hancur lebur, jiwanya menjadi kompleks dan fizikalnya akan terdedah kepada berbagai-bagai bahaya penyakit.
Oleh itu para pendidik, terutama ibu-ibu hendaklah melengkapkan diri anak-anak mereka, sejak kecil lagi, dengan sifat-sifat yang teguh, rela menempuh kesusahan, menjauhi keburukan, berjuang untuk kebenaran dan mengamalkan akhlak-akhlak yang mulia. Mereka juga seharusnya menjauhkan anak-anak daripada perkara yang meruntuhkan sifat-sifat di atas dan membunuh akhlak-akhlak yang mulia, dan melemahkan fizikal dan mental mereka. Dengan itu, mental dan fizikal serta semangat mereka akan selamat dan kuat yang akan menjadi pendorong yang kuat untuk mencapai apa yang dicita-citakan.
Itulah asas-asas penting yang telah digariskan oleh Islam dalam membina pendidikan fizikal kepada anak-anak.
Sekiranya asas-asas yang telah disebutkan diberi perhatian sewajarnya maka anak-anak akan menikmati bimbingan dan didikan dengan teguh, segar dan sihat. Dengan itu anda telah menunaikan amanah yang telah dipertanggung jawabkan dan yang telah diwajibkan oleh Allah, kelak anda menemui Allah pada hari Kiamat dengan muka yang putih berseri bersama-sama para nabi, syuhadak dan orang-orang yang salih.
(Kitab rujukan dan panduan "Tarbiatul Awlad" Oleh Abdullah Nasih 'Ulwan)
-> ABAH & ATUK @ 11:46 AM
Saturday, December 1, 2007
Ujian hidup di Volgograd
Hidup ini satu ujian??
Pagi-pagi lagi sejuk sudah ku rasakan mencucuk ke dalam tulang. Jam hand phone, menunjukkan pukul 4.30pagi. Kalau diikutkan hati, tidur itu lebih nikmat dari mandi pagi tapi entah bagaimana aku dapat mengatasi nafsu untuk tidur itu lalu terus mandi dan bersiap sedia untuk solat subuh pada hari itu. Subuh memang awal disini. Pada pukul 5.30 sudah pun masuk waktu solat.
Setelah selasai menunaikan kewajipan seorang hamba yang sangat kerdil lagi bergantung pada Tuhannya. Aku lantas kedapur dan menyediakan zaftrak(breakfast) kerana perutku sudah mula mejerit-jerit untuk di isi dan jus gaster juga seperti tidak sabar-sabar lagi untuk memulakan tugasnya hari ini.
Pukul 7.15 pagi aku dan Aida, memulakan perjalanan untuk kekelas yang terletak di kampus utama di Square pavshikh bartsov. Kononnya aku ingin memanfaatkan sepenuh masa, maka aku pon membaca buku sambil menuruni anak tangga hostel kami. Satu, dua, tiga dan pada penrenggan keempat buku general-chemistry aku merasakan tubuhku hilang keseimbangan dan gedebuk, owh sakit nya belakang ku hanya tuhan yang tahu. Aku terjatuh menuruni 2 anak tangga sambil terduduk.Dapat ku rasakan formation of lebam di punggungku, namun ciptaan Tuhan itu memang mengagumkan. Lemak yang banyak terkumpul di bahagian punggung menyebabkan kecedaraan dapat dikurangkan dengan lebih effective. Selama ini ku sanggka lemak hanyalah penyebab kegemukan dan kegendutan adalah perkara yang sama sekali salah. Tanpamu wahai lemak, bagaimanalah kami ini dapat hidup di Negara yang beriklim sejuk seperti Russia ini. Teringat pula akan kak Atiqah, senior ku yang kini berada di hospital kerana kekurangan lemak yang memegang ginjal, menyebabkan ginjal beralih posisi. Subhanallah! Begitu besar peranan makhluk ciptaan Allah yang bernama lemak itu kepada manusia dan betapa lemahnya manusia. Hari ini buat pertama kalinya aku amat menyayangi lemak.
Malam itu dapat ku rasakan peritnya apabila aku duduk di atas lantai, sah memang lebam. Sedihnya aku kerana pergerakan ku kini agak terbatas dan tiada pula ibu untuk mengadu.
Malam itu apabila membaca surah kegemaran abah, almulk ayat ke 2
Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia manguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
Ayat ini benar-benar mengetuk pintu hatiku untuk berfikir, adakah jatuh dari tangga ini juga merupakan satu ujian untuk ku? Ah, alangkah sayangnya Tuhan kepadaku kerana apabila difikirkan semula hidupku ini alangkah banyak nikmat yang ku rasai berbanding dengan manusia lain. Aku dilahirkan bukan dalam sebuah keluarga miskin yang memerlukan aku supaya berkerja sejak kecil, membanting tulang empat kerat seperti kanak-kanak yang merempat di tepi jalan menunggu insan lain merasa simpati dan seterusnya memberi derma kepada mereka. Aku hidup dalam keluarga yang tidak kurang hartanya, tidak pernah pula dalam hidup ini aku tidak dapat makan kerana abah kekurangan duit, tidak mempunyai pakaian uniform sekolah kerana tidak mampu untuk membelinya malah apa yang aku ketahui abah merupakan “setengah jutawan” yang mempunyai beberapa ekar tanah di Penak, rumah yang bukannya satu dan besar-besar pula. Abah sudah merantau ke serata dunia kecuali Russia dan bakal menjalani ibadah haji untuk kali yang ketiga. Abangku pula merupakan businessman yang Berjaya, mempunyai nilai asset sendiri yang terletak di Bangi, menghadiahi aku sebuah laptop canggih dan terkini sebagai hadiah hari lahir.Aku juga mempunyai dua orang kakak doctor yang juga berada, berkhidmat di hospital serdang yang kini sedang didalam perjalanan menjadi doctor pakar ENTyang disegani Malaysia. Maka benarlah aku sebenarnya berada didalam keluarga yang berada. Pakaian ku cukup sejak kecil lagi dan tidak pernah pula abah tidak dapat membayar yuran persekolahan ku. Maka Allah sebenarnya tidak menguji aku dengan kekurangan harta.
Ibuku pula seorang wanita lembut, penyayang dan jelita yang kini tidak lagi bekerja demi anak-anak yang memerlukan tunjuk ajar dan perhatian ibu solehah supaya dapat membentuk peribadi muslimah sejati. Tidak hairanlah ibu boleh menghidap penyakit darah tinggi kerana mendidik anak-anak yang bukan sedikit dan tidak pula sama ragamnya. Tambahan pula ramai anak perempuan memanglah memerlukan kesabaran yang tinggi kerana bak kata pepatah Melayu, menjaga seorang anak perempuan itu lebih susah dari menjaga 10 ekor lembu. Aku memang bersetuju dengan pendapat itu kerana untuk membentuk seorang muslimah yang faham akan agama dan menjaga perbatasan aurat dan pergaulan yang telah ditetapkan Islam, memerlukan masa dan pengasuhan dari seorang ibu dan bapa yang mengambil berat terhadap agama. Kini aku dapat merasakan, apabila aku berada jauh diperantauan begitu banyak kalimah ibu dan abah yang teringang-ngiang, yang menjadi pegangan untuk memelihara agama didalam hati supaya sentiasa mekar dan subur. Maka sebenarnya ALLAH begitu penyayang kepadaku kerana mentakdirkan aku lahir didalam keluarga yang mempunyai ibu dan ayah yang memahami Islam. Sedih rasanya hati ini melihat rakan-rakan yang tidak bertudung dikepala kerana pokoknya kewajipan menutup aurat itu tidak diamalkan oleh ibu-ibu mereka ataupun ibu mereka tidak menekankan kewajipan itu. Maka ALLAH tidak membiarkan aku mencari sendiri hidayahnya tetapi aku mengenali ilah dengan hadirnya ibu dan ayah yang tidak jemu mengasuh. Allah, Engkau sayangilah kedua ibubapaku sebagaimana mereka menyayangi aku sewaktu aku masih kecil.
Maha Suci Allah.. Meneliti semula hidup ku yang lalu, masih segar dalam ingatan, sejak aku berada di darjah satu hingga darjah enam tidak pernah dalam sejarah aku masuk kekelas selain kelas pertama yang biasanya menempatkan anak-anak yang mempunyai kelebihan dari segi akal berbanding pelajar lain dan Alhamdullillah aku menamatkan darjah enamku dengan keputusan yang menggembirakan semua manusia terutamanya diriku dan ibu juga ayah dengan mendapat 5A. kemudian aku meneruskan lagi perjalanan ke sekolah Putrajaya1 dan sekali lagi Allah memberiku nikmat mendapat kegemilang dalam akademik 8A walaupun aku dapat merasakan bahawa aku bukanlah ulat buku yang berdamping dengan buku setiap masa, aku juga bukanlah pelajar yang bergitu terserlah didalam kelas, tapi akulah pelajar average yang mendapat kecemerlangan dalam peperiksaan. Aku percaya dalam menjawab exam dengan baik, apa yang perlu dilakukan ialah sentiasa menyiapkan kerjarumah yang diberi oleh cikgu dan juga memberi fokus ketika pembelajaran di dalam kelas.
Sejarah akademikku diteruskan di MRSM Taiping dengan mendapat keputusan SPM yang akhirnya melayakkan aku memijakkan kaki ke bumi Russia yang sedang mengalami inflasi ini. Maka benarlah sebenarnya ALLAH tidak memberikan ujian besar kepadaku terhadap kecerdikan yang manusia ukur melalui peperiksaan.
Melayari semula sejarah hidupku, selama aku bernafas ini tidak pernah sekali aku mendengar ada manusia yang mengejek fizikalku kecuali sedikit “gemuk”. Allah menciptakan aku seorang wanita yang tidak begitu rendah. Aku berdiri tidaklah setinggi wanita di Russia ini tetapi 160cm merupakan ketinggian purata di Malaysia. Tubuh pendek juga kadangkala menyebabkan inferior dalam dalam diri, maka aku tidak menghadapi kesulitan dalam hal ini. Walaupun badan ku sedikit berisi tetapi tidaklah pula aku layak dikatakan obes, Cuma aku tidaklah seramping adikku sakinah yang begitu mudah memakai apa sahaja jenis baju- semuanya tidak ketat. Namum badan ku yang berisi ini tidaklah pula menghalang aku untuk mempunyai secret admires. Ini membuktikan bahawa Allah tidaklah menguji ku dengan wajah atau fizikal yang memerlukan ketabahan untuk diharungi sepanjang hayatku. Memang perit juga kalau dilahirkan tidak cukup anggota contohnya tidak mempunyai hidung pastinya mereka memerlukan ketabahan yang tinggi untuk hidup. Sesungguhnya manusia memang memandang pada kecantikan kerana kecantikan itu satu perhiasan yang kadangkala melalaikan dan merupakan satu ujian ALLAH kepada hambanya.
Sejak di Taiping lagi aku bukanlah tidak berjawatan lansung, sekurang-kurangnya apabila namaku disebut, pelajar batch aku mengenali aku mungkin juga kerana namaku yang agak berlainan dengan nama tipikal orang Malaysia. Syukur kepada Allah kerana member ilham kepada mum and dad untuk memilih nama itu bagi diriku. Tetapi aku tidaklah amat dikenali oleh semua guru-guru seperti kakakku Huda yang merupakan BWP yang juga top-scorrer di maktab dan memang dikenali oleh guru-guru even pengetua Pn Shaariah, dan Izzah adikku yang nampaknya seperti bakal memeggang jawatan BWP disekolahnya apabila form5 nanti. Aku adalah pelajar yang terkenal dikalangan sahabat-sahabat sahaja dan cukup untuk dikenali oleh senior-senior. Aku bukanlah pelajar yang lansung terpinggir dan tidak popular langsung kerana aku ada juga melibatkan diri dalam pertandingan merentas desa, chess, hafazan dan juara untuk thesis dimaktab yang dirangkul bersama Athirah dan Nurul. Tedapatlah juga beberapa guru yang mengenali aku. Aku mempunyai kawan yang berasa susah hati kerana tidak dikenali oleh batch sendiri, tapi aku Alhamdulillah so far tidak menemui perasaan sussah hati itu kerana aku dikenali la jugak. Maka sebenarnya ALLAH tidak menguji aku dari sudut kekurangan popularity dan pangkat.
Inilah yang aku syukurkan, semuga diredhai dan disayangi ALLAH, kerana hidupku seperti sangat cukup dan dalam keberkatan nikmat. Bukti ALLAH menyayangi hambanya adalah dengan memberi ujian kepada hambanya itu. Aku diuji dengan kenikmatan supaya aku menjadi seorang hamba yang sangat bersyukur kepada ALLAH, Alhamdulillah. Kekasih ALLAH nabi Muhammad PBUH diuji sejak kecil lagi kehilangan ayah sebelum dilahirkan, kemudian kematian orang yang disayangi dan tempat bergantung berturut-turut sejak kecil lagi. Ketika baginda berumur 2tahun tiada ibu kemudian kehilangan datuk yang dikasihi, dan akhirnya membesar dengan pakcik baginda. Dalam hidup baginda tidak pernah makan dengan kenyang seperti mana aku. Dalam hidupnya baginda menikmati buah tamar dan roti keras, tidak seperti aku yang dapat merasakan roti gardenia yang enak dimakan begitu saja. Malamnya baginda berbantalkan tangan dan beralaskan pelepah tamar. Baginda penuhi malam dengan sujud kepada ALLAH sehingga bengkak kaki suci itu. Hidup baginda penuh ujian-ujian berat diherdik dihina dan diperangi kerana menyeru kalimah lailahaillallah kepada manusia. Dibaling batu dan najis kerana memberitahu manusia tentang Islam. Abu jahal meletakkan usus bangkai unta diatas belakang baginda ketika manusia agung itu sujud. wahai Muhammad kekasih ALLAH! kaulah idola ku TAPI mengapa hidupku begitu antonym dengan sejarah hidupmu? Aku ingin sekali menjadi pengikutmu di akhirat kelak memenuhi barisan belakang mu dipadang mahsyar bersama Abu Bakar dan Umar, Uthman dan Ali. Khadijah dan Fatimah, Hasan dan Hussin tapi mereka semua menderita dalam hidupnya mengharungi segala ujian dengan ketabahan dan keredhaan terhadap ujian Mu sekali pun berat. Matinya Umar, ditikam pembelot, Uthman ketika sedang membaca Al Quran dan Ali ketika peperangan. tapi aku standingkah hidupku dengan mereka untuk bersama berdiri di barisan yang sama???
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Ya Tuhan kami janganlah engkau hukum kami jika kami terlupa atau tersalah. Ya Tuhan janganlah engkau bebankan kami sebagaimana Engkau bebankan orang sebelum kami. Ya Tuhan janganlah engkau pikulkan kami dengan perkara yang tidak sanggup kami memikulnya, beri maaflah kepada kami dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.(al-baqaah:284-286)
Nulilan Casey.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Renongkan kata-kata ini.
1. “Jagalah Allah, nascaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah nescaya kamu mendapatiNya di hadapan kamu (dengan pertolonganNya), Jika kamu meminta, mintalah kepada Nya dan jika kamu memohon pertolongan, mohonlah kepadaNya. Ketahuilah seandainya semua manusia berfakat memberimu sesuatu manfaat, nascaya mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali terhadap apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan andainya mereka berfakat menimpakan bahaya atasmu, nascaya mereka tidak akan dapat melakukannya, kecuali terhadap apa yang telah ditetapkan Allah atas dirimu”
2. Lukman al Hakim mengatakan:
“Kita dapat mengenal orang pada tiga keadaan, tidak dapat diketahui orang pemaaf melainkan ketika dia marah, tidak dapat diketahui orang yang berani melainkan ketika dia berjuang dan tidak dapat diketahui seorang sahabat, ketika kita dalam kesusahan.”
3. Prof Dr. Hamka
“Orang yang tidak suka menghormati orang lain, adalah orang yang tidak terhormat, sedangkan orang yang dihinakan itu belum tentu dia akan hina, tetapi perbuatan menghina orang itu sudah menjadi bukti atas kehinaan diri nya”.
“Orang yang jatuh itu belumlah dapat dikatakan kalah atau gagal dalam perjalanan hidupnya, tetapi yang dikatakan kalah dan gagal itu ialah orang yang jatuh tetapi tidak mahu bangkit kembali”
“Yang kita takuti bukanlah kejatuhan orang yang berpangkat daripada pangkatnya, dan bukan pula orang kaya dari kekayaannya, tetapi yang amat ditakuti ialah kejatuhan budi dari sesaorang”
4. Kesenagan hati dan ketenagan jiwa adalah lebih berharga daripada kesenganan kerana pangkat dan kekayaan yang melimpah ruah.
5. Apabila manusia tidak memerdekakan jiwanya daripada harta benda, maka harta benda yang dimilikinya itu akan menguasinya.
6. Tidak ada yang lebih berguna selain daripada kebenaran. Bakhil dan berdusta adalah kejahatan lagi buruk, diam adalah ibadah.
7. Generasi masa kini menggangap para orang tua itu bodoh, kerana meraka telah menjadi orang pandai. Akan tetapi anak cucu dari generasi masa kini juga akan mempunyai anggapan demikian nanti terhadap orang tua mereka yang sekarang menjadi generasi muda.
8. Kalau anda berhasil mengubah suatu masalah itu menjadi suatu peluang baik untuk di ambil menfaatnya, maka anda akanmemperolehi keuntungan yang tidak terbatas kemungkinannya.
9. Al Hadith;
“Kalau anda marah sedang berdiri, hendaklah duduk, kalau anda masih marah juga, hendaklah berbaring, kalau anda masih marah juga, bangunlah dan pergi mengambil wudhuk, kerana marah itu adalah dari syaitan, dan syaitan berasal dari api dan api takut kepada air.
Semuga anda menjadi hamba yang bersyukur kepada ALLAH s.w.t.
-> ABAH & ATUK @ 11:32 AM 1 comments